Bagian 7 || Jalan Hidup

16.9K 1.3K 54
                                    

Kamu mencoba masuk, meski tahu aku tidak menyukainya

♡♡♡

"Ini data mengenai siswa yang bernama Evan. Atas perintah anda, hanya ini siswa yang bernama Evan di kelas 3."

Nick mengambil data siswa itu dan membacanya sekilas.

"Seperti yang anda baca, Evano Farzan Faezya merupakan putra tunggal dari Tuan Hermawan, salah satu investor di perusahaan anda. Sebenarnya beliau memiliki dua putra, tapi putra pertamanya meninggal karena kecelakaan 7 tahun yang lalu. Sejak saat itu, beliau hanya memperkenalkan Evano ke depan publik dan menjadi penerus dari perusahannya. Sekarang putranya itu bersekolah di SMA yang anda kelola, dan menjadi siswa populer di sana. Dan dari yang saya tahu dia tidak pernah memiliki hubungan spesial dengan siapapun, termasuk Annasya Kyle."

Nick mendongak. "Kau yakin?"

Sekertaris itu mengangguk. "Tapi ada keanehan pada Evano."

Nick mengerutkan kening. "Keanehan seperti apa?"

"Dia berangkat sekolah dari rumahnya lebih pagi, tapi selalu terlambat beberapa jam. Lalu, setelah pulang sekolah dia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan keluar disaat yang bersamaan dengan Annasya."

Nick semakin bingung. "Apa maksudmu?"

"Seperti yang anda minta, saya meminta seseorang untuk mengawasi nona Annasya selama dua hari ini, dan saat nona Anna berada di suatu tempat, di sana pula ada Evano. Seperti saat di perpustakaan umum tadi pagi."

Nick mengerti. Jadi, apakah Evan seorang penguntit? Tapi kenapa pemuda itu melakukan hal yang akan membuat orang lain berpikir dirinya adalah penguntit, dan juga kenapa Evan selalu tahu di mana keberadaan Anna? Apa ia memasang pelacak atau apa? Ini benar-benar aneh.

"Apa kau sudah melakukan pemeriksaan pada Evan?"

Sekertaris itu mengangguk dan memberikan sebuah artikel di tahun 2015. Nick membaca artikel itu. Artikel yang sangat lama.

"Saat dia kelas 1 SMA, dia mendapat penghargaan sebagai ahli teknologi terbaik di kalangan remaja. Dan kami mencoba untuk menjangkau rumahnya melalui sosial medianya, tapi tidak bisa kami tembus. Kami menduga bahwa ada pengamanan yang ketat, dan kami juga menduga bahwa Evano memberikan sesuatu kepada Annasya yang sangat tidak dicurigai oleh siapapun, yang mana hal itu bisa saja membuat ia---"

Gubrak

Nick dan sekertarisnya menoleh ke arah pintu dan di sana muncul Anna dengan membawa sebuah kertas. Pakaian yang digunakan gadis itu sangat biasa. Hanya celana pendek, kaos, dan cardigan. Gadis itu berjalan ke arah mereka dengan wajah yang marah dan membuang sebuah kertas ke wajah Nick.

"Kamu... penjaga!" teriak sekertaris itu.

"Cukup, kau boleh keluar." Nick menghentikan sekertarisnya berbicara.

"Tapi, tuan---"

"Silakan keluar, biar aku yang selesaikan ini."

Sekertaris itu menahan diri dan pergi dari ruangan Nick. Sedangkan Nick, ia tersenyum dan melihat ke kertas yang tadi dilemparkan Anna.

"Apa kau pikir aku gadis murahan? Yang ingin menerima belas kasihanmu?!"

Nick menatap wajah Anna serius. Ia akan membiarkan gadis itu bicara, meski ingin sekali ia membungkam gadis itu dan mengatakan apa yang ada di kepalanya saat ini.

"Aku tidak pernah mengharapkan bantuanmu yang membiayai sekolahku dan meminta para guru untuk menyelesaikan masa skorsingku. Aku tidak pernah!" Anna menatapnya tajam, dengan mata yang mencoba untuk menahan tangis. "Hanya karena kau kaya, jadi kau dengan seenaknya melakukan hal ini. Ingat, bukannya terlihat baik, kau malah terlihat buruk di mataku!"

Annasya KyleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang