Bagian 23 || Nostalgia

10.7K 864 63
                                    

Kenangan yang seolah akan tetap berbekas

●¤●


Nick, kau di mana? Aku dan Anna ada di depan kamar Gisel.

Dengan langkah cepatnya, Nick berlari menuju kamar Gisel tanpa memperdulikan para pasien yang berjalan dengan hati-hati di koridor.

Seharusnya Anna tidak berada di sini. Apa yang gadis itu lakukan ketika ia meminta Anna tetap berada di apartemen dan apa yang dilakukan Aaron di sampingnya. Temannya itu bodoh karena tidak menahan Anna untuk berada di sini disaat Aaron sudah tahu bahwa Gisel dan keluarganya berada di sini.

Sialan! Aaron benar-benar bodoh.

Ia harus tiba di sana sebelum keluarga Gisel keluar dan melihat Anna di sana.

Sebelumnya Nick sudah berada di depan kamar Gisel. Namun, ia masih belum memberanikan diri untuk menemui Gisel padahal ia sudah tahu dengan pasti Gisel sudah sadar. Tekadnya untuk bertemu dengan Gisel teenyata menciut ketika tubuhnya berdiri di depan kamar Gisel. Selama beberapa menit ia bergeming dan memikirkan apa yang harus dilakukannya.

Hingga akhirnya Nick memutuskan untuk pergi ke kafe dan mencoba menenangkan diri di sana dengan sebuah kopi. Sampai akhirnya ia mendapatkan pesan dari Aaron bahwa Anna berada di rumah sakit ini.

"Anna..." napas Nick tersengal dan tidak teratur ketika memanggil nama Anna dengan perlaha. Ia melihat gadis itu menoleh dan dengan cepat membawa Anna pergi dari sana.

"Nick, lepaskan."

Nick tidak juga melepaskan Anna sampai mereka berada di lorong rumah sakit.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Nick seolah frustrasi. "Kenapa kamu berada di depan kamar itu? Aku sudah memintamu diam di apartemen, Anna." Nada bicara Nick terlihat menyebalkan.

"Aku ingin menemuimu."

"Menemuiku?" Nick mengerutkan keningnya. Memangnya kenapa Anna ingin menemuinya, dan juga dari mana Anna tahu bahwa ia berada di sini? Apa Anna membohonginya?

Anna mengangguk. "Aku takut sendirian."

"Anna, kamu berkata jujur?"

Anna sekali lagi mengangguk. "Aku takut sendirian. Jadi aku nanya ke Aaron kamu di mana, dan dia asal nebak. Akhirnya kita ke sini."

Nick sedikit bingung. Apakah Aaron sebodoh itu karena membiarkan Anna datang ke sini? Apakah Anna berkata yang sebenarnya dan Aaron yang salah karena membawa Anna ke sini? Ataukah Anna yang berbohong dan memanfaatkan Aaron?

"Nick...." Anna mulai mendekat ke arahnya dan memeluk Nick secara spontan. "Maafkan aku."

Ia benci situasi ini. Nada menyedihkan Anna membuat emosinya mereda.

"Maaf sudah membuatmu sendirian," ujar Nick seraya melepaskan pelukan Anna. "Sekarang aku antar kamu pulang."

"Setelah itu kamu ke sini lagi?" tanya Anna tiba-tiba.

Nick menggeleng. Ia masih belum berani untuk menemui Gisel, jadi percuma jika ia tetap di sini.

"Nick, siapa yang mau kamu temui?"

"Aku sudah bilang, kan, waktu di Jakarta."

"Seseorang yang penting bagimu?"

Nick mengangguk, dan seketika ia bingung melihat raut wajah Anna yang berubah.

"Ayo kita pulang," ajak Anna ketika menyadari bahwa mereka berdua sudah menarik penglihatan orang yang lewat.

Nick masih menatap punggung itu dan berjalan di belakang Anna dengan pikiran yang berkecamuk. Entah mengapa semuanya terasa aneh. Aaron cerdas dan ia tidak mungkin memberitahu atau sekadar menebak di mana dirinya berada disaat pria itu sendiri yang memberitahunya bahwa Gisel sudah sadar.

Annasya KyleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang