31. Epilog

16.1K 361 45
                                    

Love her as usual, it can be someday she leaves us. And at that moment, our hearts are ready to lose.

***

Lenuel mengusap pusara seorang wanita yang baru disadarinya, menyadari bahwa ia begitu sangat mencintai wanita itu. Wanita yang dengan begitu kejam ia sakiti. Kini wanita itu hanya terbaring diperistirahatan terakhirnya. Lenuel tau bahwa setiap orang yang hidup, pasti akan merasakan mati pada akhirnya juga.

Lenuel terus mengusap pusara yang terlihat masih baru. Senyum miris tersungging dibibirnya. Ia tidak menyangka bahwa kehilangan itu begitu sangat menyakitkan, hal-hal yang selalu di lakukannya dengan sang wanita membuat rasa kehilangan itu membuat tanda besar dihatinya, tanda yang membuatnya merasakan sakit dan juga patah hati secara bersamaan.

"Sia happy aniversery kita ke tiga tahun ya, kamu apa kabar disana? Udah ketemu sama Ibu dari Nene sama Kake kamu? Aku disini masih nunggu, nunggu kapan ajal aku dijemput sama Tuhan. Aku kangen sama kamu Sia, aku kangen sama sapaan kamu saat aku bawa koper keluar dari gerbang kepulangan di bandara."

Pikiran Lenuel kembali lagi pada saat ia telat datang untuk bertemu dengan Sia di rumah sakit, saat itu setelah sang pembantu memberitahu dimana rumah sakit tempat Sia dirawat, ia bertemu dengan Nia. Wanita itu melarangnya dan terus menahannya hingga ia murka dan akhirnya memutuskan secara sepihak hubungan mereka yang baru seumur jagung.

Ia murka dan marah secara bersamaan saat mengetahui Sia sedang dirawat karena penyakitnya. Lenuel marah dan benci pada dirinya sendiri pada saat itu, benci saat ia merasakan perasaan yang dulu bersemayam didalam dirinya. Perasaan sayang dan cinta yang ia anggap sirna tetapi nyatanya tidak pernah sirna. Ia mengakui bahwa hatinya memang sudah menemukan tambatan hatinya sejak dahulu.

Tetapi karna ia bodoh, ia percaya terhadap pikirannya yang mengatakan bahwa ia tertarik dan menyimpulkan sendiri bahwa ia mencintai Nia dan menginginkannya. Lenuel murka saat itu juga, saat ia menyadari di relung hatinya yang paling dalam, bahwa Sia masih ada disana, dihatinya.

Ia tau ia bodoh karna tak pernah melakukan sesuatu hal dengan benar bahkan untuk dirinya sendiri. Lenuel merasa ia manusia paling bodoh telah mencampakan Sia begitu saja, mencampakan kebahagiaanya sendiri.

Beberapa hari setelahnya, setelah Sia dinyatakan koma, orang tua serta kedua adiknya datang dan langsung memarahinya yang begitu bodoh tertarik dengan wanita lain. Keluarganya sangat kecewa terhadap pilihan Lenuel saat tau ia memutuskan pertunangannya tanpa berkompromi dengan keluarganya terlebih dahulu dan mengikuti pendapat dirinya yang mengatakan bahwa ia langsung memilih Nia.

Lenuel menyesal.

Sangat menyesal telah membuat kepercayaan Sia padanya runtuh. Dan hal yang paling membuatnya menyesal, ia telah membuat kekasih sejatinya tersakiti.

Lenuel memasuki mobilnya dan melirik kotak berisi barang Sia yang berada di loker laci pramugarinya. Kotak itu sudah ada disana sejak dua bulan yang lalu dan ia yang memang pengecut, enggan untuk membuka karna tidak ingin kembali mengingat Sia.

Tetapi rasa rindu itu mulai menghantui Lenuel, ia ingin melihat barang-barang mantan kekasihnya dan menyentuhnya sekarang. Dan ketika Lenuel membuka, hal pertama yang ia lihat adalah syal dan topi pramugari Sia. Topi yang selalu ia bangga-banggakan, sama seperti Lenuel yang membangga-banggakan topi dan baju pilot kebanggaanya.

Pilot and Flight Attendant [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang