21. Lose Control

2.8K 312 37
                                    

WARNING !
Dosa ditanggung sendiri.








Cantik.

Hanbin menggeleng, sedari tadi dia hanya bisa berdiri dan memperhatikan Lisa yang terlelap diatas ranjang miliknya. Yah, Hanbin telah berhasil membawanya dari tempat itu dan kini Lisa sudah aman bersamanya.

Hanbin terus saja mengamati wajah tenang Lisa, bibir tebalnya, mata cantiknya, bulu mata lebatnya sungguh sempurna. Tanpa sadar Hanbin tersenyum, dia mendekat ke arah Lisa dan duduk disamping ranjangnya.

Tangannya terulur mengelus pipi chubby itu, tiba-tiba saja dia teringat ciuman pertama mereka kala itu. Hanbin terkekeh geli, bagaimana bisa diumurnya yang sudah tidak bisa dibilang anak kecil Lisa belum pernah melakukanya.

Sangat polos sekali.

Ibu jarinya terlihat mengelus bibir ranum Lisa, rasanya dia ingin melumatnya sekali lagi.

"Apa-apaan sih." rutuknya seraya memukul kepalanya sendiri. Hanbin bangkit, dia tidak boleh berlama-lama disana jika tidak ingin sesuatu terjadi pada Lisa dengan dia tentunya.

Namun belum sampai Hanbin berbalik tiba-tiba tangannya tercekal. Lisa menahannya, Hanbin tersentak apakah Lisa sudah sadar ?

"Lis ?"

"Ahh panas." erang Lisa, dia meliukan tubuhnya diatas ranjang tanpa membuka matanya sama sekali. Hanbin terdiam, panas ? Dia melirik AC disebelah kanan. Ah tidak, AC nya bahkan menyala dan Hanbin pun tidak merasakan panas sama sekali.


"Kenapa panas sekali.." rengek Lisa, tubuhnya tidak berhenti bergerak mencari sesuatu yang mampu menghilangkan rasa panasnya. Lisa menyipitkan matanya, dia tersenyum.

Senyuman yang bahkan tidak pernah dia perlihatkan pada siapapun. Hanbin terdiam, yang benar saja. Apa dia baru saja menggodanya ?

"Lis- yaakk!!" Hanbin terjatuh tepat diatas Lisa, menopang tubuhnya menggunakan kedua tangan.

"Lisa, sebenernya ada apa ?" tanya Hanbin, dia berusaha berdiri kembali namun rupanya pergerakannya itu kalah cepat, karena sekarang entah bagaimana Lisa sudah berada tepat diatas tubuhnya.

Menduduki perutnya dengan kedua tangan bertengger pada dada milik Hanbin. Hanbin menelan salivanya, sebenernya ada apa dengan Lisa.

"Kak Hanbin." rengek Lisa, jarinya bermain diatas dada Hanbin menggelitik dadanya membuat sekujur tubuh Hanbin menegang seketika.

"L-lisa."

"Hm ? Ini terasa lebih baik." lenguh Lisa, dia mendongakan kepalanya seraya menekan selangkangannya pas pada bulge Hanbin. Hanbin semakin meringis, shit. Jika seperti ini hal yang dia hindari maka akan terjadi.

"Lis-akhhhh stoph." matanya terpejam menikmati gesekan demi gesekan yang dilakukan Lisa pada bulge nya. Membuat sesuatu didalam sana semakin mengeras

Shit, bagaimana bisa Lisa menjadi sepintar ini.

Lisa menjeda aktifitasnya, dia menggigit bibir bawahnya. Wajahnya seakan mengisyaratkan dia harus melakukan lebih dari ini demi mengurangi suhu panas yang ada dalam dirinya. Dengan cepat Lisa melepas gaunnya dan menyisakan Bra serta CD merah ditubuhnya.

Fuck.

Hanbin semakin mengumpat, oh ayolah. Dia bahkan sudah terbiasa dengan tubuh telanjang seorang wanita. Tapi kali ini kenapa begitu menggoda, dan yah jangan lupakan bentuk dada Lisa tidak seburuk yang dia fikirkan.

[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLETED ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang