35. Blank

1.3K 111 7
                                    

It was make me lost my control of reality.

--

Ternyata tujuan Daniel membawa Yuna ke agensi tersebut ialah memberi kabar baik dimana dirinya telah diterima menjadi bagian dalam produser pencipta lagu. Lagu-lagunya bahkan diaransemen ulang untuk menghasilkan instrumen-instrumen yang lebih baik sesuai dengan konsep idol mereka.

Sebuah berita baik bagi Daniel untuk mengutarakan berita tersebut kepada Yuna. Namun jelas Yuna hanya memberikan senyum paksa atas kabar tersebut.

Pasalnya ia baru sama mengakhiri hubungannya dengan Jimin. Tepat di hari yang sama. Keadaan semakin membuat dirinya tak karuan.

Di satu sisi ia merasa keputusannya adalah jalan yang terbaik. Tapi disisi lain ia merasa tega meninggalkan Jimin begitu saja.

Bahkan ia sempat berjanji bahwa ia benar-benar tidak akan pernah meninggalkan laki-laki itu.

Benar-benar sebuah penghianatan. Yuna tidak tahu harus menyebut dirinya sebagai apa saat ini.

" Minggu depan aku sudah mulai merancang instrumenku."

Yuna masih membeku diam, dimana pikirannya masih berada diruangan kosong tersebut bersama Jimin.

" Apakah kau baik-baik saja? " Daniel meneliti setap inci raut wajah gadis itu. Nampaknya kurang menyenangkan. Entahlah, perasaan Daniel berkata jika ada sesuatu yang tidak beres pada diri Yuna.

" Eoh, Aku senang dengan kabar itu. Kuharap kau menjalankan pekerjaannya dengan baik. " Yuna menutupi semua kegelisahannya hanya dengan suatu kalimat yang nampak bahagia.

Daniel mengangguk mengerti. Perasaan Yuna semakin tak stabil. Seperti ada yang tidak beres entah apa itu.

Mengakhiri hubungan seperti kejadian tadi merupakan ujian terbesar dihidupnya. Melepaskan seseorang yang selama ini ia cintai begitu saja demi karirinya.

Bahkan disaat yang sama ketika Jimin mengatakan ' Kali ini kau egois dengan keinginanmu. '

Sindiran dahsyat yang menampar hatinya.

Yuna merasa tidak tega. Bahkan ia tidak tahu seharusnya siapa yang egois dalam keadaan seperti ini.

Apakah dirinya, atau Jimin?

Air matanya tetap ia tahan begitu pula dengan jeritan hati yang menerpanya.

Benar-benar menyiksa. Tapi Yuna harus menutupi masalah ini.

" Sudah selesai.Terima kasih sudah ingin menemaniku kemari. Biar ku antar kau pulang. " Tawar Daniel mengisyaratkan pergi dari gedung besar tersebut.

Fasilitas sangat baik disini. Bahkan ada sebuah ruangan dimana siapapun bisa beristirhat dengan tenang yang hanya dibatasi pembatas kaca. Sebuah sofa panjang menyerupai kasur, kemudian karpet bulu dan sebuah televisi diatasnya. Nampaknya gedung agensi ini bisa saja disebut dengan hotel kelas atas.

Daniel berjalan mendahului Yuna. Namun tak ada pergerakan dari gadis itu selain mematung dan diam.

" Kau bisa pulang terlebih dahulu. Aku harus ke tempat lain. " Sahut Yuna yang membuat Daniel memberhentikan langkahannya.

Daniel menoleh, " Kau akan kemana? Biar ku antar. "

Detik selanjutnya Yuna membalas cepat. " Tidak, tidak perlu. Aku akan merepotkanmu. "

Daniel kembali mendekat ke arah Yuna dengann senyum andalannya. " Ya Yuna-ah, seharusnya aku yang merepotkanmu datang kemari. Aku harus bertanggung jawab akan tindakanku. Aku akan membawamu pulang dengan selamat. " Ia mengulurkan tangannya kepada Yuna.

Im A FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang