Jika ada salah-salah kata atau istilah, tolong dimaafkan karena cerita saya jauh sekali dari kata sempurna.
Typo bertebaran, happy reading.
***
Sia tengah sibuk melamun memikirkan Lenuel. Sudah beberapa jam ketika pesawatnya sampai di Indonesia, Sia tak berhenti untuk terus melamun.
"Sia... " panggil Rose ketika melihat anaknya tengah melamun dan terlihat tak bersemangat saat menapakan kaki di rumah. Karna setaunya, anaknya yang satu itu adalah wanita periang dan juga baik hati pada semua orang dan tentu saja selalu care dengan lingkunganya. Tetapi terkecuali saat penyakitnya kumat tentunya.
"Sia, bukanya kamu pulang nanti ya? Kenapa sekarang pulangnya? terus mana Lenuel?"
"Hai Ma, Lenuel masih ada penerbangan, Sia sendiri izin pulang soalnya ada masalah tadi."
"Masalah apa? Apa itu ada hubunganya juga sama pipi kamu itu?"
Sia mengangguk dan membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk. Sebenarnya masalahnya belum selesai karena sang wanita yang menjadi dalang semua itu belum juga sadar.
Dan hal yang paling mengejutkan adalah, ternyata sang wanita yang diketahui bernama Asmara itu dalam pengaruh narkoba yang membuatnya begitu brutal dan tak terkendali.
Awalnya Sia rasa tidak percaya dan tak pernah mendengar jenis narkoba seperti itu, apalagi dengan jenis Flakka yang umum digunakan oleh kaum jalanan di Amerika sana.
Entah darimana Asmara membelinya hingga ia kecanduan, tetapi dengan harga yang terpaut murah membuat narkoba jenis seperti itu membuat semua orang dirundung keresahan karna harganya yang relatif murah.
Sia terus membicarakan apa yang dialaminya hari ini pada Mamanya. Rose sendiri memang merasa tak percaya apalagi saat tau anaknya hampir masuk rumah sakit karena menangani seorang pencandu narkoba.
"Kau seharusnya lebih berhati-hati Sia, Mama tau kamu kuat tapi cobalah untuk tidak terlalu perduli saat ada orang yang melakukan hal tak wajar seperti itu."
Sia sendiri hanya mengangguk. Apa yang dikatakan Mamanya sama persis seperti apa yang diucapkan Lenuel saat mereka masih di dalam pesawat.
"Besok Sia harus ke bandara lagi Ma, Sia mau ngeberesin hal ini dulu."
"Ya, hati-hati."
***
"Jadi ceritakan awal mula terjadi penyerangan itu." ucap seorang pria berkepala plontos.
"Kejadianya terlalu cepat Pak. Saat saya mau ngebantu mbak Asmara biar ga nyakitin diri, tiba-tiba aja dia langsung nyerang saya."
Pria berkepala plontos mengangguk dan mengalihkan pandanganya pada Asmara yang sedang menunduk entah apa yang sedang difikirkanya.
"Saya melihat anda masuk ke wc dan keluar dalam keadaan sempoyongan apa benar?" tanya pria berkepala plontos.
Wanita yang ditanyai seperti itu mengangguk. "Saya pake narkobanya saat masuk ke wc pesawat pak."
"Tapi bagimana bisa begitu? Bagaimana saat pengecekan X-Ray bisa sampai tak terdeteksi?"
"Saya melapiskan tas saya pakai alumunium foil dan menempelkanya hingga sampe gak kelihatan."
Sia hanya mendengarkan saat Asmara menjelaskan keadaanya saat menyeludupkan narkoba. Sebenarnya Asmara tidak mempunyai niat untuk mengedarkan narkoba jenis Flakka, ia hanya ingin membawa serta memakainya saat akan berpergian saat itu.
Tetapi Sia mengerti saat seseorang kecanduan sebuah narkoba ia tak akan ingat betapa bahayanya saat ia memakainya. Bahkan bisa Sia simpulkan sendiri bahwa Asmara tak akan ingat apa yang dilakukanya semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilot and Flight Attendant [COMPLETED]
Romance"All the world is made of faith and trust." || Copyright©2017 - All rights reserved Cobalah untuk mempercayai seseorang dan terus mengabadikanya di dalam hati. Ketika kita sedang jatuh dan tak tau harus berpegangan pada siapa lagi, orang yang kita p...