Satu minggu setelah pernyataan yang June dan Yoyo katakan, kini Lisa dan Hanbin bahkan tidak saling menyapa. Ada jarak diantara mereka yang sungguh rumit untuk dijelaskan, Lisa dengan kepolosannya yang selalu mencoba terus mencari celah agar dapat berbicara pada Hanbin kembali, dan Hanbin dengan keangkuhanya hanya bisa memandang Lisa sinis dan pergi tanpa menyapa sama sekali.Perilaku kedua nya kian membuat Jennie dan kedua sahabat karib dari Hanbin tidak mengerti, tetapi itu merupakan sebuah kesempatan emas bagi Mino.
Yah, sampai saat ini Mino bahkan tidak pernah berhenti berusaha mendapatkan Lisa kembali.
Kita belum berpisah.
Selalu kalimat itu yang dia katakan, membuat Lisa benar-benar sudah muak untuk mendengarnya berkali-kali.
Terbukti, lihat saja saat ini bahkan Mino dengan tidak tahu malunya terus saja menggoda Lisa, membujuknya dengan semua makanan yang bahkan Lisa masih bisa mampu membelinya.
"Apasih no, lo tuh beneran tebal muka banget ya ! gue curiga muka lu terbuat dari kulit badak apa kadal ?" gerutu Jennie, ia menarik Lisa agar pergi dari kantin berniat menghindari Mino yang selalu mengganggu mereka. "....STOP MINO !!" jerit Jennie kala Mino ikut berdiri dan membuntuti keduanya.
Mino mengacuhkan ocehan Jennie ia hanya fokus pada Lisa yang sedari tadi hanya diam. Ya, fokus Lisa saat ini hanya ada pada Hanbin.
Apa Hanbin marah ?
Apa dia benci sama gue ?
Tapi kenapa juga gue fikirin."Lis, bareng sama gue ya ?" pinta Mino, Lisa tersentak ketika pundaknya kini diremas sedikit kuat oleh Mino. Ia meringis dan mencoba melepaskan cengkramanya itu.
"Oppa, sakit." rintih Lisa, Mino tersenyum manis, sangat manis. Ia mendekati Lisa, sengaja menempelkan pipinya pada pipi Lisa, "Gue gasuka ditolak lis." bisiknya sembari menyeringai.
Lisa hanya menghela nafas, ia menarik tangan Jennie dan berjalan cepat menuju kelas.
---
"Si item masih belum nyerah tuh bin." celetuk June seraya menepuk bahu Hanbin, ia duduk di meja dlberhadapan dengan Yoyo yang kini sedang sibuk dengan komik hentai favorite nya itu.
Yoyo menutup komiknya dan menatap Hanbin malas. "Heh tomket, ini permainan lo dan belum selsai. Masa lo udah nyerah ?" Hanbin tidak memperdulikan perkataan Yoyo, ia tetap memejamkan matanya entah apa yang ia fikirkan saat ini, tapi itu semua cukup membuat mood dia berantakan.
"Ya lagian sosoan bikin rencana kaya begini mampus kan lo sendiri yang kejebak sama perasaan lo..." cerocos june seraya melempar hoodie yang menggantung sedari tadi dipinggiran kursi, "...tolol sih!" lanjutnya.
Hanbin masih saja terdiam, tidak dia tidak sepenuhnya terdiam karena saat ini begitu banyak kalimat yang ia ucapkan dalam hati. Hanbin hanya terlalu malas berbicara pada kedua kurcaci yang sedari tadi mengomporinya terus menerus.
Ia sedikit bingung, apakah dia jatuh cinta ?
Tapi cinta tidak seperti ini, katanya.Dia dan Lisa baru beberapa minggu saling mengenal, perkenalanya yang tidak direncanakan sama sekali. Baginya, perasaan suka cinta bahkan sayang tidak akan mungkin secepat itu, dia tidak percaya dengan perasaan instan seperti itu.
Tapi mengapa dia marah ?
Kenapa dia tidak menyukai ketika Mino bahkan lelaki lain yang mencoba mendekati Lisa ?Apa karena saat ini Lisa adalah kekasihnya ?
KAMU SEDANG MEMBACA
[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLETED ] ✔
Teen FictionCover Fanart cr.by Pinterest. ---- Lisa fikir Lelaki itu adalah penyelamatnya namun kenyataan mengatakan lain, dia hanya menjadikannya sebuah alat untuk berbalas dendam. ©Copyright - pjy1106 2019 #6 in kimhanbin #225 in teen #67 in ikon #53 in june ...