Tak pernah terbayangkan sedikitpun oleh Lisa tentang dia yang akan masuk kedalam sebuah rencana gila seperti ini. Kesakitannya yang telah berhasil membuatnya terjerumus dan bersangkutan dengan manusia paling menyebalkan yang pernah ia temui.Ia tak menyesal, toh dengan seperti ini ia bisa membuat Mino merasakan bahwa kehadiran Lisa tak bisa dianggap sepele seperti itu. Yang disesali satu-satnya adalah kenapa harus melewati Hanbin? Hanbin dengan sikapnya yang semena-mena dan menyebalkan seperti itu membuat Lisa kadang ingin sekali menancapkan kuku-kuku panjangnya pada kulit halus milik lelaki itu.
Seperti sekarang ini, ditengah malam seperti ini Lisa mau tidak mau harus menghentikan taxi dan menuju kesebuah tempat yang Hanbin beri tau lewat pesan tadi. Lagi-lagi Lisa tak bisa menolak ketika Hanbin menyuruhnya untuk pergi.
Sesampainya ditempat yang ditujunya, Lisa terdiam ketika melihat lampu kerlap-kerlip dan samar-samar mendengar suara musik dari dalam gedung. Ia menghela nafas ketika tau bahwa tempat yang ditujukan Hanbin padanya adalah tempat dimana muris sekolah menengah sepertinya tak diijinkan masuk. Lisa merogoh ponselnya malas, menyentuh layar ponselnya dan menempelkannya pada telinga.
"Hallo, Kak ini aku udah didepan."
"......"
"Gak bisa, aku gak akan boleh masuk orang masih sekolah juga."
"......."
"Yauda iya."
Ia mendengus sebal dan memasukan ponselnya pada saku switer tebalnya. Lisa berdiri dipinggir jalan sesekali dia melihat wanita cantik dengan gaun mini masuk dan keluar dari gedung itu. Lisa sedikit meringis ketika dia sadar bahwa apa yang dia kenakan menjadi bahan ejekan dari semua wanita itu. Bagaimana tidak, Lisa hanya memakai celana jeans panjag serta switer kebesarannya juga tanpa makeup sedikitpun. Pantas saja wanita itu terlihat tertawa ketika melihat Lisa.
"Bodo ah, lagian gue gak akan masuk ini." Gumamnya.
Tak lama kemudian sebuah tepukan dipunggung Lisa membuat Lisa sedikit tersentak. Ia menghela nafas lega ketika melihat Yunhyeong berdiri tak jauh darinya.
"Yu masuk." Ajaknya.
Lisa menggeleng cepat. "Enggak kak, aku kesini cuman mau ketemu Kak Hanbin. Tadi dia telpon nyuruh aku kesini."
"Hanbin didalem, yu."
"Enggak deh, kak bisa gak kak Hanbin nya yang kesini aja? Lagian aku gak akan mungkin bisa masuk kesana, belum legal." Cengir Lisa.
"Enggak apa-apa, yuu Hanbin udah nunggu."
"Malu kak, aku udah kaya mau tidur bukan masuk kesitu. Gak liat baju yang aku pake? Takutnya bikin malu kalian."
Yunhyeong menatap Lisa dari atas sampai bawah, dia tersenyum simpul dan menarik tangan Lisa agar mengikutinya.
"Ada Jennie didalem."
"Hah?"
***
"Jen, inituh pendek banget. Gue gak mau pake ini."
"Lo mau jadi bahan ejekan kalo lo pake switer itu ditempat kaya gini? Tenang aja disini lo mau pake daleman aja bebas."
Sesampainya Lisa didalam tadi, Hanbin tertawa melihat Lisa dengan polosnya berdiri dihadapan Hanbin dengan switer besar dan celana jeans nya. Setelah puas mengejek Lisa, Hanbin menyerahkan Lisa pada Jennie. Jennie yang melihat kakak nya mengetawakan sahabatnya seperti itu justru terlihat sangat semangat sekali ketika Hanbin menyuruhnya merubah Lisa, dia ingin Hanbin diam dan terpesona pada Lisa lalu dia menyesal karna telah mentertawakan Lisa seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLETED ] ✔
Teen FictionCover Fanart cr.by Pinterest. ---- Lisa fikir Lelaki itu adalah penyelamatnya namun kenyataan mengatakan lain, dia hanya menjadikannya sebuah alat untuk berbalas dendam. ©Copyright - pjy1106 2019 #6 in kimhanbin #225 in teen #67 in ikon #53 in june ...