Part 3

4.4K 125 0
                                    

Seperti biasa Alena menunggu Pak Wardiman, supir yang sudah bekerja dengan keluarga Alena kurang lebih delapan tahun, di depan gerbang sekolah. Pak Wardiman dulu lahir dan besar jakarta, kemudian ikut merantau bersama keluarga Alena ke bandung. Jadi jangan heran kalau dia sangat hapal jalanan jakarta karena sudah puluhan tahun dia tinggal di jakarta.
Brrummm...Bruummmm...Bruumm... terdengar suarah knalpot motor dari belakang Alena. Satu motor ninja berwarna hitam lewat dari sampingnya dengan laju. Diikuti dengan motor berwarna kuning. Kemudian motor berwarna hijau. Ketiga motor itu mengeluarkan asap seperti dempul sehingga Alena terbatuk-batuk. Dia menutup hidungnya sambil mengumpat. Ternyata ada satu lagi motor di belakangnya. Alena membalikkan badan untuk melihat siapa sebenarnya gerombolan orang yang punya asap motor sebanyak itu. Motor ninja berwarna merah melaju ke arah Alena. Dia mengenal motor itu dan orang yang mengemudikannya. Mexi. Ya, Alena dapat mengenali Mexi meskipun wajah Mexi tertutup setengah oleh helm. Mexi yang melihat Alena pun sengaja melambatkan motornya disamping Alena kemudian menggas-gas lalu melaju kencang meninggalkan Alena yang menutup hidung karena polusi udara yang dihasilkan dari knalpot motor Mexi.
" Woi, gue sumpahin lo semua jatuh dari motor." Teriak Alena kesal karena nafasnya menjadi sesak akibat dempulan asap dari motor Mexi dan teman-temannya. Tapi percuma saja, Mexi cs tidak mendengarnya karena mereka semua udah melaju kencang menembus jalanan macetnya kota jakarta.

***

Sebuah mobil sedan berwarna hitam terparkir di halaman rumah Alena. Dia baru saja sampai di rumah dianter oleh Pak Wardiman.
" Lho, Non, kenapa wajah hitam begitu? " tanya Bi Tati, asisten rumah tangga di keluarga Alena.
" Ha? Hitam gimana, Bi? " Alena balik bertanya sambil berlari ke arah cermin di ruang tamu.
" Aaaaaaaa....Wajah aku jadi comeng begini. Ini pasti gara-gara asap motor cowok tengil itu." Teriak Alena saat melihat wajahnya di cermin. Dia seperti montir motor yang wajahnya comeng terkena oli.
" Cowok tengil siapa, Non? " tanya Bi Tati tak mengerti.
" Adalah Bi, cowon tengil di sekolah aku. Orangnya tuh nyebeliiinnnn banget." Kata Alena geram.
" Ganteng gak, Non? "
" Ih, Bibi genit banget sih pake nanya ganteng apa gak."
" Ya siapa tau ganteng-ganteng tengil gitu."
" Emang judul sinetron? "
" Itu mah Ganteng-Ganteng Serigala, Non."
" Oh iya, bener. Udah ah, Bi, aku mau naik ke kamar dulu. Mama udah pulang belum? "
" Ya belum atuh, Non. Jam segini kan masih sibuk di kantor."
" Hmmm... Bi, tolong buatin jus apel ya anterin ke kamar aku."
" Siap, Non. Beres atuh! "
Alena pun berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Rasanya semakin hari Alena semakin capek sekolah di Casanova. Baru dua hari jadi murid disana, tapi kok kayaknya udah banyak banget masalah yang muncul.

***

Mexi sedang baring dikasurnya sambil memainkan gitar. Tiba-tiba hpnya bergetar. Mexi langsung mengambil hpnya yang diletak di meja samping tempat tidur.

Sean: Mex, lo dimana?
Dafa: Di hatimu.
Gio: Di hatimu (2).
Mexi: Kasur. Ngantuk.
Sean: Gila lo, gue udah nungguin di pesta Cindy. Buruan sini.
Mexi: Males gue ketemu dia.
Sean: Ayo donk, Mex. Pliiissss demi gue.
Mexi: Anjir, jijik banget pake plis plis segala
Dafa: Anjir, jijik banget pake plis plis segala (2)
Gio: Anjir, jijik banget pake plis plis segala (3)
Sean: Diem deh lo berdua. Gue lagi ngomong sama Mexi nih.
Dafa: Gue baca.
Gio: Gue baca (2)
Sean: Gue gak mau tau. Gue nunggu lo bertiga disini. Kalo sampe lo bertiga gak dateng...
Dafa: Mau apa lo?
Gio: Bunuh diri.
Dafa: Hahaha... Sinetron banget.
Sean: Ya gak papa sih. Gak bunuh diri juga. Pokoknya gue tunggu di rumah Cindy. Banyak cewek cantik dan seksi.
Dafa: Gue otw.
Gio: Ingat Devi, Fa.
Dafa: Buat malam ini, gue jomblo.
Sean: Gue aduin Devi lo
Dafa: Jangan jadi cowok lemes pake ngadu-ngaduin segala. Lo mau kita dateng gak?
Sean: Oh iya sorry gue lupa. Yaudah buruan sini. Gue tunggu.
Mexi: Inshaa Allah kalo Allah membangkitkan semangat gue buat lepas dari pelukan kasur ini.
Gio: Hahaha... Tumben omongan lo tobat.
Sean: Ya Allah, tolong bangkitkan semangat Mexi ya Allah. Sean mohon.
Mexi: Jijik.
Gio: Jijik (2)

AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang