5. Ms. Asmara

8.4K 338 6
                                    

Jika ada salah-salah kata atau istilah, tolong dimaafkan karena cerita saya jauh sekali dari kata sempurna.

Typo bertebaran, happy reading.

***

Sia tengah sibuk dengan ponselnya yang terus berdering menandakan puluhan chat meminta untuk dibalas. Grup chat itu sendiri berasal dari teman SMA nya yang meminta untuk bertemu saat reuni akbar nanti di sekolah mereka. Sia yang baru saja bergabung langsung tertarik akan pembicaraan teman-temanya.

Reuni akbar itu sendiri mengundang hampir setengah dari tahun pertama hingga sekarang. Hal itu tentu saja sangat mengasikan jika yang datang begitu banyak. Ditambah juga dengan keluarga masing-masing. Seperti Sia yang akan membawa Lenuel bersamanya nanti.

"Sia... ada Lenuel dibawah."

Mendengar hal itu membuat group chat yang sedari tadi dipantenginya terasa hambar dan tidak seru lagi. Mematut diri di depan cermin, Sia mengambil parfumnya lalu menyemprotkanya keseluruh baju tidurnya. Meskipun terlihat berlebihan, tetapi memang itulah yang selalu Sia lakukan ketika Lenuel datang ke rumahnya.

"Hai sayang.." pekik Sia karena sudah beberapa hari ini tak bertemu dengan Lenuel dikarnakan pulangnya sang kekasih ke rumah orang tuanya di Bandung.

Sia memeluk Lenuel untuk menyalurkan kerinduanya. Windu yang melihat hal itu tersenyum, ia tak menyangka bahwa kehadiran Lenuel disisi Sia akan membuat anaknya itu sesenang ini.

"Hei bagaimana kabarmu?"

"Kau ini mengapa kaku sekali? Papaku tidak akan memakanmu jika kau macam-macam sedikit."

"Apa maksudmu dengan macam-macam sedikit Sia?" tanya Windu sedikit tidak suka karena sifat ingin melindunginya. Walaupun Windu sudah menyetujui 100% hubungan Sia dengan Lenuel, ia masih tidak setuju akan kemungkinan kecil kelakuan tak senonoh yang dilakukan Lenuel pada anaknya.

"Oh ayolah Papa, kecup sana-sini tentu boleh.."

"No way! Masa sih kamu yang ngomong gitu? Lenuel sendiri yang jadi cowo ga minta."

"Ih dia kan suka malu-malu babi gitu Pa..."

"Lenguage Sia..." desis Windu.

Sia hanya terkikik lalu mengajak Lenuel yang sedang berbicara dengan Windu ke ruang makan karena bisa Sia pastikan Lenuel belum sempat makan sebelumnya.

"Besok kita ada penerbangan lagi bukan?" tanya Lenuel.

"Ya. gimana keadaan Pap, sama Lika di Bandung?" tanya Sia. Sedangkan Lenka sendiri tak usah ditanya karena setelah mereka mengobrol kemarin, Lenuel dan Lenka langsung bertolak ke Bandung.

Alasan mengapa Lenuel memilih tinggal di Jakarta dan menyewa sebuah apartemen sendiri, karena urusan pekerjaanya sebagai pilot.

"Mereka baik. Lika menanyakanmu kemarin." Lenuel berucap dengan satu suap nasi masuk ke dalam mulutnya.

"Kamu mau nginep?"

"Enggak, aku belum packing buat besok."

Ya, sejak diskorsnya mereka seminggu yang lalu, esok hari mereka sudah bisa kembali bekerja dan mulai kembali mengambil jadwal jam kerja.

Walaupun kesal karena di skors, tetapi ada untungnya juga, karena dengan hal itu mereka bisa beristirahat seminggu penuh. Sia dengan kemalasanya di rumah, dan Lenuel dengan keluarganya.

Setelah makanan habis dilalapnya, fokus Lenuel bukan lagi menatap piring berisi soup melainkan wajah Sia yang sangat cantik dengan senyumanya yang menawan.

Pilot and Flight Attendant [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang