26. Terancam

1.7K 242 36
                                    

Vote yuk ! :)

_________________________



Setelah 6 bulan hubungan Lisa dan Hanbin berjalan, selama itu pula hidup cewek itu benar-benar berubah sangat drastis.

Yang tadinya dia akan berjalan dilorong tanpa memperdulikan tatapan menusuk orang-orang, kini sudah menjadi rutinitas cewek itu menjawab sapaan mulut-mulut manis yang mungkin-entah itu kapan akan berubah menghunusnya.

Lisa pacar lelaki most wanted yang sangat dielu-elukan-hanbin, otomatis eksistensi lelaki itu berefek padanya.

Cewek dengan rambut panjang berponi itu melangkahkan kaki langsingnya ke arah lapangan, sedikit menghembuskan nafas berat merasa tidak nyaman dengan tatapan-tatapan itu. Tatapan yang sangat terlihat sekali memaksa menuntut si empu nya untuk terlihat antusias pada kenyataanya berbanding terbalik.

Dan Lisa muak.

"Oy sa !"

Lisa terkesiap mendengar teriakan husky June ditengah lapangan, mendengar sohib nya itu meneriaki nama cewek yang selama seminggu ini tidak menampakan barang batang hidung nya sekalipun, Hanbin kembali acuh dan memasukan bola basket itu tepat di ring.

Cewek itu tersenyum kecut, dia duduk dikursi-kursi yang berderet di pinggir lapangan itu. Tiba-tiba dering ponsel yang sudah sangat tidak asing menyeruak masuk kedalam pendengaranya.

Lisa kembali tersenyum kecut. "Danah." gumamnya.

Memalingkan wajah, berakting seolah-olah tidak tau apapun dan tak terjadi apapun. Lisa tersenyum ke arah Hanbin yang kini telah berjalan kearahnya bersama para pemain basket lainya.

"Hay- loh kangen aku bin."

Cowok itu tidak memperdulikan perkataan Lisa, dia meraih botol mineral dan meneguknya dengan cepat.

"Yah dikacangin." Lisa mengembungkan pipinya dan menarik-narik ujung celana yang digunakan Hanbin. "...bapak ngacangin orang itu gak boleh, kecuali ditambah santan sama ketan item hehe."

Cowok itu menatap Lisa datar, menautkan kedua alisnya. "Apa ?" jawabnya santai dan terdengar tidak berminat.

"Idih, ceweknya aja dijudesin giliran cewek yang disana teriak-teriak menel eh disenyumin. Manis banget lagi gula aja kalah manisnyaaaduuhhh !" pekik Lisa diakhiri ketika mendapat geplakan dari Yoyo.

"Ih bang !" protes Lisa dan mengelus kepalanya pelan.

"Gue geli liat lo merajuk kaya begitu, merinding bulu kuduk abang." ucap Yoyo sembari mengelus pundak nya dan berpura-pura menggoyangkan badanya. Hanbin yang melihat itu sedikit menyunggingkan senyumnya, netranya menatap ponselnya dengan layar yang menyala.

"Lo mainin hp gue.?" tuduh Hanbin.

Lisa tentu saja menggeleng tegas, dia tersenyum memaksakan. "Enggak, mana berani-ituloh mantan kamu telpon dari tadi, telpon balik aja siapa tau penting."

Dengan suara yang dipaksakan terdengar datar dan baik-baik saja, Lisa menelan salivanya.

Sementara cowok dengan jakun tegas itu hanya ber-oh ria dan pergi menjauh untuk menelpon danah si mantan kekasihnya.

"Kenapa harus pergi. Padahal telpon disini juga bisa ck~" gumam Lisa sembari menatap nanar punggung tegap Hanbin.

Danah, mantan kekasih Hanbin. Cewek yang mampu membuat Hanbin gila, membuat apa yang telah cowok itu dapat dia lepaskan begitu saja.

Awal mereka kembali dekat itu memang karena Mino juga. Ketika Hanbin berencana melanjutkan permainanya dulu Lisa terlalu gegabah membuat Hanbin murka. Cewek itu terlalu kesal atas sikap Hanbin, tetapi atas kejadian itu. Hanbin memutuskan untuk menyudahi semuanya toh Lisa dan sudah benar-benar menjadi sepasang kekasih lantas untuk apa dia harus melanjutkan hal yang resiko nya sudah sangat jelas merugikanya ?

[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLETED ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang