Bagian 29 || Perasaan Buta

11.4K 872 120
                                    


Mungkin buta adalah hati kita

●¤●


Tiga hari lamanya sudah berlalu setelah Anna menemui Nick di taman dan mendengarkan perkataan aneh Nick serta menerima ciuman tipis yang Nick berikan. Anna cukup terkejut dengan hal itu karena ciuman yang Nick berikan begitu berbeda. Bukan ciuman yang ia lakukan dengan Nick disaat emosinya tak terkendali.

Aneh dan Anna cukup bingung. Bahkan kebingungannya tidak hilang sampai saat ini. Faktanya Nick berubah tiga hari ini. Pria itu lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar dan tidak bicara dengannya atau Siska. Saat sarapan Nick tidak ikut dan langsung ke kantor. Malam pun ia tidak ikut makan karena pulang sangat larut. Ini aneh selama tiga hari dan entah mengapa Anna benar-benar tidak tahan.

Setelah hari itu Nick sadar dan mereka pulang, tetapi keanehan itu dimulai ketika Nick bangun dari istirahatnya. Anna sudah mengajaknya berbicara, tapi ada saja alasan yang Nick utarakan. Pria itu semacam tertutup, bukan hanya kepadanya tapi kepada teman-temannya yang datang berkunjung dan bahkan Gisel yang menghubungi Nick melalui telepon rumah.

Bukankah ini sangat aneh?

"Kamu nggak merasa aneh ke Nick?"

Anna mendongak dan melihat Siska yang baru saja keluar dari kamar. "Aku lagi pikirkan itu."

Siska duduk dan mulai mengambil majalah yang sering ia baca, tapi tatapan masih mengarah ke kamar Nick yang masih saja tertutup sejak pria itu pulang empat jam yang lalu. Sekarang pukul delapan dan Anna sebenarnya khawatir apakah Nick sudah makan atau belum.

"Dia udah makan atau belum..." Anna mulai bergumam.

"Pasti belum, kamu coba lihat Nick ke kamarnya."

Anna menggeleng. "Kakak aja."

"Nick lebih dekat sama kamu, Anna," ucap Siska.

Anna melihat dengan cermat pintu kamar Nick yang tertutup. Ia tidak pernah lagi masuk ke dalam kamar itu dan semuanya terasa canggung untuknya jika masuk. Namun, jika ia hanya diam saja tanpa melakukan apapun, maka Nick bisa saja kenapa-kenapa.

Alhasil ia memutuskan untuk menghampiri Nick. Ia berdiri dari tempatnya duduk dan berjalan ke depan pintu kamar Nick. Ia mulai mengetuk, tapi tidak ada jawaban. Begitu juga dengan ketukan keempat kalinya. Akhirnya Anna memutuskan untuk mencoba membuka, siapa tahu tidak terkunci.

Cekrek

Perasaan Anna benar. Pintu tidak terkunci dan ia segera membukanya lebar. Begitu ia masuk, aroma alkohol langsung masuk ke penciumannya dan membuat keningnya berkerut. Ia tidak bisa melihat apa-apa karena lampu yang dimatikan, tapi berkat cahaya bulan yang masuk melalui jendela membuat Anna dapat melihat apa yang Nick lakukan. Untuk melihatnya dengan jelas, Anna mulai mencari saklar lampu dan menyalakannya. Begitu lampu menyala, sosok Nick yang tengah terduduk di lantai dengan beberapa dokumen di depannya dan sebotol minuman membuat Anna menghela napasnya.

Ia berjalan ke arah Nick dan mulai merapikan dokumen yang tercecer dan meletakkannya di meja. Setelahnya ia mengambil botol minuman Nick dan menjauhkannya dari pandangan Nick.

"Kamu kenapa?" tanya Anna ikut duduk di depan Nick.

Nick hanya menggeleng dengan tatapan kosongnya yang mengarah pada sebuah lembaran foto. Anna sebelumnya tidak menyadari keberadaan foto itu ketika ia membereskan dokumen.

Ia mengambil foto itu dan di dalam foto itu terlihat bahagianya Nick dengan seorang perempuan yang Anna yakini sebagai Gisel.

"Cantik," ujar Anna tenang. Ia tidak menyangkal kecantikan Gisel. Gisel memiliki senyum yang indah dan rambut yang terlihat bagus.

Annasya KyleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang