Dont forget vote dulu ya sebelum lanjut baca.💕
------------
Gadis itu terdiam, matanya menerawang pada kejadian beberapa hari ini. Kejadian yang sebenarnya tidak pernah diduga-duga, Lisa meringis.
"Kok bisa sih !" geram nya dengan tangan yang dengan bebas memukul kepalanya berkali-kali.
Dia ingat sekali, tatapan tajam Hanbin yang arrogant dan menuntut malam itu. Sebenernya Lisa tidak takut dia hanya terbawa pada suasana yang mereka ciptakan berdua.
Hatinya mencelos saat kiasan balik perkataan Hanbin yang tak sengaja terputar di fikiranya.
"Nikmatin aja dulu, gak ada yang tau takdir bakalan gimana."
Fuck.
Tanganya mencengkram kuat sprei kasur, dia merutuki kebodohanya. Bagaimana bisa dia menganggukan kepalanya ketika dia saja tidak tau lelaki itu benar-benar serius atau tidak.
Lisa berdiri, sedikit meringis merasakan linu di area 'itu' . Mematung didepan pantulan kaca, sedikit mendongakan kepalanya menampilkan leher mulusnya yang memang sedikit tidak terlihat mulus lagi-ada bercak merah disana.
"Gak usah diliatin terus nanti juga ilang."
Lisa menoleh, terlihat lelaki yang sedari tadi berjalan-jalan difikiranya kini sedang terdiam diambang pintu. Melipat kedua tanganya didada serta menatap Lisa dengan tatapan datarnya yang memang tanpa disadari, Lisa selalu terpesona akan itu.
"Mau sekolah gak ?"
Dengan cepat Lisa mengangguk, dia berjalan sedikit terburu-buru mengambil tas ransel dan hoodie nya. Namun...
"Aduh~"
"Kenapa ?"
Lisa menggelengkan kepalanya cepat, dia berjalan pelan ke arah Hanbin. Sementara Hanbin, dengan kening berkerut dia menatap Lisa dengan teliti.
"Ayok bin."
Hanbin menghela nafas berat. "Masih sakit ?" pertanyaan simple itu langsung dimengerti Lisa, cewek itu menggeleng dan menampilkan senyuman khas nya. "Sorry, gue gak tau kenapa bisa kasar kaya gitu." lanjut Hanbin, tanganya mengelus puncak kepala Lisa.
"Enggak kok bin, cuma sedikit agak aneh aja ini."
"Iya gue tau. Sorry"
Lisa mencubit perut Hanbin gemas, kenapa lelaki ini selalu mengatakan maaf maaf dan maaf ? Bukankah dia melakukan hal 'itu' atas dasar persetujuan dari keduanya ?
"Aku gak suka ya kalo kamu masih aja minta maaf kaya gini."
Hanbin tertawa. "Oke, lain kali janji gak akan kasar lagi."
Dengan kerlingan jahil nya, lelaki itu berhasil membuat wajah Lisa memerah.
"Dih apa sih, kepedean banget aku bakalan mau lagi."
"Hahahaha nanti juga gue ajakin lo bakalan ngangguk."
"Bin !"
"Iya sayang ?"
"Bacot tau gak sih kamu, mingkem dulu ada Bunda dibawah!"
Hanbin terkekeh, dia melingkarkan tanganya dipinggang Lisa. Sedikit mendekatkan mulutnya pada telinga cewek itu santai.
"Bun anaknya nakal nih, udah bisa desah desah."
"Hanbin !" teriak Lisa kesal. Hanbin hanya tertawa dan melenggang pergi menghampiri Dara yang sedang berkutat menyiapkan sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLETED ] ✔
Teen FictionCover Fanart cr.by Pinterest. ---- Lisa fikir Lelaki itu adalah penyelamatnya namun kenyataan mengatakan lain, dia hanya menjadikannya sebuah alat untuk berbalas dendam. ©Copyright - pjy1106 2019 #6 in kimhanbin #225 in teen #67 in ikon #53 in june ...