Author POV.
Yeoja itu sampai di depan gerbang kuliahannya dan berdecak kagum.
Meski ia sudah datang kemari tempo hari yang lalu, bisa dilihat dari bangunannya yang luas, bersih, dan sejuk dalam bersamaan.
Membuat ia tak bosan melihat bangunan yang ia impikan selama ini.
"aigoo.. lihatlah bangunan itu" gumamnya pada dirinya.
Setelah puas menyaksikan bangunan yang tak kunjung berujung itu akhirnya. Yeoja bernama Yuna itu memasuki halaman dan berjalan menuju koridor.
Suasana di sepanjang koridar sangat ramai. Kenapa sangat ramai ?
Karena hari ini penerimaan mahasiswa dan mahasiswi baru. So wajar bukan jika orang-orang disini berlalulang guna mencari kelas masing-masing.
Begitupun dengan yeoja berambut panjang sepunggung itu, pasalnya ia sempat kebingungan mencari kelasnya yang tak kunjung ditemukan.
Dan..
Yapp.
Akhirnya setelah sekian lama mencari kelasnya digedung besar bertingkat ini, akhirnya Yuna menemukan kelasnya. Dengan segera dia mulai memasuki kelas itu karena kelas akan segera dimulai.
.
.
.
.
.Hana POV.
Aku baru saja membersihkan diriku diguyuran shower. Rasanya sangat segar sekarang. Ku raih setelan baju yang akan ku gunakan sekarang. Baju lengan panjang dengan mantel abu-abu yang kukenakan. Sepatu vans yang cukup nyaman.
Jam menunjukan pukul 11 . Aku duduk ditepi ranjang sambil mensisir rambutku .
Tiba-tiba ponselku berbunyi. Sebuah notif pesan masuk. Ah dan liatlah siapa itu. Ya, Jimin.
---------------------------------------------------
Park Jiminie :Hanassi? Kau dimana? Apakah Kau sudah bersama Yuna? jangan beritahu dia akan rencana ke acara ku ini. Diamlah, aku akan memberinya kejutan.
-------------------------------------------------
Lihatlah dia. Begitu mencurigakan. Ku pastikan dia ada sesuatu dengan Yuna.
Ya, soal pembicaraanku dengannya ditelepon semalam, Jimin menyuruhku mendatangkan Yuna ke acara vareity show nya itu. Aku tidak tahu maksudnya apa. Dia sangat tidak seperti biasanya. Bahkan aku tidak memberi tahu soal ini pada Yuna. Aku yakin dia pasti berteriak kegirangan. Biarkanlah Jimin. Memberikannya kejutan yang entah itu apa.
Memikirkan itu, rasanya aku sudah seperti kembali ke kejadian sebelumnya. Itu begitu indah, namun berujung menyakitkan.
Aku tahu mungkin itu semua salah bahkan salahku. Orang kupertemukan dengan yang lain berakhir menyedihkan. Bahkan aku masih merasakan rasa bersalahku.
Seandainya saja dulu aku tidak ku kenalkan mereka. Mungkin 'dia' tidak akan sesedih apa yang pernah ia rasakan dulu...
Dan..
Apa yang pernah ku rasakan dulu.
Flashback...
" Hana.. " ucapnya mengheninganku di cafe tempat biasa ku bertemu dengannya.
" Hana? Kau mendengarkanku kan? "
Mata ku kembali fokus. Aku sudah berlamun cukup lama.
" A-ah, ne? " ucapku terbata-bata.
Entah apa yang harus ku katakan tapi rasanya sangat menyakitkan. Sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Im A Fangirl
Fanfiction[BELUM REVISI PART 1-20] Insiden itu kembali terulang. Dimana karir adalah posisi yang paling utama. Kemudian segala bentuk dari segala apa yang dilakukan musti selalu ada batasannya. Dunia entertain yang sangat diawasi dan diperketat oleh aturan. B...