50. Reality

1.3K 126 22
                                    

So please, listen and follow what i say..
this is all for your good in the future.

----

Jangan lupa puter mulmed lagunya enak buat baper2 ria wkwk.

----

Hal pertama yang Yuna lihat ketika membuka matanya adalah langit kamar berwarna putih.

Ditengah-tengah nya terdapat satu lampu yang mengguntai.

Ini benar, ini memang kamarnya.

Dan sekarang, ia baru saja bangun dari tidur panjangnya dengan segala mimpi indah.

Mimpi itu sungguh merespotkan, responnya sungguh membuat Yuna kegelalapan. Apalagi jika sudah ada Jimin didalamnya. Yuna semakin gelisah, berhubung ia dan Jimin tidak menyandang kesan apapun saat ini.

Yuna bangkit, dan terduduk dipinggiran kasurnya. Untunglah semalam itu hanyalah mimpi yang menimpanya.

Tapi, mengapa terasa begitu nyata?

Tidak. Itu semua seolah benar-benar terjadi dan ada.

Bagaimana bisa mimpi seperti datang?

Yuna memperhatikan sekitar kamarnya. Ia juga melihat diatas meja rias yang terdapat satu bucket bunga yang sangat cantik.

Tunggu.

Bucket bunga?

Bahkan Yuna musti mengingat darimana asal usul bunga tersebut.

Kemudian pikirannya langsung tertuju pada malam kemarin.dimana acara seminar itu berlangsung. Ah, rupanya dari situlah asal usul bunga tersebut.

Ketika Yuna mulai beranjak berdiri, ia baru tersadar ketika ia tidak mengenakkan setelan piyama.

Ini sangat aneh, Yuna berbalik menghadap cermin besar yang ada di lemari. Dirinya masih mengenakkan dress putih dengan kalung perak yang masih tertata di lehernya.

Kali ini, Yuna mengarah ke kasur, kasurnya memang berantakan akibat ia tidur. Tapi disana ada satu jaket denim Jeans yang terletak disisi kirinya .

Entah jaket siapa?

Tapi pemikirannya kembali terulang. Seolah waktu demi waktu kembali terputar di memori otaknya.

Hal yang membuatnya terkejut adalah, mimpi itu.

Tidak.

Yang benar saja? jika malam itu ia dengan Jimin adalah kenyataan?

Dengan perasaan gusar dan gelisah, akhirnya Yuna mulai mencari ponselnya. Yang ternyata ada didalam tas kecil sisa semalam ketika ia pulang  dari acara seminar.

Ponselnya mengarahkan pukul 9 pagi.

Sungguh, Yuna sangat terkejut mengetahui bahwa ia kesiangan. Dan bangun tidak sesuai jadwal meski ia selalu menyetel pasang jam alarm.

Yuna semakin bingung, ia juga tidak yakin dengan kejadian semalam.

Apa itu sungguhan? Atau memang mimpi saja yang memperburuk situasinya?

Jika sudah begini, Yuna akan gagal berangkat ke kampus.

Sudah terlambat.

Memang sialan.

Dan entah kenapa, kepalanya mendadak pening.

Pening lagi?

Ada apa?

Tapi Yuna tidak memperdulikan itu, ia langsung beranjak pergi keluar kamar.

Namun ketika ia baru saja mendekati pintu, pintu tersebut  terbuka terlebih dahulu dan menampilkan seseorang setelahnya.

Im A FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang