29. Teddy in Action.

1.7K 214 17
                                    

"Aku tau ada banyak luka dihatimu dulu sebelum bertemu denganku.
Aku tau kau pun pernah begitu dikecewakan oleh wanitamu sebelum aku.
Itu sebabnya kau seakan membangun dinding dihatimu seolah olah kau tak pernah begitu membutuhkanku.

Sekarang aku ingin bertanya, apakah selama ini kau pernah mengatakan "aku merindukanmu" padaku?
Tidak.
Untuk hal sekecil itupun kau seakan menutupinya. Lalu bagaimana aku bisa percaya bahwa kau menyayangiku jika seperti ini?
Kau bilang "Jangan terlalu menunjukan seberapa kau menyayangi wanitamu agar kau tidak diinjak dan diperlakukan sesuka hatinya."

Namun satu hal yang harus kau tau, tidak semua wanita sama.

Hanya dengan mengatakan kau merindukanku atau sekali saja kau tunjukan bahwa kau membutuhkanku tidak serta merta aku kan menginjakmu dan bertingkah semauku.
Itu tak akan pernah terjadi karena aku, tulus."

***

"Jam berapa besok pergi ?"

Sedikit meregangkan ototnya, Hanbin memutar badanya tepat menghadap cewek yang sudah setia menunggunya selama beberapa jam ini hanya untuk menemaninya mengerjakan sebuah project yang dibutuhkan demi memenuhi nilai nya untuk kelulusan nanti yang memang sudah sangat dekat sekali.

Lisa sedikit khawatir tentu saja, ketika Hanbin lulus nanti maka intensitas dia untuk bertemu Hanbin akan sedikit sulit, cewek itu berpikir sekarang saja ketika masih satu bangunan sekolah Hanbin seperti enggan menyempatkan waktunya, apalagi nanti ?

Sesungguhnya apakah cowok dengan hidung bangir itu benar mencintainya ?

Beberapa kali Lisa meragu, namun beberapa kali dia juga yakin jika cowok nya itu benar mencintainya. Sikap posesif dan mengatur dengan siapa Lisa boleh bergaul sedikit meyakinkan Lisa bahwa arti dia untuk Hanbin setidaknya penting.

"Besok pergi pagi banget kayanya, gue juga gak yakin beneran bisa pagi. Paling molor, apalagi si jamet." jelas Hanbin. Lisa terkekeh sekilas mendengar panggilan Jamet yang cowoknya itu tujukan untuk June, pasalnya Lisa akan sangat suka sekali melihat ekspresi June yang menolak keras panggilan kesayangannya itu namun sayang June tidak ada disana.

....lo ikut ?"

Lisa mematung, matanya menatap Hanbin aneh.

"Aw-" ringis Lisa yang baru saja menerima sentilan di jidatnya.

"Ditanya tuh jawab bukanya bengong."

"Ya kan tumben banget kamu nanya gitu." elak Lisa dengan tanganya yang setia mengelus jidatnya pelan.

"Jennie juga ikut, sama Jaewon."

Lisa menganggukan kepalanya, dia sudah mendengar perihal Jennie yang akan mengintili kekasihnya-jaewon ke Bogor.

"Aku engga deh bin." jawab Lisa sedikit tidak ikhlas. Raut wajahnya sudah terpatri betul bahwa dia ingin ikut hanya saja seperti ada sesuatu yang mengganjal dan dia memutuskan untuk mengatakan tidak.

"Kenapa ? Kan ada Jennie."

"Iya gak apa-apa kan Jennie sama Jaewon."

[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLETED ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang