Butuh pengorbanan keras membujuk Lisa agar mau menuruti apa yang Hanbin katakan. Bagi Lisa, berubah dan membuang jati diri kita sendiri adalah hal yang konyol, walaupun dengan seperti itu mungkin akan membuat seseorang menyesal karna telah meninggalkan tapi mereka tidak tau bahwa, perasaan yang menyesal ketika melihat kita lebih baik dari sebelummya hanyalah perasaan yang tak tulus sama sekali. Mereka menyukai kita karna sebuah alasan, dan kemungkinan besar jika kita kembali pada diri kita yang dulu mungkin mereka akan kembali meninggalkan kita."Gue gak mau."
"Lis, ini demi diri lo sendiri.!"
"Gue lebih suka gue yang sekarang, mereka mau suka apa engga juga ya itu bukan masalah gue."
Jennie menggelengkan kepalanya. "Lo gak mau gitu punya cowo lebih ganteng dari Mino terus entar lo tengteng cowo baru lo depan Mino, gak kebakaran jengkot tuh dia liat mantan jadi cantik terus dapetin cowo lebih ganteng."
Lisa terdiam, dia memang marah pada Mino tapi bukankah dengan seperti itu justru membuatnya merasa menang? Mino pasti akan berfikir bahwa Lisa sengaja ingin membuatnya menyesal. Tapi jika dia sudah berubah memang siapa yang akan mau bersamanya? Terlebih sekarang mencari lelaki lebih tampan darinya itu susah.
"Mau yaaah, please...." Rengek Jennie "...lagian gue udah gatel dari dulu pengen makeover lo lis, lo tuh cantik tau sayang kalo lo sembuyiin kaya gini."
Tanpa mereka sadari, acara perdebatan antara Jennie dan Lisa itu menjadi fokus dari Yoyo Hanbin June dan juga Rose, mereka sesekali berdecak mendengar jawaban dari Lisa. Disaat wanita lain berlomba-lomba mendaftarkan dirinya pada sebuah acara makeover gratisan tapi Lisa yang hanya perlu mengatakan iya malah menolaknya.
"Lo liat tadi Mino sama siapa?"
Suara Hanbin menghentika perdebatan mereka dan kompak menatap Hanbin. Lisa mengangguk, dia kenal dengan wajah wanita itu. Dia sempat bertemu dengannya diparkiran kampus ketika dia dan Mino akan pulang.
"Dia Eriska, pac---- mantan gue."
"Emang kenapa kalo itu mantan kak Hanbin?"
Hanbin berdecak, "Sebelum kejadian itu dia masih jadi pacar gue."
Lisa hanya ber-oh ria tanpa minat menanggapi Hanbin lebih lanjut, dia lebih tertarik dengan Pizza yang baru saja mereka pesan. Dengan rakus Lisa melahapnya tanpa malu dengan cara makannya yang terlihat tak anggun sama sekali.
"Awww.!"
Pekikan Lisa membuat seisi rumah menatapnya heran. Terlihat Hanbin menarik tangan Lisa dan melemparkan sepotong Pizza yang ada ditangan Lisa tadi asal.
"Jen, bantuin gue."
Mengerti dengan maksud Hanbin, Jennie mengangguk mantap dan mengekori kakak nya itu. Tak hanya Jennie, bahkan June Rose dan Yoyo pun mengikuti mereka. Satu persatu mobil keluar dari pelataran rumah itu, Jennie yang berada di jok belakang hanya tertawa melihat Lisa yang tak hentinya memarahi Hanbin. Tangan Lisa yang memukul lengan Hanbin tanpa ada balasan dari Hanbin sedikit membuat Jennie menganga takjub. Jika Jennie yang memukul Hanbin, dia bisa pastikan balasan yang lebih parah dari Hanbin.
=============
"Coba yang ini.'
"Sama ini."
"Tambah ini."
"SATU-SATU.!" Teriak Lisa, dia sudah lelah berkeliling mencari baju sepatu tas bahkan sampai pada celana dalam dan bra. Lisa tak habis fikir kenapa orang kaya begitu mudah mengeluarkan uang tanpa berfikir bagaimana susah mendapatkannya. Dengan kantong belanjaan yang sudah memenuhi tangan Jennie Rose dan dirinya sendiri, Lisa bisa pastikan bahwa nominal yang telah dikeluarkan Jennie bahkan sudah mencapai nol ke tujuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLETED ] ✔
Teen FictionCover Fanart cr.by Pinterest. ---- Lisa fikir Lelaki itu adalah penyelamatnya namun kenyataan mengatakan lain, dia hanya menjadikannya sebuah alat untuk berbalas dendam. ©Copyright - pjy1106 2019 #6 in kimhanbin #225 in teen #67 in ikon #53 in june ...