Takut bahwa kelemahanku mungkin akan melukainya. -Untouchable, Sia.
***
"Hai.. Razak?" Sia duduk tepat disebelah c.o pilot yang sempat terlilit kasus dengan Lenuel, tetapi karna di cap tidak bersalah oleh banyak pihak, ia terbebas sekarang.
Kasus Lenuel semakin hari semakin panas, semua orang memojokanya hingga kini Lenuel diberhentikan sementara oleh maskapai penerbangan mereka.
Sia sendiri masih terus melakukan penerbangan setelah kejadian ditinggalkanya ia oleh Lenuel dua hari kemarin. Dan dua hari kemarin juga ia tak melihat tunangannya itu dimana-mana.
"Ada apa?" Razak menjawab santai dengan bir kaleng di depannya. Sia bukan orang munafik yang terkejut melihat tindakan Razak itu.
"Lo gak ada penerbangan?"
"Gak ada."
Sia diam dan mengoyang-goyangkan kakinya di tempat duduk. Saat ini mereka memang sedang berada di sebuah club malam tetapi tidak di dalam, tetapi duduk diam diluarnya.
"Lo ngapain nyariin gue?"
"Ini masalah Lenuel." Sia menatap Razak yang tengah tersenyum sinis tetapi masih terlihat kegetiran di dalam senyumanya.
"Kenapa sama dia? Gue udah ga liat berita lagi sekarang, pasti lagi rame ya." Walaupun tidak ada nada bertanya didalamnya, tetapi Sia tau bahwa Razak memang tidak berniat untuk mengetahui semua tentang Lenuel.
Sia sebenarnya muak dengan berita yang memojokan Lenuel. Walaupun hubunganya dengan Lenuel benar-benar tidak bisa di anggap sedang baik-baik saja, tetapi ia ingin membantu Lenuel dengan cara ini.
"Gue tau lo sama Filo di balik ini semua Razak, tapi lo ga kasian gitu sama Lenuel? Seengganya lo gantle dikit, kalo lo emang diancam sama Filo, kenapa gak lo lawan aja? Lo laki bukan?"
Ada perbedaan dengan Razak disini, Sia tidak tahu apa yang membuat Razak menjadi dingin seperti ini, karna setaunya Razak adalah pria periang dan supel seperti pertemuan mereka di bandara Thailand kemarin.
"Gue cabut." Razak berdiri lalu pergi meninggalkan Sia seorang diri dengan raut frustasi yang sangat ketara. Walaupun Sia tau ini bukanlah urusannya, tetapi ia ingin membantu Lenuel disini walaupun hasilnya sia-sia.
***
Sia tengah termenung dengan layar tv di hadapanya. Ia tengah melihat berita sekarang ini, melihat berita yang begitu memojokkan Lenuel setengah mati. Jika Sia berada di posisi Lenuel sekarang, ia tidak tau bagaimana ia menjalaninya.
Windu, dan Rose sedang tidak ada di rumah dan hanya Sia dan Paulo saja. Sedangkan supir mereka ikut bersama Windu menghadiri undangan pernikahan teman mereka.
Rumah Sia sendiri memang tidak mempunyai ART rumah tangga karna menurut Rose, ia masih bisa mengerjakan semuanya sendirian tanpa dibantu oleh asisten rumah tangga.
"Sia."
Sia mengalihkan pandanganya dan bertemu dengan manik tajam Paulo. Sia gemetaran dan rasa takut melingkupinya. Ia memang jarang sekali berbicara dengan Paulo apalagi Paulo sudah jarang sekali di rumah.
"Hai Ka. Gak keluar?" Sia tersenyum walaupun Paulo tau bahwa Sia perlahan duduk menjauh karna ketakutannya.
"Gue cuman pingin minta maaf aja sama lo. Gue bener-bener kekanak-kanakan banget punya fikiran busuk selama ini sama lo. Gue minta maaf banget sama lo."
Sia membulatkan matanya dan menatap Lenuel dengan alis bertaut, dengan ragu Sia mengangguk dan tersenyum menatap Paulo, tanpa disangka Sia langsung memeluk Kakanya yang satu itu dan menenggelamkan kepalanya didada bidang sang Kaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilot and Flight Attendant [COMPLETED]
Romance"All the world is made of faith and trust." || Copyright©2017 - All rights reserved Cobalah untuk mempercayai seseorang dan terus mengabadikanya di dalam hati. Ketika kita sedang jatuh dan tak tau harus berpegangan pada siapa lagi, orang yang kita p...