JGEERRRR!!! Seketika semua shock mendengar ucapan Amora. Permintaan yang unbeliaveable. Mexi terdiam terpaku mendengar ucapan Amora itu. Sedangkan Alena, dia tak mampu berbuat apa-apa. Alena menatap Mexi dan menunggu jawaban Mexi.
" Kamu gak mau tunangan sama aku, Mex? " tanya Amora melihat kebisuan Mexi. Mexi tak menjawab, dia menyadari ada Alena di belakangnya. Ada hati yang harus dia jaga. Dia tidak ingin menyakiti Alena, tapi dia juga tidak ingin Amora kenapa-kenapa. Mexi sungguh berada di posisi sulit.
" Oke... Aku udah tahu jawabannya..." kata Amora bersiap menjalankan kursi rodanya. Amora mendorong kursi rodanya perlahan.
" Amora stoopppp..." teriak Mexi melihat sikap nekat Amora itu. Amora menghentikan aksinya.
" Oke... Aku mau tunangan sama kamu..." kata Mexi mengalah.
DUAARRR!!! Suara petir di luar sana sama dengan suara hati Alena saat ini. Hatinya hancur mendengar ucapan Mexi itu. Alena tak kuasa menahan air matanya yang ingin tumpah. Dia menangis mendengar ucapan Mexi. Bagaimana bisa dia menerima kenyataan bahwa dia harus melepaskan Mexi bersama Amora. Padahal Alena baru saja merasakan kebahagiaan dengan Mexi. Alena baru saja percaya dengan cinta yang baru dalam hidupnya. Alena baru saja merasakan cinta yang sudah lama tidak ia rasakan. Tapi semua hancur dalam hitungan detik. Mexi berjalan mendekati Amora dan mendorong kursi rodanya agar menjauh dari ujung anak tangga. Amora memeluk Mexi lega mendengar jawaban Mexi. Sementara Alena, dia langsung membalikkan badan tidak ingin melihat pelukan itu. Alena ingin berteriak, tapi dia menahannya. Alena berlari meninggalkan tempat itu secepat kilat. Dia tidak ingin berlama-lama disana.
" Al..." Sean langsung mengejar Alena karena dia tahu Alena tidak bisa dibiarkan sendiri dalam keadaan kacau seperti ini.
" Al...Tunggu, Al..." Sean berhasil menarik tangan Alena dan menghentikan langkahnya.
" Al... Mexi ngelakuin hal itu karena terpaksa." Kata Sean mencoba menenangkan Alena.
" Se, lepasin gue..." kata Alena tanpa peduli dengan penjelasan Sean.
" Al..."
" Se, lepasin gue!!! " bentak Alena saat Sean terus menahan tangannya. Akhirnya Sean mengalah, dia melepaskan tangan Alena dan membiarkan Alena pergi. Alena berlari keluar rumah sakit menembus derasnya hujan. Ini kedua kalinya dia mengalami hal pahit selama berpacaran dengan Mexi. Dan ini kedua kalinya dia ingin terus berlari dalam derasnya hujan agar tidak ada yang bisa melihat tangisnya. Alena berlari tak tau arah. Dia terus terbayang ucapan Mexi yang menerima bertunangan dengan Amora. Bukan hal yang gampang untuk melepaskan seseorang disaat kita merasa sangat mencintainya. Tapi, Alena harus melakukan itu. Alena berjalan tanpa memperhatikan sekeliling. Dia menyebrang jalan tanpa melihat kiri dan kanan. Saat Alena menyebrang, sebuah mobil dari arah kanan melaju dengan kecepatan tinggi.
" Tiiiiiitttt......." mobil itu mengklakson panjang saat melihat seseorang menyebrang sembarangan.
" Aaaaaaa......" teriak Alena kaget saat melihat sebuah mobil melaju kencang ke arahnya. Alena menutup mata dan pasrah dengan apa yang akan terjadi pada dirinya.
" Ciiiittttt......" si pengemudi mobil menginjak rem dengan kecepatan tinggi untuk menghindari orang yang menyebrang itu. Untungnya mobil berhenti tepat sebelum menyentuh tubuh Alena. Hanya tersisa beberapa sentimeter lagi sebelum kap depan mobil itu menabrak Alena. Alena mematung beberapa saat. Sementara si pengemudi mobil tak kalah kagetnya saat melihat siapa orang yg sudah menyebrang dengan sembarangan itu.
" Alena??? " kata Dion kaget melihat Alena berdiri di depan mobilnya dalam keadaan hujan lebat seperti ini. Ternyata si pengemudi mobil adalah Dion. Dion langsung turun tanpa peduli dengan derasnya hujan saat itu.
" Alena... Kamu ngapain hujan2an begini? " tanya Dion menghampiri Alena.
" Kak Dion??? " tanya Alena kaget.
" Kamu kenapa? " tanya Dion shock melihat keadaan Alena yang ketakutan.
" Enggak... Aku gak papa..." jawab Alena berbohong.
" Al... Masuk ke dalam mobil biar aku anter pulang." Kata Dion setengah berteriak di bawah derasnya hujan.
" Enggak. Aku bisa pulang sendiri." Jawab Alena menolak.
" Al, hujannya deras banget. Kamu bisa sakit." Kata Dion memaksa.
" Aku gak peduli. Tolong biarin aku sendiri." Tolak Alena lagi.
" Al..."
Alena pergi meninggalkan Dion sebelum Dion menyelesaikan kalimatnya.
" Oke kalo kamu gak mau aku anter, aku akan nemenin kamu hujan2an." Ancam Dion tak peduli dengan hujan deras saat ini. Alena tak menyahut. Dia terus berlari menerobos derasnya hujan. Alena tak tau arah, dia bingung mau kemana. Yang pasti dia ingin pergi ke tempat dimana tidak ada orang agar dia bisa berteriak menumpahkan kesedihannya. Dion yang mengikuti Alena dari belakang terus memperhatikan kemana pun Alena pergi. Dia tidak akan membiarkan Alena sendiri. Akhirnya Alena tiba di sebuah rumah sederhana di sebuah gang. Dia tak tahu mengapa kakinya melangkah kesana. Yang pasti, Alena membutuhkan bahu untuk bersandar saat ini.
" Tok... Tok... Tok..." Alena mengetuk pintu rumah itu. Tak ada sahutan. Alena mengetuk sekali lagi. Akhirnya ada seseorang yg membuka pintu.
" Alena??? " teriak si pemilik rumah kaget melihat kemunculan Alena di hujan lebat seperti ini.
" Nek Asih..." gumam Alena pelan. Ternyata Alena berlari menuju rumah Nek Asih. Entah apa yang membawanya kesana. Tapi Alena bisa menemukan kenyamanan saat berbicara dengan Nek Asih.
" Kamu kenapa? Kok hujan2an? " tanya Nek Asih bingung. Alena tak menjawab, dia diam mematung. Badannya basah kuyup, bibirnya bergetar menahan dinginnya air hujan.
" Al..." panggil Dion yang sedari tadi mengikuti Alena. Alena tak menyahut.
" Ya ampun, kalian kenapa basah2an kayam gini? Ayo masuk, masuk..." kata Nek Asih mengajak Alena dan Dion masuk. Alena melangkah masuk tanpa berkata apa-apa.
" Sebentar Nenek ambilin handuk ya." Kata Nek Asih lalu masuk ke dalam kamar. Alena dan Dion duduk di sebuah kursi yang sudah tua. Mereka menggigil kedinginan.
" Ini keringin dulu badan kalian." Kata Nek Asih memberi dua buah handuk. Alena dan Dion menerimanya dan langsung mengelap badan mereka.
" Kalian itu dari mana? Kok hujan2an toh? " tanya Nek Asih lagi.
" Eee... Kenalin, saya Dion." Kata Dion memperkenalkan diri dan menyalam Nek Asih.
" Oh... Iya. Saya Nek Asih." Balas Nek Asih sambil tersenyum.
" Oh iya, Nek..." kata Dion mengangguk.
" Al... Kamu kenapa? " tanya Nek Asih duduk di samping Alena. Alena hanya diam mematung.
" Al..." panggil Nek Asih lagi.
" Nek, boleh gak aku nginap disini malam ini? " tanya Alena yang membuat Nek Asih tersontak kaget.
" Lah, kenapa toh? " tanya Nek Asih bingung.
" Please...." pinta Alena dengan wajah memelas.
" Al... Sebenarnya kamu kenapa sih?" Tanya Dion ikutan bingung mendengar ucapan Alena tadi.
" Kak, aku mohon banget buat malam ini jangan ganggu aku dulu. Aku pengen sendiri. Please..." pinta Alena sambil menatap Dion memohon.
" Tapi, Al..."
" Please...." pinta Alena lagi. Dion menatap tajam mata Alena. Ada sesuatu disana yang tidak bisa ia baca. Dion ingin membantu Alena, tapi sepertinya Alena tidak mengharapkan kehadirannya.
" Oke..." kata Dion mengalah. Dion pun bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan rumah Nek Asih setelah berpamitan dengan Nek Asih. Kini hanya tinggal Alena dan Nek Asih berdua. Alena masih diam membisu yang membuat Nek Asih semakin bingung.
" Al... Kamu kenapa, nduk? " tanya Nek Asih lagi sambil memegang bahu Alena. Tiba-tiba Alena langsung memeluk Nek Asih dan menangis disana. Nek Asih yang mendapat "serangan" dari Alena menjadi semakin bingung.
" Mexi, Nek... Hikkkssss..." kata Alena ditengah isak tangisnya.
" Mexi? Pacar kamu yang kamu bawa kemarin kesini? " tanya Nek Asih memastikan orang yang dimaksud Alena. Alena pun mengangguk.
" Kenapa dengan Mexi? " tanya Nek Asih penasaran.
" Mexi mau tunangan sama orang lain..." seketika Nek Asih pun tercengang mendengarnya.
" APA?? " tanya Nek Asih tak percaya.
" Nduk, coba kamu tenang dulu... Ceritain sama Nenek gimana yang sebenarnya..." kata Nek Asih menenangkan Alena.
" Mexi mau tunangan sama Amora, temen sekolah aku..." bwgitulah Alena mulai menceritakan semua yang sudah terjadi dalam hidupnya pada Nek Asih, terutama antara dia, Mexi dan Amora. Nek Asih dengan seksama mendengarkan setiap detail cerita Alena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena
RomanceKetika Alena & Mexi tak percaya yg namanya cinta krn keduanya pernah diselingkuhin pacar masing2, tiba-tiba mereka dipertemukan & saling jatuh cinta. Bersamaan dengan itu ada Amora yang hadir di tengah keduanya. Bukan hanya Amora, masa lalu Alena pu...