Jika ada salah-salah kata atau istilah, tolong dimaafkan karena cerita saya jauh sekali dari kata sempurna.
Typo bertebaran, happy reading.
***
Sia berteriak kencang di dalam kamarnya. Ia benci hari ini, disaat ia butuh orang untuk menenangkannya Lenuel tidak ada. Tidak tau dimana ia sekarang.
"Sia..." Rose mengetuk pintu kamar dengan hati tak tenang. Setelah kejadian keluarnya Lenuel dengan terburu-buru, Rose yang masih duduk di ruang keluarga langsung menjadi panik.
Karena jika bukan Lenuel yang meredakan amarah Sia lalu siapa lagi? Ia dan juga Windu tak pernah bisa menenangkan Sia bagaimana pun caranya.
"Sia cuman pingin ngeluarin amarah Sia doang Ma.. Mama bisa tunggu di bawah aja. Sia lagi gamau di ganggu."
"Gamau, Mama khawatir sama kamu Sia."
"Ma Sia mohon, Sia pingin sendiri kali ini." Dan setelah mendengar derap langkah kaki menuruni tangga, Sia merasa lega. Sia menidurkan dirinya di kasur nyaman serta hangatnya. Tetapi hatinya tidak senyaman tubuhnya saat ini.
Mungkin amarahnya sudah pergi saat ini tetapi tidak dengan raut sedihnya. Bahkan saat ini raut sedihnya lah yang mendominasi. "Lenuel.. maafkan aku." Sia menangis tersedu-sedu dengan tangan menutup matanya.
"Permintaan maaf di terima."
Sia langsung mengalihkan pandanganya pada seseorang yang tengah berdiri di samping tempat tidurnya. Dan ketika tau bahwa seseorang itu adalah Lenuel, Sia langsung memeluknya dengan erat.
"Maafkan aku.. maafkan aku."
"Shhh tenanglah, it's oke."
Sia semakin memeluk Lenuel dengan erat. Rasa takut akan kehilangan itu benar-benar melingkupinya.
Lenuel mendudukan Sia di pinggir kasurnya. Setelah membanting pintu dengan keras tadi, sebenarnya ia tak benar-benar keluar, ia duduk menenangkan diri di halaman depan rumah Sia, Mana berani Lenuel meninggalkan Sia dengan keadaan seperti ini, saat masa-masa tersulitnya kembali muncul.
"Minum obat anti depresimu lalu istirahatlah."
"Kau akan tetap disini bukan?"
Lenuel mengangguk. "Tentu."
***
Sia yang saat itu memakai dress selutut berwarna putih berlengan dengan brokat dibagian dada, dan juga sepasang wedges hitam serasi dengan tas dan juga rambutnya berjalan bergandengan dengan Lenuel.
Hari ini adalah hari dimana acara reuni Sia diadakan. Tidak ada acara saling memandang atau dipandang oleh semua orang saat ini karena semuanya pun terlihat sangat menawan.
Karena Sia sudah mempunyai kekasih, ia sengaja membawa Lenuel pada acara reuni sekolahnya. Tidak seperti di negara orang yang selalu diadakan di dalam hotel mewah, reuni SMA Sia sendiri diadakan di sekolahnya.
"Raflesia!" seorang wanita yang tak kalah anggun dengan baju berwarna marun mendatangi Sia yang disambut dengan pelukan hangat Sia.
"Ah aku kangen banget sama kamu Firanda."
"Wah dateng-dateng udah bawa calon aja." Firanda mencolek Sia dan mengulurkan tanganya untuk bersalaman dengan Lenuel.
"Firanda."
"Lenuel."
"Bujubuneng bo... maskulin amat laki lo." Franda berbisik tetapi masih bisa di dengar oleh Lenuel.
"Ah lo mah biasa aja kali."
"Lo udah ketemu sama anak-anak belum? Mereka pada kangen sama lo katanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilot and Flight Attendant [COMPLETED]
Romance"All the world is made of faith and trust." || Copyright©2017 - All rights reserved Cobalah untuk mempercayai seseorang dan terus mengabadikanya di dalam hati. Ketika kita sedang jatuh dan tak tau harus berpegangan pada siapa lagi, orang yang kita p...