18. Nia

4.6K 210 0
                                    

Typo bertebaran, happy reading.

***

Sekembalinya mereka dari negara gajah putih, Sia melakukan aktifitasnya seperti biasa jika tidak sedang dalam penerbangan. Seperti menjahili Mama serta Papanya, memberi makan Lenuel, jalan-jalan dengan Lenuel, mengobrol dengan Lenuel, dan hangout bareng dengan dua sekawanya.

Oke, berbicara tentang hangout dengan dua sekawan sebenarnya sudah lama ia tinggalkan karena kesibukan masing-masing. Apalagi dengan Sia, karena sibuknya harus mengurus Lenuel yang bisa dikatakan tak bisa jauh darinya.

Firanda dan juga Amie tak pernah keberatan dengan kesibukan Sia kerena memang mereka juga mulai mengerti apa yang mereka lakukan dahulu tak akan bisa mereka lakukan kembali sekarang.

Seperti saat ini, Sia tengah menenteng kotak makan berwarna marun mendatangi apartemen Lenuel untuk memberi makan kekasihnya itu.

Setelah tersenyum kepada penjaga security dan juga mbak Lisa yang tengah berdiam diri mengamati setiap orang yang datang, Sia akhirnya mengetuk pintu Lenuel yang tak lama kemudian dibuka olehnya.

"Masih pagi." ucap Lenuel ketika mendapati jam masih menunjukan angka tujuh.

"Justru itu aku kan pinginnya kamu bangun pagi terus sarapan yang bener, bukannya masih tidur."

Kebiasaan Lenuel yang hampir sama dengan Sia adalah, mereka sangat susah untuk bangun pagi jika bukan dalam jam kerja atau acara-acara resmi yang diadakan oleh keluarga masing-masing.

Tetapi bisa dikatakan bahwa Lenuel lah yang lebih parah. Mungkin karena jadwal yang mengharuskan dirinya untuk terus standby membuat keadaan lelah itu sendiri yang sering mendominasi.

"Mama bikin nasi goreng tadi, terus aku keinget kamu." ucap Sia sambil meletakan tempat makanya setelah itu ia mengambil sendok dan menyuruh Lenuel untuk berbasuh terlebih dahulu dan mulailah makan.

Setelah selesai makan, Sia mulai pada acara mengobrolnya dan menceritakan apa saja yang menurutnya sangat harus berbagi dengan Lenuel untuk menghabiskan waktu.

"Adinata sakit?" ucap Sia tak percaya ketika Lenuel memberi tahu bahwa adiknya yang paling kecil itu tengah dirawat di rumah sakit.

"Ya, tipus katanya. Sebenernya emang udah dari kemarin tapi aku baru bisa free nanti buat ngejenguk."

"Iya juga ya besok juga aku ada flight sekitar jam sembilan siang. Kamu besok ada penerbangan jam berapa?" Sia mencolek mangga mudanya pada sambal.

"Jam sepuluh-an. Kamu gaakan sakit perut makan rujak pagi-pagi?"

"Gaakan lah orang aku ini kuat, mau makan subuh-subuh juga gaakan kenapa-napa." Ucap Sia menyombongkan diri dengan menepuk-nepuk bagian dadanya.

Lenuel sendiri hanya bisa mengiyakan karna jika ia melarang sudah pasti tidak akan didengar oleh Sia.

Keesokan harinya saat Sia sedang dalam penerbangan disaat jam kerjanya, ia terus mondar-mandir ke dalam kamar mandi karena rasa mulasnya yang begitu berlebihan apalagi hanya ia yang bisa diandalkan ketika situasi juniornya tengah dirundung kefrustasian menghadapi penumpang.

"Mbak.. itu ada cowo ngegangguin penumpang cewe yang lain. Mereka pada ribut." begitulah teriakan juniornya ketika sedang terjadi keributan antar penumpang.

"Duh Will aku lagi buang hajat nih, bisa gak ke yang lain aja?"

"Engga pada mau mbak.. mereka pada gamau ngurusin bagian kaya gini. Aku juga gabisa kalo ngurus penumpang kaya gini."

Pilot and Flight Attendant [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang