Sudah berapa hari mereka libur? Ah tidak, lebih tepatnya hanya sehari. Saat ini mereka mulai kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing. Hana dan Yuna.
Pagi ini masih terbawa oleh suasana dan cuaca dingin. Begitu dengan suhu tubuh Yuna. Ia sempat mengiggil semalaman karna cuaca dan suhu tubuhnya yang belum bisa menyesuaikan.
Yuna turun dari kasur hangatnya. Mencari sandal bulu bulu kesayangannya untuk dipakai melangkah kearah dapur. Ia tidak masuk kampus hari ini. Kondisinya malah akan semakin memburuk jika ia memaksakan masuk dan terlebih lagi seharusnya hari ini ada jam tambahan kelas baginya. Tapi ia memilih untuk tidak masuk untuk sehari saja karna alasan sakit kepada dosennya.
Yuna memeberhentikan langkahnya tepat didepan kulkas kemudian membukannya. Mencari soup cream instan yang sempat ia beli beberapa minggu lalu untuk stock sarapannya.
Setelah mengambil, ia kembalu menutup pintu kulkas dan mendapati secatik kertas yang tertempel dengan magnet kulkas.
Yuna, soup cream dan jus jeruk ada diatas meja untuk kau sarapan. Aku pergi ada kerjaan menjadi host disebuah acara. Sore nanti aku akan pulang arrta..
Hana. Itu pasti dari hana, pikir Yuna. Siapa lagi kalau bukan dia. Meskipun begitu Hana tetaplah memerhatikan kondisi Yuna, ia memang perhatian.
Yuna mamasukan kembali soupcream instan itu kedalan kulkas bahwasanya ia telah mengetahui ada soupcream yang sudah jadi diatas meja yang sempat dibuat Hana untuknya.
I need you girl wae honja saranghago.......#
Suara iringan lagu I need U BTS terdengar dari arah kamarnya. Ia bisa memastikan ada sebuah panggilan telepon untuknya. Dengan cepat, Yuna bangkit dan pergi menuju kamarnya mengangkat sang penelpon.
" halo? " ucap Yuna membuka pembicaraan.
" Yuna, kamu tidak apa -apa? "
" Aku tidak apa apa ayah.. kenapa?"
" Ah..syukurlah.. ayah diberi tahu Hana bahwa kau sakit. Apa itu benar? kamu sakit apa sayang?"
Astaga Hana aishhh..mengapa kau memberitahukan soal ini pada Ayah.
Batin Yuna.
" Tidak, aku tidak apa apa ayah.. "
" Jangan membohongi ayah yuna."
Ucap Ayah Yuna yang mulai serius.
" Yuna serius Ayah, jangan khawatir Yuna tidak apa apa. "
" Jaga dirimu baik-baik kalau begitu. Hubungi Ayah dan Ibu jika ada sesuatu . Mengerti?"
" SIAP ! BOS "
Hingga sambungan telepon pun terputus dari kedua anak dan ayah itu. Yuna tahu betul betapa perhatiannya sang Ayah padanya. Bahkan hal sekecil inipun Ayahnya langsung menanyai kabarnya.
Jangankan itu, sejak kecil saja Yuna pernah menjatuhi piring keramik lalu pecah hingga mengenai kakinya.
Sejak saat itulah Ayah dan Ibunya mengganti peralatan makan piring menjadi piring plastik agar tidak akan pecah dan mengenai kaki Yuna lagi. Bukankah itu bentuk perhatian yang sangat tinggi? Kedua orangtuanya sangat menyayanginya." Hashh... Hana..Hana kau ini bisa saja lapor melapor secepat ini " dengus Yuna sendiri.
Yuna terduduk dipinggir ranjang kasur miliknya kemudian berbaring melamun menatap langit langit atap.
" Seandainya Jimin disini.. "
Gumamnya berkhayal sang idol akan datang tepat untuk menjenguknya
Haha. Bahkan itu adalah hal termustahil yang pernah ia pikirkan. Lagipula hubungan semacam fans- dengan idolnya tidak akan berlebih seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Im A Fangirl
Fanfiction[BELUM REVISI PART 1-20] Insiden itu kembali terulang. Dimana karir adalah posisi yang paling utama. Kemudian segala bentuk dari segala apa yang dilakukan musti selalu ada batasannya. Dunia entertain yang sangat diawasi dan diperketat oleh aturan. B...