24. YOU'RE MINE !

2.3K 273 34
                                    

Hay apa kabar ? Hehe

-----------

Pernah mendengar tentang cinta datang karena terbiasa ?

Mungkin kata-kata tersebut sudah sangat tidak asing di telinga kita, begitupun dengan kedua manusia yang kini tengah asyik berbincang disebuah ruangan yang sudah menjadi tempat favorite nya-basecamp.

"Lo jelek banget sa, kurus hahaha"

Ejekan Hanbin membuat Lisa merenggut, dia tidak terima lantas tanganya dengan bebas menarik jambul lelaki itu kencang.

"Kak ishhh kesel aku, gak boleh bodyshamming gitu dong !"

"Aduh-duh Lis, woy sakit anjir gak gini juga barbar amat." rengek Hanbin sembari berusaha membebaskan rambut dari cengkraman kuat jemari Lisa. Lisa terkekeh menatap ekspresi kesakitan Hanbin, sebelum melepaskan jambakan nya dengan jahil, Lisa mendorong Hanbin sampai terjungkal dibawah sofa.

Brak~

"Anjir !" pekik Hanbin.

"Hahahahahahahaha rasain, makanya jangan body shamming terus dong gini-gini juga bikin Mino galau kan huh?" angkuh Lisa. "....bikin kakak emosi juga kalau aku deketan sama cowo lain." lanjutnya dengan suara lebih pelan takut-takut Hanbin mendengarnya.

"Apa ?"

"Nggak!"

"Ngomong apa sih ?"

"Kalau aku bilang nggak ya nggak !" tegas Lisa, dia menggigit bibir bawahnya dan beranjak dari sofa, namun belum sempat dia melangkah tanganya sudah lebih dulu dicekal oleh Hanbin.

Dengan sigap dan lembut, Hanbin menarik tangan mungil itu dan merengkuh badan kecil Lisa di pangkuannya.

Deg~

Lisa menelan ludah, hal seperti ini memang sudah tidak asing. Bahkan dia sempat berada di posisi paling intim dengan Hanbin, namun entah kenapa seberapa sering mereka seperti itu namun tetap saja Lisa selalu gugup jika berada di posisi ini sekarang.

"Ngomong apa tadi hm ?" tanya Hanbin lembut namun menggambarkan sebuah keharusan untuk Lisa menjawabnya dengan jujur. Lisa terdiam beberapa saat, tangan Hanbin terulur menyingkap rambut Lisa yang sedikit menghalangi wajah cantiknya itu.

"Ng-gak kak aku gak ngomong apa-apa." cicit Lisa.

Hanbin menampilkan smirk dari sudut bibirnya, mendengar jawaban yang tidak memuaskan dari bibir Lisa membuat Hanbin semakin penasaran.

Tangan nya meraih dagu wanita itu, menariknya pelan membuat Lisa mau tak mau membuka setengah mulutnya, matanya dengan sedikit takut melirik Hanbin sementara Hanbin masih setia menatapnya dengan senyuman iblis khas miliknya.

"K-kak.."

"Hm ?"

Lisa kembali menelan air liurnya, sekilas dia memejamkan matanya mengumpulkan keberaniannya untuk melawan Hanbin disaat seperti ini, namun sayang Hanbin terlalu arrogant dan Lisa akui, dia tidak bisa mengalahknya.

"Jadi ?" tanya Hanbin, jari jemarinya mengusap bibir ranum Lisa. Tatapanya meneduh, sial Hanbin tergiur dengan bibir tebal milik wanita itu.

"Lis, can I ?" gumam Hanbin, didekatkan wajahnya pada Lisa. Dengan nafas yang berat Hanbin berhasil menempelkan bibir tebalnya di bibir wanitanya itu, sementara Lisa dia mematung dan meremas kaos tipis miliknya seakan kesadaran nya telah hilang sesaat Lisa mengerjapkan mata berkali-kali.

"Kak !" tangannya mendorong bahu Hanbin, dia menutup bibirnya dan menggeleng pelan. "Nggak kaya gini harusnya" ucapnya takut-takut.

Hanbin tersenyum malu, dia mengusap paha Lisa sekilas. "Oke, sorry." jawabnya santai, tanganya meraih rokok yang sempat dia nyalakan tadi dan menghisapnya tanpa malu didepan Lisa yang masih berada dipangkuanya.

"Kak, gak usah sebat terus dong. Gak sayang sama badan ?"

Hanbin terdiam, dia menghembuskan asapnya asal lalu membasahi bibirnya dan menatap Lisa intens.

"Gue sayang nya sama lo. Gimana ?"

Hening.

Lisa mengerjapkan mata berkali-kali, menajamkan telinganya takut-takut dia salah mendengar.

"Bego!" ucap Hanbin pelan, dengan sekali gerakan Hanbin mengangkat tubuh Lisa dan mendudukanya kembali di sofa, dia berbalik menghadap Lisa, mencondongkan badanya menghimpit tubuh mungil Lisa.

"Besok-besok, kalo ada yang tanya lo punya siapa ? Bilang aja LISA punya nya Hanbin, ngerti ?"

"Gak. Mana boleh kaya gitu, aku loh masih punya Ayah sama Bunda. Gak gak, kak Hanbin suka ngasal ya kalo ngomong!"

Lisa mencoba melepaskan tubuhnya dari himpitan Hanbin namun nihil, tenaganya tidak lebih kuat dari Hanbin.

"Dengerin gue, mulai sekarang Lisa punya Hanbin. Lisa pacarnya Hanbin, ngerti ? Gue gak butuh lo ngerti apa nggak sih, dan gue gak suka penolakan !" tegas Hanbin.

Lisa semakin membelalakan matanya, apa-apaan ini ? Selalu saja Hanbin dengan sikap seenaknya itu membuat Lisa benar-benar tak habis fikir. Ya memang, Lisa nyaman dengan Hanbin dia merasa aman jika berada didekat Hanbin. Tapi Lisa tidak bisa jika seperti ini, menuruti keinginan Hanbin yang bahkan Lisa sendiri tidak tahu apakan Hanbin serius dengan kata-katanya ? Apakah perasaan Hanbin memang untuknya ?

Tidak, Lisa tidak ingin kembali terjatuh di lubang yang sama. Cukup Mino saja yang bisa membuatnya merasakan sakit luar biasa, tapi Hanbin jangan.

Bukan maksud begitu, Lisa hanya tidak ingin hubungan pertemanan yang telah dia bangun kacau hanya karena sikap brengseknya Hanbin jikalau nanti tanpa sengaja Hanbin menyakitinya. Tidak,

"Aku cuma gak mau benci sama kamu, bin" batinya.

Lamunannya buyar ketika benda kenyal kini telah bergerak lembut dibibirnya, Lisa terpaku menatap Hanbin yang kini sedang memejamkan mata dan terus melumat bibir ranum miliknya.

Lisa melenguh kala merasakan lidah Hanbin memaksa masuk kedalam mulutnya, jantungnya semakin berdetak. Lisa tidak habis fikir bagaimana bisa Hanbin dengan mudah membuatnya seperti ini ?

Perlahan namun pasti, Lisa memejamkan matanya dan mulai mengikuti permainan itu. Keduanya terbuai oleh sentuhan-sentuhan yang mereka ciptakan.

Persetan dengan kata-kata Hanbin tadi, Lisa hanya perlu mengikuti alurnya. Jika lelaki itu menginginkan Lisa menjadi miliknya, kenapa tidak ? Lisa bahkan dapat merasakan kenyamanan jika berada bersamanya, kenyamanan yang dia tidak bisa dapatkan dari lelaki lain.

"Akhh~" pekik Lisa.

Hanbin dengan wajah sayu nya menatap Lisa, mengusap bibirnya yang sedikit luka karena ulahnya.

"Sorry, gue gak sengaja." cicitnya.

"Sabar dong." rengek Lisa sembari mengusap-usap bibirnya merasaka sedikit perih disana.

Hanbin hanya tersenyum simpul dan merengkuh kepala Lisa didekapanya.

"Uduuu adek manis, gemes banget kalo udah ngerengek begitu." godanya.

"Kak ih ! Lepaaaasss"

"Sstt lima menit aja kaya gini...." sembari mengeratkan pelukanya, smirknya muncul. Dia mendekatkan bibirnya pada Lisa bersiap membisikan sesuatu.

"......sampe adek gue balik tidur, bahaya"

"HEH !'

"Hahahahahahahaha"

- TBC -

Maafkan saya yang menghilang tanpa kabar 🙏
Happy reading.

[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLETED ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang