9. Adinata Henning

6.8K 276 0
                                    

Jika ada salah-salah kata atau istilah, tolong dimaafkan karena cerita saya jauh sekali dari kata sempurna.

Typo bertebaran, happy reading.

***

Sia terus menempeli Lenuel kemana pun ia berjalan. Mungkin karena rasa kehilanganya kemarin membuatnya menjadi kekasih posesive yang enggan untuk meninggalkan kekasihnya.

Dan karna kejadian 'pesawat ngambang' itu juga, lenuel menjadi buah bibir, bukan hanya di Indonesia saja tetapi sampai ke luar negri.

Tetapi kejadian tetaplah sebuah kejadian dimana harus ada penjelasan diakhirnya bagaimana pun hasilnya. Dan hari ini, walaupun seharusnya Lenuel beristirahat dengan tenang dan tidak terlalu memikirkan apapun, tetapi nyatanya ia harus berhadapan dengan para wartawan hari ini.

"Kau yakin Lenuel?" Sia menatap Lenuel yang sedang duduk disebuah ruang kepala penerbangan mereka.

"Ya Sia, aku sudah berbicara denganya kemarin dan sekarang jadwalku untuk menemui wartawan dan menjelaskan semuanya."

"Oh jadi itu sebabnya kau telat datang?"

"Ya, aku kan harus memberi tau atasan kita dulu. kesimpulanya sih aku ga bersalah dan gaakan ada acara pemecatan. Ini semua murni karena kerusakan mesin."

"Aku engga tau kerusakan-kerusakan kaya gitu jadi usahakan jangan ada acara kaya gini ya Lenuel, aku gamau kamu kaya kemarin lagi."

"Hei tenanglah, ini kan udah jadi konsekuensiku seorang Pilot."

"Iya tapi..." Sia tak bisa berkata-kata.

"Sudahlah Sia.. yang terpenting aku berada disini sekarang.."

"Ya, dan aku mohon Lenuel tolong berhati-hatilah lain kali Lenuel."

"Tentu saja.. dan satu hal yang aku sukuri kemarin Sia.."

"Yang kau sukuri?"

"Ya. aku sangat bersukur bahwa penerbangan kemarin kau tidak ikut denganku. Dan aku sangat senang akan hal itu." Lenuel mengecup pipi Sia dan langsung keluar.

***

"So.. berarti kamu gaakan ngambil penerbangan dulu?" tanya Sia saat mereka tengah di mobil berjalan untuk mengunjungi kediaman rumah Lenuel.

Sebenarnya bukan kali ini saja Sia mendatangi kediaman keluarga Lenuel, sudah hampir beberapa kali ia menyempatkan diri untuk beramah tamah dengan keluarga kekasihnya yang ada di bandung itu.

"Tergantung, jika aku ingin ya itu terserah padaku. Kamu sendiri?"

"Aku lagi ga mood kalau sekarang-sekarang, males." Sia menumpang dagu sesudah mengatakanya. Entahlah tetapi ia tidak terlalu bersemangat untuk mengambil penerbangan sekarang.

"Kita makan dulu? Aku ada tempat makan yang enak di daerah sini."

"Ya. Perutku sudah pada demo minta di isi."

Akhirnya mereka mampir terlebih dahulu disebuah tempat makan dan hampir menghabiskan waktu selama satu jam lamanya.

Memang ada beberapa kesukaan dan hoby mereka yang terkadang sama, contohnya seperti saat ini, makan dengan panorama alam yang begitu sederhana.

Tidak seperti wanita lainya, Sia sendiri lebih menyukai tempat makan berbau ramah dan good looking seperti pandanganya saat ini. Tak jauh berbeda dengan Sia, Lenuel pun merasakan hal yang sama.

Makan dengan panorama indah dan ada Sia disisinya merupakan kebahagiaan sendiri yang di alami oleh Lenuel.

"Lenuel aku pingin beli roti dulu." Sia memberhentikan mobilnya disebuah toko kue yang selalu dibelinya ketika akan berkunjung ke rumah keluarga Henning.

Pilot and Flight Attendant [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang