Typo bertebaran, happy reading.
***
Saat ini Sia tengah memperagakan apa saja yang harus dilakukan penumpang saat pesawat akan takeoff. Cara memasangkan sabuk pengaman, pemakaian tabung oksigen, dan juga pemakaian pelampung jika terjadi sesuatu.
"Semoga perjalanan anda dengan pesawat M237 ini menyenangkan. Dan semoga apa yang kami layani selama pesawat mengudara, memuaskan. Sampai nanti dilain waktu"
Sia tersenyum ketika mengucapkan itu. Jujur saja ketika kalian akan berpergian menggunakan pesawat dengan maskapai terburuk, cobalah untuk lebih cermat dalam mendengarkan kata-kata sang pramugari.
Jika sang pramugari mengucapkan. "Semoga selamat sampai tujuan." Berarti sang pramugari itu sendiri tak bisa menjamin dengan keselamatan para penumpang karena mereka sendiri juga merasa tidak yakin.
Berbanding terbalik dengan maskapai yang bisa dikatakan terjamin atas keselamatan kalian semua, mereka cenderung mengucapkan, "Semoga anda puas dengan pelayan kami." Atau hal-hal yang mendekati itu.
Entahlah, Sia merasa bahwa maskapai tempat ia bekerja ini bisa dikatakan terjamin antara kualitas dan keselamatanya. Terbukti dengan pengucapanya pada penumpang yang jauh dari kata hati-hati.
"Mbak Sia.. ada ibu-ibu sakit kayanya dia sesek nafas."
Sia langsung berdiri dan mendatangi tempat duduk seorang wanita yang sepertinya tengah menahan sesak terbukti dengan tanganya yang terus memegang bagian dada atasnya.
"Bu.. tahan nafas terus keluarin ya.." ucap Sia dengan tenang. Sebenarnya bukan kali ini saja kejadian seperti ini terjadi, maka dari itu Sia sendiri sudah bisa menahan kepanikanya.
"Baim, tolong bawain tabung oksigen kita di deket kotak P3K di loker."
Sekembalinya Baim, Sia langsung memakaikanya pada sang Ibu yang sudah sangat merintih dan meminta pertolongan. Sia sebenarnya tidak tega melihat sang Ibu dalam keadaan seperti ini, tetapi terkadang ada hal yang tidak bisa dilakukan atau dicegah oleh manusia, yaitu sebuah penyakit.
Nafas sang Ibu berangsur-angsur normal membuat Sia menghela nafas lega ketika melihat perjuanganya tak sia-sia. Para pramugari junior lainya membantu sang Ibu untuk berdiri dan membimbingnya untuk kembali duduk karena keadaanya yang memang terlihat lemas.
"Ibu tidur saja ya.. perlu saya ambilkan teh hangat?" Sia menawarkan diri melihat sang Ibu mengangguk mengiyakan.
Sia kembali datang dengan satu gelas teh hangat, sang Ibu berucap terima kasih dan menawarkan diri untuk berkenalan dan menawarkan Sia untuk meluangkan waktu dikala senggang untuk mengobrol hangat denganya.
"Jika saya ada waktu saya akan dengan senang hati mengabari anda."
Sia pamit undur diri bersama juniornya untuk menyiapkan sebuah minuman untuk penumpang yang lain.
***
Perjalanan menuju Thailand hanya memakan waktu kurang lebih satu jam setengah, Sia yang saat itu sudah keluar dari pesawat setelah memastikan semua penumpang telah turun langsung duduk disebuah bangku menunggu Lenuel.
Entah memang kebetulan saja atau tidak, tetapi terkadang jadwal penerbangan yang ia ambil hampir selalu sama dengan Lenuel, seperti saat ini.
"Lenuel..." desah Sia saat pandanganya tiba-tiba menghitam.
"Kamu udah lama nunggu?" tanyanya ketika pandanganya sudah kembali normal, tetapi hal yang membuat Sia terkejut bukan Lenue lah orang yang tadi menjahilinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilot and Flight Attendant [COMPLETED]
Romance"All the world is made of faith and trust." || Copyright©2017 - All rights reserved Cobalah untuk mempercayai seseorang dan terus mengabadikanya di dalam hati. Ketika kita sedang jatuh dan tak tau harus berpegangan pada siapa lagi, orang yang kita p...