End: 22 Desember 2018 [✓]
Awalnya, Seohyun selalu bertanya-tanya, alasan kenapa ayahnya menyuruhnya untuk hidup sebagai Seo Joohyun si gadis kuper yang tidak menarik perhatian; membiarkannya menjadi sasaran bagus seorang Dara untuk bisa menindasnya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semenjak Jonghyun kemarin pulang, Seohyun tidak tahu apa yang terasa janggal. Tapi memang dia tahu ada sesuatu yang salah disini. Jonghyun tak pernah se–cuek itu sebelumnya. Tapi tadi malam, dia justru melenggang tanpa pergi tanpa sapa senyum untuknya. Jadi satu kesimpulannya adalah, bahwa ada sesuatu yang salah dari Jonghyun hari itu.
Tapi karena Seohyun sudah terlalu lelah memikirkan banyak hal, jadi ia putuskan untuk memikirkannya lain kali. Dia juga memiliki banyak hal yang harus di pikirkan saat ini. Entah itu masalah pekerjaan maupun masalah sekolahnya.
Dan setelah percakapannya dengan Hyura tadi siang, dia jadi memikirkan apa sebenarnya alasan dia harus merubah dirinya menjadi seorang yang jauh dari dirinya yang asli. Seohyun tak pernah memikirkan alasan pasti itu, tidak sama sekali. Kecuali ayahnya yang menyuruh itu.
Tapi karena ia sangat percaya, bahwa apa yang sudah ayahnya bicarakan itu sepenuhnya demi hal yang benar. Ya, tentu saja tidak mungkin ada orang tua yang menjerumuskan anaknya.
"Kapan aku harus hidup bebas tanpa tekanan di sekolah?"
Terkadang, Seohyun memang terus-menerus memikirkan hal itu. Ia ingin sekali bisa hidup bebas seperti yang lain. Menjalani kehidupannya tepat seperti kebanyakan orang. Yang mudah tersenyum dan tertawa dengan banyak teman. Hanya saja, Seohyun tak pernah bisa melakukannya. Bukan tidak bisa, tapi memang sepertinya takkanpernah bisa. Dan Seohyun menarik angan itu jauh-jauh kembali ke dalam dirinya.
"Aku harus bisa melakukannya."
Seohyun berusaha men–sugesti dirinya untuk bisa menghadapi semua hal sulit yang kini berada di hadapannya. Seohyun yakin ini semua takkan lama lagi akan berubah. Hanya saja, semuanya perlu waktu. Seperti alasan klise yang seringkali orang lain bicarakan.
"Hei, kau masih bermalas-malasan, huh? Bangun sayang, kau harus melakukan pemotretan."
Saat Seohyun baru saja ingin memejamkan matanya karena terlalu lelah memikirkan banyak hal, Hyura datang dengan bodohnya mengganggu tidur Seohyun dengan kantuk yang sudah berada di ujung kelopak matanya. Rasanya saat itu Seohyun ingin sekali memukul wajah Hyura yang tanpa dosa memasuki kamarnya dan merusak semua kegiatan beristirahatnya.
"Kau tak bilang apapun bahwa hari ini aku memiliki jadwal pemotretan."
Seohyun tentu saja merenggut kesal melihat tingkah Hyura yang seenaknya.
"Ya. Aku memang lupa."
Hyura langsung saja meletakkan baju yang harus di pakai Seohyun hari itu di atas ranjang. Dan Seohyun pun dengan malas mengambilnya dan berjalan ke arah kamar mandi dengan wajah yang kusut.