Ini sungguh membuat semua orang pasti akan terdiam sekaligus ternganga.Sebuah poster dan figura yang terpampang jelas di dinding dikamar seorang gadis. Semua itu akan ia lepas.Ya benar, dia pemilik poster tersebut.
Yuna Arita Wijaya.
Ia akan pergi ke seoul untuk meneruskan studi kuliahnya.
Ia tidak pernah menyangka semua ini akan terjadi. Karena mungkin dia sadar bahwa dulu keluarganya adalah keluarga yang sangat sederhana.
Sangat sederhana, dan biasa saja.
Tidak lebih, tidak kurang.
Semua ini seakan seperti mimpi. Mimpi yang akan segera menjadi nyata. Usaha yang membantunya seperti sekarang ini.
Mulai dari menyisihkan uang jajannya, bekerja paruh waktu yang membuatnya seringkali terlambat ke sekolah, ia tidak akan pernah lupa perjuangannya untuk dapat menepati dirinya dinegeri ginseng itu.
Dan hari ini, segala usaha itu terbayarkan olehnya. Orang bilang, hayalan tinggi itu tidak perlu didamba-damba.
Tapi tidak bagi Yuna. Apapun itu, selagi usaha dan orang tua yang mendukungnya. Semua bisa berubah.
Tabungannya selama sekolah memang tidak sia-sia. Ia juga tidak sia-sia belajar dengan tekun saat menghadapi ujian akhir bulan lalu.
Karena pada akhirnya, apa yang diharapkan segera tercapai.
Yuna lulus! Cukup sesuai dengan harapannya!
Iya, berkat beasiswa dari pemerintah yang diadakan tiap tahun. Ada 5 orang yang lolos mendapatkan beasiswa ke negara tersebut. Sayangnya mereka semua berasal dari berbagai kota, yang tentu sangat beragam, termasuk Yuna.
" Yuna ,cepat sarapan! " Sosok Ibu bagi Yuna memang sangat pendukung keras akan mimpinya.
"Iya bu, sebentar lagi! " Yuna tergesa gesa, merapikan sedikit sisa barang-barangnya kedalam tas dan koper miliknya. Ia juga merapikan sedikit kamarnya yang berantakan akibat ulah sisa semalam disaat ia memilih barang yang akan di bawanya hari ini.
Memang sungguh sulit, bahkan rasanya ingin sekali Yuna membawa semua seluruh barangnya dikamar. Baginya, itu semua penting.
" Jangan lupa bereskan barang barang yang akan kau bawa! " Peringatan dari sang ibunya.
Dengan cepat dan terburu-buru, Yuna turun kebawah sambil membawa sebuah tas dan koper yang akan dibawanya.
" Kau akan berangkat jam berapa nak? " Rasanya waktu begitu cepat berlalu. Sebenarnya persiapan ini sudah matang sejak sebulan yang lalu. Tentu saja ketika ia diumumkan lolos seleksi beasiswa pemerintah.
Mendiskusikan sejenak mengenai pendidikannya bersama sang keluarga tercinta. Baginya, tinggal jauh dari orang tua itu cukup sulit. Terutama dengan dirinya yang baru pertama kali.
" Sebentar lagi, Jam 9 bu. " Sahut Yuna kemudian seraya menarik kopernya.
" Kalau begitu cepatlah, Ayah sudah menunggumu dimobil. "
" Iya, aku bekal saja sarapannya. Yuna takut telat jadwal penerbangan jika harus sarapan disini terlebih dahulu."
Ibunya tersenyum.
" Ah, iya. Jaga dirimu baik-baik ya nak. Ibu akan selalu merindukanmu dan mendoakanmu disini."
" Yuna juga pasti akan merindukan Ibu. "
Yuna memeluk ibunya dengan perasaan sedih campur bahagia.
Dia akan segera pergi ke Korea untuk mengejar mimpinya. Namun disisi lain, dia akan jauh dari kedua orangtua nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Im A Fangirl
Fanfiction[BELUM REVISI PART 1-20] Insiden itu kembali terulang. Dimana karir adalah posisi yang paling utama. Kemudian segala bentuk dari segala apa yang dilakukan musti selalu ada batasannya. Dunia entertain yang sangat diawasi dan diperketat oleh aturan. B...