Aku enggan berkata apapun kepadanya.
Rasanya akan ada banyak faktor jikalau aku berkata.
Hal apapun yang kuputuskan rasanya salah dimata banyak orang.
Terlebih lagi untuk seorang sepertiku yang ternilai dihadapan dunia entertain.
-Jimin..
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.Jimin membuka matanya dikala sinar matahari telah masuk melewati celah jendela yang tertutupi gorden kamar dormnya. Matanya menyipit berusaha mengumpulkan nyawa sepenuhnya dari alam mimpi.
Ia terbangun dan bersender disandaran ranjangnya. Menatapi setiap inci ruangannya dan mulai berhenti ketika tatapannya terfokus pada ponselnya dinakas meja.
5 detik berikutnya ia mengambil ponsel itu dan kembali duduk diatas ranjang miliknya.
Mengapa ia tidak mengangkat teleponku? Apa aku menganggunya?
Batin Jimin yang sekarang sedang berpikir dan berusaha positif thinking.
Ya, Semenjak kejadian kemarin dengan Taehyung, Jimin merasa perasaannya semakin tak karuan kepada Yuna. Terlebih lagi dia adalah seorang fans nya sendiri. Itu hal yang sangat amat aneh tapi nyata.
Malam itu Jimin berusaha setenang mungkin dan berniat menelpon Yuna. Tetapi nihil. Sambungan telepon dari Jimin tak diangkat oleh Yuna. Entah karena apa atau bagaimana. Jimin tak tahu mengapa teleponnya sama sekali tak diangkat beberapa kali olehnya.
" aigoo.. mengapa aku jadi seperti ini.."
Jimin mulai bermonolog.
Mata Jimin terpejam sebentar , kemudian membuka lagi sambil menghirup nafas dalam dalam mencari suasana setenang mungkin dan rileks.
Rasanya sangat berat memikirkan hal seperti ini. Terlebih lagi hari ini ia memerlukan banyak stamina dan energi untuk pekerjaannya sebagai seorang idol. Hari ini akan ada banyak jadwal untuk bangtan.
Tak lama dari itu, seseorang mengetuk pintu kamar Jimin dua kali. Karna sadar, Jimin segera bangkit dan berjalan kearah pintu dan membuka kuncinya.
" Ah taehyungie.."
Ucao Jimin santai kemudian Taehyung berjalan memasuki kamar Jimin dan Jimin kembali menutup pintu kamarnya tanpa mengunci.
Taehyung duduk ditepi ranjang. Begitu juga dengan Jimin.
" Jimin-ah , mianhae.. aku minta maaf "
Ucap Taehyung dalam keadaan menunduk.
Jimin yang bingung atas ucaoan Taehyung pun mengangkat alisnya.
" Untuk apa?"
" Sepertinya aku terlalu menekanmu dengan Yuna. "
Jimin terdiam berusaha mencerna setiap perkataan Taehyung.
" Seharusnya aku tidak bersikap seperti itu kepadamu, jeongmal Mianhae.."
Ucap Taehyung lagi.
" Gwenchana... aku mengerti. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Im A Fangirl
Fanfiction[BELUM REVISI PART 1-20] Insiden itu kembali terulang. Dimana karir adalah posisi yang paling utama. Kemudian segala bentuk dari segala apa yang dilakukan musti selalu ada batasannya. Dunia entertain yang sangat diawasi dan diperketat oleh aturan. B...