Hal apa lagi yang harus kau ketahui tentang ' aku ' ?
--
Siang dengan cuaca yang sangat mendukung. Membuat Yuna bisa bergerak cepat untuk pulang menuju apartemennya.
Nampaknya terlihat seperti rumah sewa tingkat susun. Namun orang sekitar menganggap dan mengatakan ini adalah apartemen sederhana.
Sebutan yang siapapun terdengar seakan mewah. Namun siapa bilang bahwa rumah sewa yang selama ini disebut sebagai apartemen tersebut merupakan tempat tinggal sederhana dengan satu kamar.
Yuna baru saja sampai dan menaruh sepatunya dibarisan rak.
Ia mendapati Hana yang tengah terduduk diatas kasur seraya memegang ponselnya.
Entah apa yang ia lakukan namun Yuna tetap menghampiri teman seperjuangannya tersebut.
" Kau sedang apa?" Tanya Yuna nampak terheran sebab Hana yang sedari tadi melamun.
" Menunggu balasan. " Jawab Hana sesingkat mungkin.
" Kau bisa menelfonnya. " Usul Yuna kepada Hana. Tapi Hana tetap tidak memberi respon. Ia masih merutuki dirinya yang tengah menatap layar ponsel seakan menunggu balasan.
" Hana-ah neo waeyo? " Kata Yuna lagi.
Tapi tak ada kata sahutan dari Hana. Gadis itu terusik oleh pikirannya sendiri.
Sebuah hal tak biasa dan menjadi hal yang menganehkan pada akhir-akhir ini bagi Yuna.
Raut wajah Hana terlihat tak seceria biasanya. Bahkan waktu untuk berjumpa hanya sekedar bercakappun kini menjadi jarang bagi keduanya. Semua seakan terusik pada kesibukan masing-masing dalam kehidupannya.
Hana sering pulang larut malam dan menghilang dipagi hari entah kemana. Jadwal semacam ini membuat Yuna khawatir akan keadannya.
Apa kesibukannya sepadat itu sekarang?
Dan seperti saat ini, kebetulan sekali gadis itu berada ditempat. Ini adalah sebuah kesempatan Yuna untuk bertanya dan bercakap lebih jauh atas pertanyaan yang terusik dipikirannya pada Hana akhir-akhir ini.
" Hana-ah, neo gwaenchana? "
Kalimat yang sebegitu hati-hatinya untuk dirancang.
Namun Hana masih tetap dalam posisinya tanpa melirik sedikitpun ke arah Yuna.
" Kau selalu pulang larut malam dan pergi dipagi hari sebelum aku bangun. Bahkan kau tidak pernah bercerita sedikitpun kepadaku. " Tutur Yuna hati-hati.
" Apa.. kau ada masalah?"
Lantas kalimat tersebut membuat Hana menengok ke arah Yuna perlahan dengan tatapan sendu. Yuna seakan bisa melihat raut semacam ini bukanlah pertanda baik.
" Mianhae. " Akhirnya Hana mulai bersuara.
Mendengarnya, Yuna betul-betul terheran atas perkataan yang pertama kali Hana lontarkan padanya. Hal itu membuat Yuna semakin terheran dengan apa yang terjadi.
" Aku tidak bisa membagi waktuku untuk memandumu selama disini. " Lanjut Hana.
" Kau ini sebenarnya kenapa? " Yuna tak bisa berbasi-basi tentang topik ini.
Kemudian Hana berdiri dari duduknya. Pandangannya lurus kedepan entah apa yang ia pikirkan.
Ia mulai berjalan dan meraih tas sling bagnya di atas sofa dan memakainya.
Yuna semakin bingung. Kali ini Hana kembali tidak merespon pertanyaannya. Yuna sempat berpikir apakah ada sebuah kesalahan berkat ulahnya? Jika ada apa lalu apa? Dan jika tidak lalu kenapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Im A Fangirl
Fanfiction[BELUM REVISI PART 1-20] Insiden itu kembali terulang. Dimana karir adalah posisi yang paling utama. Kemudian segala bentuk dari segala apa yang dilakukan musti selalu ada batasannya. Dunia entertain yang sangat diawasi dan diperketat oleh aturan. B...