Maaf jika ada typo dan kesalahan, belum ngedit dengan benar.
●●●
Tahap kebenaran merupakan definisi dari berakhirnya drama
○▪○
Setelah pelajaran pertama selesai, Anna segera memasukkan buku-bukunya ke dalam tas dan bersiap-siap ke lapangan basket untuk mengikuti pelajaran olahraga. Kata guru olahraga minggu lalu, mereka semua wajib hadir karena ada pemberian materi untuk ujian praktek yang akan datang. Anna pun segera mengambil baju olahraganya dari loker dan ia segera menuju ke ruang ganti yang ada di lapangan. Setelah mengenakan pakaiannya, Anna dengan cepat mengikat rambutnya dan berjalan menuju lapangan bersama Ara, teman bangkunya.
"Hari ini kalian akan memulai pemanasan dan setelahnya akan ada materi yang harus kalian dengarkan," ucap guru olahraganya, Pak Johan.
Setelah Pak Johan selesai dengan ceramah singkatnya, semua orang mulai berdiri dengan rapi dan bersiap-siap untuk pemanasan.
"Leher kamu kenapa?" tanya Ara yang berada di sampingnya.
"Luka," jawab Anna singkat, lalu kembali mengikuti pergerakan ketua kelasnya yang dipilih menjadi pemimpin. Setelah pertanyaan Ara dilayangkan kepadanya, Anna mulai berhati-hati. Ia menyampirkan rambutnya untuk menutupi hansaplast agar yang lainnya tidak dapat memerhatikan itu.
Setelah lima menit Anna melakukan pemanasan dan berlanjut ke inti, napasnya sudah kelelahan dan tubuhnya tidak kuat lagi untuk meneruskan. Akhirnya ia berhenti bergerak dan mencoba untuk menetralisirkan pernapasannya.
"Kamu udah capek?" tanya Ara.
Anna mengangguk.
"Yaudah mending berhenti aja dulu atau ikutin pelan-pelan."
Anna mengangguk. Ia pun melakukan apa yang dikatakan Ara dan mulai mengikuti senam secara perlahan. Setelah beberapa menit berlalu, senam akhirnya berhenti dan Anna beserta teman sekelasnya mulai duduk di lapangan untuk mendengarkan materi Pak Johan.
"Masih capek? Napasmu nggak stabil gitu," tanya Ara ketika mendengar deru napas Anna yang tidak stabil. "Mau ke UKS, nggak?"
Anna tidak menolak. Sepertinya ia memang harus istirahat. Sekarang ini pikirannya sangat terganggu dan ia merasa kelelahan secara fisik dan pikirannya. Ara pun meminta izin pada Pak Johan untuk menemaninya ke UKS. Dengan langkah yang pelan, Ara menuntun Anna ke UKS dan tepat ketika mereka berada di lorong sekolah, Karin dan teman-temannya yang juga sedang olahrga di lapangan belakang datang dari arah yang berbeda.
Anna hanya bisa menghela napasnya. Ia ragu apakah dirinya bisa melawan Karin saat ini atau tidak. Ia benar-benar lelah untuk mengikuti pertikaian yang Karin buat. Ia juga tidak ingin berurusan kembali dengan Karin karena ia takut beasiswanya yang kembali akan ditarik kembali.
"Wow, ada anak pengedar dan adik pelacur nih."
Anna yang berusaha untuk terus berjalan, berhenti ketika kalimat sialan itu keluar dari bibir Karin. Ia menggigit bibirnya perlahan dan berusaha untuk menyembunyikan amarahnya. Setelah amarahnya berhasil ia redam, Anna kembali melanjutkan langkahnya.
Sret
"Akh..." Anna merintih ketika ia menyadari Karin sudah menarik paksa hansaplast yang ada di lehernya. Anna hanya bisa mengerutkan kening dan menutup kissmark itu dengan tangan kanannya setelah Karin puas melihatnya. Ia bingung sejak kapan Karin menyadarinya dan langsung bisa melepasnya dalam sekali gerakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annasya Kyle
RomanceKlise. Pertemuan gadis miskin dengan pria kaya. Namun, ini bukan bagaimana takdir menguji cinta mereka, tapi bagaimana Takdir mengatur beberapa orang untuk terlibat dalam masalah. Bagaimana takdir membuat Annasya Kyle berada di tengah masalah itu.