60. Pengakuan Dosa.

1.6K 196 90
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Lisa benar-benar tidak menyangka, dia akan menjadi salah satu tamu istimewa di acara ini. Gadis itu duduk dijajaran para petinggi Anggoro Grup, bersama Jennie di samping nya. Sedari tadi Jennie benar-benar tidak melepas Lisa, gadis itu tidak membiarkan Lisa sendiri. Alasan nya karena mereka sudah lama tidak bertemu juga karena Hanbin yang mewanti-wanti agar Jennie menjaga Lisa.

Sementara Hanbin, setelah dia diperkenalkan secara resmi menjadi penerus Anggoro Grup. Pria itu berkeliling menyapa para pemilik saham dan berbincang sebentar. Terlihat wajah lelah Hanbin, sedari tadi pria itu seperti berperan. Karena melempar senyum pada orang banyak bukan lah tipikal Hanbin.

"Si Hanbin kaya boneka. Kaku bener senyum nya." bisik Jennie.

Lisa tertawa, "Dia mana biasa senyum kaya begitu, biasa pasang muka datar sama judes."

Jennie mengangguk menyetujui, gadis itu melingkarkan tanganya pada lengan Lisa. "Gue udah denger, lo lagi hamil. Sumpah Lis gue gak nyangka." bisik Jennie.

Lisa tersenyum kaku, dia mengisyaratkan Jennie agar diam dan tak membahas hal itu sekarang. Pasalnya disini sangat banyak orang, akan sangat bahaya jika fakta itu terdengar oknum yang salah lalu memanfaatkan keadaan. Atau lebih parahnya lagi, terdengar oleh yang terhormat Anggoro. Bisa digantung Hanbin.

"Jadi gimana, kapan kalian nikah?" tanya Jennie.

Lisa menggeleng, gadis itu menatap Hanbin yang tengah tersenyum kaku pada sepasang suami istri diujung sana. "Gue gak tau, Hanbin bilang kita nikah biasa aja dulu tapi gue gak tau tepatnya kapan. Terserah yang mulia Hanbin aja." sarkas Lisa.

Jennie menyunggingkan senyumnya, "Hanbin juga minta gue buat gak dulu buka suara, dia takut Papi sama Mami shock berat."

"Iya, gue tau." Lisa melirik Jennie, "Maaf ya Jen, gue ngecewain banget."

Jennie menggeleng, "Ini bukan salah lo, bayi di dalam perut lo juga bukan kesalahan. Kalau pun harus ada yang salah, satu-satu nya yang mesti disalahin ya si Hanbin." candanya.

[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLETED ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang