Vote comment jangan lupa!
17 Mei’20
-
-
-
-
-Paskal Hyper Square.
Sebuah tempat tongkrongan yang begitu diminati anak remaja sampai dewasa. Tempat yang menyediakan berbagai jenis hiburan dari mulai club malam, tempat karauke juga tempat untuk memanjakan lidah.
Dan disini ke dua belas anak muda itu berkumpul, delapan pria dan empat wanita.
Paskal Food Market yang terletak di Bandung.
Terdapat banyak sekali stand yang menjual berbagai makanan serta minuman. Meja-meja yang disediakan pun terlihat penuh sekali, para penikmat suasana malam rupanya semembludak ini.
Mereka memilih kursi di tengah, secara tidak langsung menjadikan kedua belas manusia tersebut sebagai objek fokus pandang pengunjung lain. Ditopang dengan tampang yang terbilang diatas rata-rata juga style yang terlihat mahal mampu membuat gatal mata-mata disekitaran sana untuk sekedar mencuri pandang——menikmati ciptaan indah Tuhan-nya.
"Iga bakar aja, yang pedes yak." seru Lisa.
Hanbin, pria dengan hoodie abu tua itu mendengus. Dia menatap wanita yang kini berdiri bersiap untuk memesan beberapa makanan. "Nggak, jangan didenger Sya. Jangan pakai cabe." katanya.
Lisa ingin protes, tentu saja. Mana nikmat Iga bakar tidak pedas? Seperti ada yang kurang. Namun tatapan Hanbin yang menyiratkan bahwa perkataannya tidak bisa dibantah, gadis itu hanya mengerucutkan bibirnya sebal.
"Jus strawberry seger kayak nya. Gue satu ya Sya." pinta Rose.
"Mau dong satu juga." timpal Jennie dengan tangan yang masih sibuk mengotak-atik benda pipih miliknya.
Heran, anak milenial sekarang. Padahal disekitarnya sudah banyak temannya, apa tidak bisa mengesampingkan dulu ponsel dan fokus bertukar cerita dengan teman-teman nya secara langsung?
Ah sepertinya akan sulit, untuk anak jaman sekarang. Ponsel adalah sahabat tercintanya, bahkan ada yang menganggap ponsel adalah sebagian dari dirinya sendiri, sungguh menghawatirkan.
"Buat jus strawberry doang harus ngeluarin duit empat puluh lima ribu. Mahal amat." gumam June, sambil menatap kertas putih yang berisikan list pesanan nya tadi.
"Segitu doang, apa nggak malu sama barang-barang branded di badan lo?" sindir Jennie.
June memutar matanya malas, "Ya maksud gue, kalau bisa beli yang murah kenapa nggak? Masalah nya ini jus rasanya sama aja kaya harga jus yang lima ribuan."
"Beda tempat elah, ditambah pajak!" celetuk Chan dengan malas.
June mendengus, "Gue air putih aja dah." candanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLETED ] ✔
JugendliteraturCover Fanart cr.by Pinterest. ---- Lisa fikir Lelaki itu adalah penyelamatnya namun kenyataan mengatakan lain, dia hanya menjadikannya sebuah alat untuk berbalas dendam. ©Copyright - pjy1106 2019 #6 in kimhanbin #225 in teen #67 in ikon #53 in june ...