Apakah aku mulai tidak bisa jauh darimu?
●《●
Anna menatap lekat pria muda yang sebelumnya ia temui ketika hujan. Pria muda yang sebelumnya menertawainya dan ingin membantunya meski mereka tidak saling mengenal.
"Kamu tidak apa-apa?" Pria muda itu bertanya seolah ia baru saja mengalami kejadian yang membuat dirinya terluka, padahal ia tidak seperti itu. Namun anehnya, pria itu bertanya dalam bahasa Indonesia.
Anna mengerutkan kening. "Kamu bisa bahasa Indonesia?" Sepertinya ini tidak aneh, mengingat sebelumnya pria itu mampu menjawab ucapannya.
Pria itu tersenyum dan menyampirkan jaketnya pada Anna. "Kita pernah bertemu."
"Benarkah?" Anna bahkan tidak mengingat jika ia pernah melihat pria ini, "di mana?" Ia masih mengingatnya.
"Waktu itu malam, dan kamu menendangku dengan kaleng minuman."
Anna seketika berusaha mengingat kapan ia bertemu dengan pria ini. Ketika malam dan ia menendangnya dengan kaleng? Memangnya kenapa? Dan apa yang dia lakukan di malam hari?
"Setelah itu kamu malah lari dan terjatuh," ujar pria itu mengingatkan, "aku ingat wajahmu karena penglihatanku sangat bagus."
Anna akhirnya mengingatnya. Saat itu ia akan pulang dan menendang kaleng minuman sehingga mengenai wajah seorang pria. Namun ia tidak terlalu melihat wajah pria itu karena gelap. Berbeda dengan pria itu, penglihatan Anna sedikit buruk.
"Kamu ingat?"
Anna mengangguk. "Aku pikir kamu pria sok kenal yang menganggu."
"Hahaha." Pria itu tertawa, "aku juga berpikir seperti itu sebelumnya setelah melihat kamu lari begitu saja. By the way, kamu nggak apa-apa?"
Anna mengangguk. "Mereka juga nggak melakukan hal yang aneh." Tangannya hanya ditarik saja dan mereka juga tidak menyentuh bagian tubuh lainnya, jadi Anna baik-baik saja sekarang.
"Kamu tersesat? Mau aku antar pulang?"
Anna ingin, tapi ia bahkan tidak ingat di jalan mana letak apartemen itu. Nama bahkan apa saja yang ada di dekat apartemen. Ia datang ke Barcelona tanpa minat, jadi ia juga tidak terlalu peduli dengan lingkungan yang akan ia tempati sebentar.
"Kenapa?" tanya pria itu karena Anna belum juga menjawab. "Kamu nggak percaya aku? Tenang saja, aku ini detektif," ujarnya seraya mengeluarkan kartu tanda pengenalnya dan Anna pun percaya. Nama pria itu Arnold.
"Aku percaya, hanya saja aku lupa di mana alamatnya."
"Memangnya kamu tinggal di hotel atau apa?"
"Di apartemen. Bangunannya sederhana, tapi aku tau pasti apartemen itu mahal." Anna tahu bahwa petunjuknya tidak dapat membantu pria itu menemukan apartemen yang ditempatinya.
"Banyak apartemen seperti itu di sini."
Anna menghela napasnya. Pria ini benar, apartemen di sini pasti banyak. Mungkin ia akan sangat sulit menemukan apartemen itu.
"Kamu tinggal dengan siapa?" tanya Arnold.
"Dengan kenalanku," jawab Anna. Seketika ia mengingat Nick dan lain-lainnya. Apaka mereka tidak mencarinya?
"Kamu punya ponsel mereka? Akan kubantu untuk melacaknya, kebetulan aku punya teman Indonesia yang pandai IT."
Anna menggeleng. Ia bahkan tidak membawa ponselnya. "Tapi bisakah melacak ponselku? Ponselku tertinggal di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Annasya Kyle
RomanceKlise. Pertemuan gadis miskin dengan pria kaya. Namun, ini bukan bagaimana takdir menguji cinta mereka, tapi bagaimana Takdir mengatur beberapa orang untuk terlibat dalam masalah. Bagaimana takdir membuat Annasya Kyle berada di tengah masalah itu.