10. First

3.4K 392 53
                                    


Buuughh~

Hanbin tersungkur menimpa sofa setelah dia melangkah mendekati Lisa namun dengan sekuat tenaga Lisa mendorong Hanbin dan berakhir mencium sofanya.

Lisa juga tidak mengerti mengapa dia melakukan itu, otaknya tiba-tiba seakan merespon hal bahaya yang akan menimpa dirinya. Terlebih perkataan Hanbin itu seakan-akan membuat insting negatif Lisa semakin bertambah.

"Lo gila.!"

Hanbin menatap Lisa tajam, Lisa hanya terpaku. Hanbin kembali berdiri dan mendekati Lisa, lama dia menatap Lisa membuat Lisa risih dan melangkah mundur.

Smirk diwajah Hanbin muncul, dia berdecak dan kembali meraih rokok dan menghisapnya.

"Gimana lo mau naklukin si Mino kalo dideketin kaya gitu aja udah ketakutan kaya gini."

"Aku....aku cuma---"

"Takut? Hahahaha gue bener-bener gak habis fikir dijaman sekarang ada cewe yang polos banget kaya lo."

"Kak, aku bisa usaha buat deketin Mino tanpa harus kenal sama hal kaya gitu. Skinship didalam hubungan gak wajib juga kan?"

Hanbin tertawa, dia membalik badannya dan menatap Lisa.

"Lo fikir Mino ninggalin lo dan selingkuh sama pacar gue itu kenapa?"

Lisa terdiam.

"Gak bisa jawab kan lo? Cowo kaya Mino tuh gak bisa pacaran sehat, minimal ciuman sampe grepe-grepe. Dan selama ini lo pacaran sama dia gak pernah lakuin itu semua, dan lo harus tau kenapa Mino cari kepuasan sama cewe lain dan selingkuh dari lo. Karna cewe sendiri gak bisa muasin hasrat dia sebagai lelaki."

"Fikiran semua lelaki emang sama cuman terpaku sama selangkangan dan dada. Gak heran sih aku, karna di zaman sekarang nafsu itu selalu dinomor satukan, gak pernah ngandelin otak. Selagi itu bikin mereka puas mereka gak akan mikir kalo yang mereka lakuin itu bener-bener bikin jiji. Dan aku ngerti sekarang kenapa banyak banget sebutan brengsek sama cowo kaya gitu karna sekarang aku udah liat dan denger sendiri kalo emang cowo tipe kaya kakak tuh brengsek."

Hanbin menggeram, dia menatap Lisa tajam. Lisa berbalik dan bersiap untuk pergi namun cekalan dipergelangan Lisa membuat Lisa berbalik kembali dan meringis merasakan sakit.

"Kak sakit."

"Lo bilang apa?"

Lisa menggeleng.

"JAWAB.!!"

"Breng----"

Cup~

Lisa terdiam, Hanbin menempelkan bibirnya pada bibir Lisa. Mengecupnya beberapa kali namun Lisa tetap terdiam dan semakin merapatkan mulutnya agar tak terbuka. Lisa mencoba mendorong dada Hanbin namun kekuatannya tak bisa membuat Hanbin kalah.

Tangan Hanbin mengepal, dia kesal karna Lisa tak kunjung membuka mulutnya. Dia merasa harga dirinya tercoreng karna baru kali ini ada wanita yang bisa menolak ciuman dari Hanbin ketika semua wanita memintanya untuk bercinta.

Hanbin melepas tautan bibirnya, tanpa menjauhkan wajahnya dari Lisa, Hanbin menatap Lisa dengan tatapan begitu teduh. Lisa sedikit terpana, dadanya berdetak cepat mendapat tatapan seperti itu.

"Lo gak pantes ngomong kasar kaya gitu."

Lisa tak mampu berbicara, menatap mata Hanbin rupanya lebih menarik minatnya.

"Gak gosok gigi lo?"

Deg!!

"Hah?"

Cup~

[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLETED ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang