Berkali-kali Lisa meng-lap keringat di telapak tanganya, jantungnya sudah berpacu begitu cepat. Jika bukan karena jaraknya yang sedikit jauh dengan Hanbin——yang kini telah berjalan dua langkah didepanya——mungkin pria itu akan mengetahui seberapa gerogi nya Lisa saat ini.
Matanya menjelajahi setiap inci dari rumah besar tersebut, dari awal kaki nya menginjak keramik di teras tadi juga sampai melangkah masuk kedalam pintu utama Rumah mewah itu.
Lisa sedikit ternganga, dia tau Anggoro bukan lah pengusaha biasa. Rumah nya bahkan tidak sampai dari satu per-empat mansion ini. Sangat berbeda. Jika rumahnya saja sudah membuat nyali Lisa ciut, bagaimana dengan penghuni nya nanti. Sepasang suami istri yang sering dia lihat di koran bisnis mingguan. Benar-benar membuat Lisa merasa merasa, malu juga marah.
Yah, marah pada Hanbin yang malah berjalan cepat didepan Lisa. Tidak tahu kah pria itu bahwa Lisa sedang gegana? —Gelisah Galau meraNa.
"Lama." decak Hanbin lalu meraih tangan Lisa, menggenggam erat tangan itu lalu membawanya semakin dalam pada mansion mewah Anggoro.
"Bin. Nanti kalau mami sama pap—"
"Apa? Jangan ngehayal yang nggak-nggak lagi, hadapin dulu. Jangan nething dulu, kebiasaan."
Lisa mengerucutkan bibirnya, tanpa sadar langkahnya sudah sampai pada ruangan mewah yang terdapat meja panjang juga kursi-kursi berjejer disampingnya. Wah, apa jumlah penghuni rumah ini banyak?
KAMU SEDANG MEMBACA
[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLETED ] ✔
Teen FictionCover Fanart cr.by Pinterest. ---- Lisa fikir Lelaki itu adalah penyelamatnya namun kenyataan mengatakan lain, dia hanya menjadikannya sebuah alat untuk berbalas dendam. ©Copyright - pjy1106 2019 #6 in kimhanbin #225 in teen #67 in ikon #53 in june ...