Typo bertebaran, happy reading.
***
"Ini ada apa Filo?" Sia mendatangi kerubunan orang yang tengah memperhatikan sesuatu yang tampak begitu menarik.
Saat setelah ia berdesak-desakan untuk mencoba masuk, ia melihat seorang Ibu yang tengah memaki seseorang dan ia terlihat begitu murka dengan wajahnya yang sudah terlihat memerah.
"Mengapa anda belum juga mengundurkan diri?!" teriaknya dengan jari telunjuk menunjuk seorang pria yang tengah mengangkat kepala angkuh.
"Itu bukan salah saya jika Ibu ingin tau."
"Saya ga perduli ini salah kamu atau bukan, yang jelas saya gak mau menaiki sebuah maskapai kebanggaan saya dengan hati yang sama sekali tidak nyaman karna dikendarai oleh anda!"
"Maafkan saya Ibu, tapi saya tidak merasa bersalah disini, jadi maafkan saya karna tidak akan mundur dari pekerjaan saya."
Sang pria dan sang Ibu yang sedang memaki tidak sadar bahwa mereka sedang ditonton oleh banyak orang, bahkan mereka hanya asik dengan kekesalan mereka yang sedang beradu tatap.
"Maaf saya kasar ngomong gini ke Ibu, tetapi ada kalanya anda bercermin terlebih dahulu ketika akan menghujat. Jika anda berfikir bahwa saya sedang mabuk saat itu, saya bilang tidak. Hanya medialah yang selalu mengada-ada, anda sendiri tahu saat saya berbicara sebelum takeoff, bicara saya lancar."
"Well, anda tetap saja tidak mau mengaku." Filo angkat bicara dengan langkah kaki semakin dekat dan makin tengah.
"Jaga mulut anda Bapak Filo yang terhormat."
"Saya selalu menjaga mulut saya supaya berbicara secara jujur kapten Lenuel. Dan saya tidak pernah berbohong jika menyangkut sebuah kebenaran."
Lenuel yang tersulut amarah, langsung menghajar Filo hingga ia tidak bisa membalas segala pukulan yang dilayangkan oleh Lenuel. "Sialan lo! Gue tau semua ini lo yang ngelakuin."
Tetapi tiba-tiba saja seseorang memeluk Lenuel dari belakang dan menenangkanya hingga pukulan yang melayang secara cepat itu berhenti.
"Saya akan laporkan ini pada pihak yang berwajib." Desis sang Ibu lalu memapah Filo keluar bandara.
"Bu.. kita bisa omongin ini semua baik-baik." Sia berlari mengejar sang Ibu tetapi tertahan ketika Lenuel menahanya untuk tidak pergi.
"Lepasin dulu Lenuel.. kalo Ibu itu ngelaporin kamu gimana? Duh.." Sia berdiri gelisah di dekapan Lenuel dan ia pun masih berusaha untuk melepaskanya untuk mengejar Filo yang masih terlihat berjalan didampingi sang Ibu tanpa nama itu.
"Aku ga perduli." Ucap Lenuel dingin. Sia menegang dan berhenti memberontak ketika mendengar nada Lenuel yang begitu dingin dan cenderung tidak perduli.
"Tapi aku perduli! Kalo kamu masuk penjara gimana?"
"Semua bakalan baik-baik aja." Lenuel menjawab masih dengan nada dinginnya tetapi bagi siapa saja yang mendengarnya ada ketenangan yang terdapat di dalam kata-katanya walaupun kata baik-baik saja terkadang bersifat omong kosong.
***
"Lo sih pake ikut-ikutan padahalkan si Ibu itu bisa ngatasin sendiri." Nia menekan kuat luka Filo yang langsung dihadiahi oleh delikan tajam dan juga desisannya.
"Lo emang nemu darimana sih tuh Ibu hah? Gak guna banget, bukannya makin ngeruhin suasana malah dia yang abis kata-kata, cih rugi gue bayar itu orang."
"Ambil sisi positifnya aja lagi, lagian keliatan banget dengan lo dibantu dia akhirnya bisa kaya gini. Tinggal nunggu kabar baiknya aja kita."
Nia memberesi kotak obat dan menaruhnya kembali ditempat asal lalu kembali duduk di samping Filo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilot and Flight Attendant [COMPLETED]
Romance"All the world is made of faith and trust." || Copyright©2017 - All rights reserved Cobalah untuk mempercayai seseorang dan terus mengabadikanya di dalam hati. Ketika kita sedang jatuh dan tak tau harus berpegangan pada siapa lagi, orang yang kita p...