6. Nerd?

2.6K 381 62
                                    


Lisa berjalan terburu-buru, tak peduli dengan cemoohan yang dia dapat dari murid-murid yang tadinya menatapnya biasa saja bahkan ada yang tak segan menyunggingkan senyumnya kini mereka dengan berani menatap Lisa tajam dan seolah ingin memakannya hidup-hidup.

Semua itu berawal ketika dia mencoba berbicara pada Mino yang kerap menghindarinya, Lisa ingin semuanya jelas dan Mino dengan dinginnya hanya menatap Lisa dan pergi. Lisa kesal, dia menarik Mino keras sehingga membuat Mino tersungkur, dan disanalah semua orang menyalahkan Lisa atas absennya Mino dari tim Basket untuk menghadapi kejuaraan antar sekolah minggu ini.

Ini adalah hubungan pertamanya dan Lisa tidak mau hubungan ini hanya sebatas permainan Mino saja. Bukankah ketika bermain layangan dan mencoba untuk menerbangkannya juga butuh pengorbanan? Bahkan tak sedikit ada tangan yang terluka karna senar, dan setelah berhasil terbang mereka akan berusaha menjaga keseimbangannya agar tak putus bukan? Jikapun putus pasti akan dikejar kembali.

Tapi Mino berbeda, setelah dia berhasil memperjuangkan perasaanya dan meyakinkan Lisa. Dia tak sedikitpun berusaha menjaga hubungan itu dengan baik. Bahkan mungkin dia akan sangat senang jika Lisa yang melepaskan diri.

"Lisa.!" Teriak Jennie seraya berlari.

Lisa terduduk diujung tangga yang menghubungkan lantai 1 yang berisi kelas 10 dan juga lantai 2 dimana kelasnya berada, kelas 11-A. Lama dia terdiam, menatap ujung sepatunya dengan tatapan kosong. Perasaan Lisa kacau, dia menyesal telah menghapus prinsip yang telah dia pegang belasan tahun ini.

Ternyata benar, Cinta hanyalah jembatan yang menghantarkannya pada kesakitan tak berujung.

**

Jennie terengah, langkahnya terhenti ketika melihat Lisa yang hanya terdiam diujung tangga dengan tatapan kosong. Hatinya sakit ketika melihat sahabat kesayangannya terlihat menyedihkan seperti itu, Jennie harus melakukan sesuatu.

Yah, hatinya bertekad akan melakukan sesuatu untuk Lisa. Dengan cepat Jennie menarik tangan Lisa dan menyeretnya kembali ketengah lapangan basket lalu menghempaskan Lisa pada tubuh Mino yang kini sedang berdiri. Lisa meringis ketika tubuhnya membentur tubuh tegap Mino, Jennie terlihat kaget juga namun dia kembali menetralkan mimik wajahnya dan menatap Mino tajam.

Kejadian itu kini membuat lapangan basket yang tadinya sepi karna anak basket telah menyelesaikan latihannya kini menjadi riuh kembali. Banyak diantara mereka mengabadikan moment itu dengan memvidio, ada juga yang berbisik penasaran apa yang akan Jennie lakukan.

"Dia pacar lo kan?"

Mino menaikan sebelah alisnya dan menatap Jennie malas.

"Jawab, taik.!!"

"Apa?"

Jennie tersenyum miring, "Udah brengsek, budek lagi.!"

"Maksud lo apa?" Sinis Mino yang tersinggung karna ucapan Jennie barusan.

"Maksud lo apa deketin Lisa terus lo pacarin, setelah berhasil lo telantarin dia gitu aja, hah?"

Mino hanya tersenyum miring. "Urusan lo apa? Lisa aja gak komplen.!"

"Justru itu, dia terlalu lemah buat marahin lo kaya gini. Jadi anggap aja gue yang wakilin dia, dia sahabat gue. Lo lupa?"

"Persetan sama sahabat.!"

"Banci.!"

Mino membulatkan matanya, dia melangkah maju mendekati Jennie dan bersiap melayangkan tangannya untuk menampar Jennie.

[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLETED ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang