Bagian 18 || Hilang

10.9K 844 52
                                    

Hilangmu adalah pilihanmu

●¤●


                    Annasya bodoh!

Bagaimana bisa ia kabur begitu saja tanpa memikirkan lebih dulu apa yang akan terjadi. Seharusnya ia tidak bersikap kekanakan dan sadar bahwa tempat yang saat ini injak adalah Barcelona. Tempat yang bahkan tidak pernah ia datangi. Ia memang menyukai Barcelona, tapi bagaimana bisa ia mengetahui seluruh arah dan tempat di Barcelona. Dan dengan bodohnya juga ia pergi dari apartemen tanpa membawa uang dan ponsel. Hebat sekali Anna. Sekarang rasakan akibatnya.

Anna menghela napasnya. Ia tidak tahu harus ke mana. Tadi ia berlari dari apartemen melalui jalur belakang dan berlari tanpa sadar. Ia masih terbawa emosi dengan apa yang Nick dan teman-temannya lakukan. Namun, tidak seharusnya Anna bertindak gegabah. Ia seharusnya tetap emosi apartemen dan masuk ke dalam kamarnya.

Jadi sekarang ia harus apa? Ia berhenti sebentar di pinggir jalan dan melihat banyak orang yang berlalu lalang. Anna bisa saja bertanya, tapi ia tidak tahu apa nama apartemen yang mereka tempati. Namun, Anna mengingat satu tempat.

Ia buru-buru mencari seseorang yang akan ditanyainya dan mengerti dengan bahasa Inggris.

"Excuse me, you can speak english?" tanya Anna dengan di dalam hati yang berdoa agar ia tahu.

"Of course."

Anna merasa lega, ia pun mulai menanyakan letak kafe yang di mana terdapat sebuah bangunan seperti rumah sakit.

Setelah mendapatkan arah yang pas dari wanita itu, Anna mulai berterima kasih dan pergi dengan berjalan kaki ke sana.

Sepertinya Anna tersesat.

Ia lupa menanyakan ada berapa rambu lalu lintas yang harus ia lewati. Wanita itu hanya berkata kiri kanan seolah Anna bisa melaluinya.

"Ahhh...." Anna sangat kesal. Ia menarik rambutnya dengan frustrasi dan duduk di pinggir jalan karena kesal. "Anna bodoh!" makinya kepada diri sendiri. Seharusnya ia tidak bertindak kekanakan tadi dan mendengarkan penjelasan Nick.

Ia melihat sekeliling dan tampak terintimidasi karena tatapan beberapa pejalan kaki kepadanya. Ada yang merasa iba dan ada yang merasa jijik dengannya.

Anna melihat dirinya sendiri kali ini. Pakaian biasa yang kebesaran dan celana pendek. Persis seperti anak kecil. Ia bisa saja diculik dan dijual, lalu dijadikan budak. Jika itu terjadi, maka Anna akan meyesali tindakannya yang lari sampai ia mati.

Anna memilih untuk bangkit. Ia harus mencari jalan. Bumi ini bulat, pasti ia akan menemukan akhirnya. Jika ia berjalan ke arah yang sempat ia lalui, mungkin ia bisa kembali ke apartemen.

"Semangat, Anna," ujar Anna menyemangati diri sendiri. Ia pun bangkit dari duduknya dan berdiri dengan tegak. Dilihatnya jalan yang ia lalui dan masih banyak para pejalan kaki.

Dengan tekadnya, Anna terus-menerus berjalan tanpa memikirkan penglihatan orang lain yang mungkin menganggap bahwa ia adalah anak kecil yang tersesat dan tidak tahu arah pulang.

Iyap, mereka benar. Anna baru kelas tiga SMA, dan ia masih kecil. Namun, jangan lupa dengan fakta bahwa ia tidak lagi perawan.

Duar

"Ya Tuhan." Anna terkejut setengah mati dengan bunyi kilat. Ia pun mendongak dan melihat langit yang gelap karena tertutup awan hitam. "Mau hujan."

Anna benci hujan. Ibunya pergi di hari yang hujan. Kakaknya jatuh sakit saat hujan. Ia juga sakit karena hujan. Baginya hujan hanya rintik kotor yang jatuh dengan paksa ke bumi. Dengan panik, Anna berjalan ke pinggir jalan dan mencoba berteduh.

Annasya KyleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang