Hari sudah gelap. Mexi pun bergegas untuk mengantarkan Alena pulang agar tidak dicari oleh orang tuanya. Alena memeluk erat pinggang Mexi. Dia menyenderkan kepalanya di punggung Mexi, seolah ingin mendapatkan ketenangan disana. Mexi yang menyadari Alena sedang menyenderkan kepalanya, tersenyum senang. Dia bahagia karena Alena membutuhkannya dalam kondisi apapun, terutama kondisi seperti ini. Saat menuju rumah Alena, Mexi melihat keributan di tengah perjalanan. Sepertinya keributan antar geng motor karena Mexi melihat banyak motor yang terparkir di pinggir jalan. Mexi menghentikan motornya dan melihat dengan seksama. Alena yang menyadari motor berhenti langsung mengangkat kepalanya.
" Kenapa, Mex? " tanya Alena bingung.
" Ada yang lagi berantem." Jawab Mexi sambil menatap ke depan. Alena pun mengikuti arah pandangan Mexi. Tampak beberapa orang sedang mengeroyoki seorang lelaki yang memakai topi. Mexi memicingkan matanya untuk memperjelas penglihatannya karena dia merasa sangat familiar dengan wajah lelaki yang sedang dipukuli itu. Butuh waktu beberapa detik untuk Mexi menyadarinya.
" Dion??? " kata Mexi panik saat topi lelaki itu terlepas dan menampakkan wajahnya dengan jelas. Ya, dia adalah Dion, sang ketua OSIS di SMA Casanova. Mexi langsung bergegas turun dari motor dan melepas helmnya.
" Eh, kamu mau ngapain? " tanya Alena mulai panik.
" Kamu tunggu sini, jangan kemana-mana. Aku mau nolongin Dion yang lagi dikeroyok. Kalo aku sama Dion kenapa-kenapa, tolong hubungi Sean dan yang lainnya. Ngerti? " kata Mexi memberi perintah pada Alena.
" Tapi, Mex..."
" Gak ada tapi-tapian, Al. Waktunya mepet. Aku pergi dulu." Kata Mexi memotong kalimat Alena kemudian dia berlari menuju tempat keributan itu.
" Aduh, Mexiii... Kenapa suka banget sih buat aku khawatir? Kamu kan baru sembuh. " gumam Alena panik. Dia turun dari motor dan menggenggam erat hpnya. Dia akan bersiap-siap jika terjadi sesuatu pada Mexi.
" Woiiii......." teriak Mexi menghampiri geng motor yang mengeroyok Dion itu. Mereka menghentikan aksinya dan menoleh ke arah Mexi. Mexi melihat Dion yang sudah babak belur dan terbaring di tanah.
" Lo semua banci ya? Kalo berani, satu lawan satu. Jangan keroyokan! " tantang Mexi geram.
" Siapa lo? " tanya salah seorang dari geng motor itu.
" Dia temen gue. Kalo lo berani, lawan gue!! " lanjut Mexi lagi.
" Gede juga nyali lo." Balas orang tadi sambil tersenyum meremehkan.
" Hajaarrr..." teriak anggota geng motor itu sambil menyerbu Mexi. Mungkin jumlah mereka ada sekitar tujuh atau delapan orang. Mexi bersiap mengambil kuda-kuda untuk melawannya. Satu per satu maju dan berusaha untuk melumpuhkan Mexi, tapi Mexi selalu berhasil mengalahkannya. Begitulah seterusnya sampai orang terakhir jatuh terkulai di tanah. Mexi berhasil mengalahkan mereka semua dengan sendiri. Setelah semua musuhnya kalah, Mexi berlari menghampiri Dion yang sudah tak sadarkan diri. Dia pingsan.
" Dion... Bangun... Dion..." panggil Mexi sambil menepuk pelan pipinya. Tapi, Dion tak merespon.
" Dioonnn..." panggil Mexi lagi kali ini dengan tepukan yang agak kencang di pipinya. Tapi, Dion tetap tak menyahut.
" Mex..." panggil Alena yang tiba-tiba sudah berada di samping Mexi.
" Al, telepon Sean sekarang. Buruan!" Kata Mexi pada Alena. Alena pun mengangguk dan mencari nomor Sean di hpnya.
" Nih." Kata Alena menyerahkan hpnya pada Mexi.
" Halo, Se. Ini gue. Gue nemuin Dion dihajar anak geng motor di daerah Kemang. Lo nyusul ke rumahnya ya, kasih tau Dafa dan Gio."
" Apa?? Tapi lo gak papa kan? " tanya Sean panik.
" Gue gak papa. Yaudah lo gerak sekarang ya."
" Iya, iya."
Tut... Tut... Tut... Telepon pun terputus.
" Al, bantu aku bawa Dion ke mobilnya sekarang." Kata Mexi pada Alena.
" Terus motor kamu? " tanya Alena bingung.
" Nanti aku suruh supir yang jemput." Jawab Mexi cepat. Alena pun mengangguk kemudian membantu Mexi untuk memapah Dion masuk ke dalam mobil. Setelah mengunci motornya, Mexi dan Alena langsung masuk ke dalam mobil Dion dan pergi menuju rumahnya.***
Mexi membaringkan Dion di tempat tidur, ditemani oleh Alena dan assiten rumah tangga keluarga Dion.
" Mama Papa Dion kemana, Bi? " tanya Mexi.
" Belum pulang, Mas." Jawab si Bibi.
" Ini, Mas, minyak angin sama airnya." Lanjut si Bibi sambil menyerahkan barang yang diminta Mexi tadi.
" Oh iya. Makasih." Jawab Mexi sambil menerimanya. Dia memasahi kain lap di dalam mangkuk berisi air, kemudian membersihkan wajah Dion yang lebam dan berdarah.
" Mas Dion kenapa, Mas? Dia gak papa kan? " tanya si Bibi khawatir.
" Gak papa, Bi. Paling juga bentar lagi sadar." Jawab Mexi mencoba menenangkan si Bibi. Si Bibi mengangguk mengerti. Setelah selesai membersihkan wajah Dion, Mexi mengoleskan minyak angin dibawah hidung Dion agar dia cepat sadar. Mexi juga menggosok2kan minyak angin di jidat Dion.
" Ting tong..." terdengar suara bel pintu berbunyi.
" Ee sebentar ya, Mas, Bibi bukain pintu dulu." Kata si Bibi pada Mexi.
" Iya." Jawab Mexi sambil mengangguk. Mexi terus membersihkan wajah Dion yang lebam.
" Aaahhhh..." tiba-tiba Dion bergerak. Mexi langsung menghentikan aksinya. Dion menatap ke arah Mexi.
" Mexi? " tanya Dion kaget.
" Akhirnya sadar juga lo." Kata Mexi datar. Dia meletakkan minyak angin di meja dekat tempat tidur Dion.
" Mex..." tiba-tiba Sean CS masuk ke dalam kamar. Mexi, Alena dan Dion langsung menoleh.
" Eh, udah nyampe lo pada? " tanya Mexi sambil berdiri.
" Ngapain lo semua kesini? " tanya Dion bingung.
" Gara-gara lo, untung Mexi gak kenapa-kenapa." Jawab Sean ketus.
" Emang gue kenapa? " tanya Dion tak mengerti.
" Lo dihajar geng motor terus Mexi nyelamatin lo dan bawa lo pulang. Untung lo gak mati dibuat anak geng motor itu." Jawab Sean lagi. Dion terdiam mendengarnya. Dia tak percaya bahwa Mexi sudah menyelamatkannya dari keroyokan geng motor tadi. Dia merasa berhutang nyawa pada Mexi.
" Pulang yuk." Ajak Mexi pada Alena dan yang lainnya.
" Lo gak mau ngucapin terima kasih?" Tanya Gio sinis pada Dion. Dion tak menyahut.
" Udahlah. Prinsip kita dari dulu kan tidak mengharap imbalan kalo nolongin orang." Sambar Dafa cepat. Dion menatap tajam orang-orang yang ada dihadapannya sekarang. Sejujurnya dia rindu dengan mereka. Dulu Dion adalah salah satu anggota dari geng Mexi. Tapi, perselingkuhannya dengan Cindy membuatnya harus dikeluarkan dan dimusuhi oleh Mexi CS.
" Yuk." Ajak Mexi sambil menarik tangan Alena. Dia tidak menunggu Dion untuk mengatakan apapun.
" Mex..." tiba-tiba Dion buka suara. Mexi dan yang lain menghentikan langkahnya. Mereka semua menoleh ke arah Dion, kecuali Mexi yang tetap menatap ke depan.
" Thanks ya." Ucap Dion dengan wajah menunduk. Sepertinya dia menahan malu dengan Mexi CS. Mexi tak menoleh sedikit pun, dia fokus menatap ke depan.
" Sama-sama. Kalo lo gak bisa ngalahin sepuluh anak geng motor, setidaknya lo tau caranya untuk kabur." Kata Mexi dengan nada dingin, kemudian berjalan keluar sambil menarik tangan Alena. Alena hanya menurut mengikuti langkah Mexi didepannya setelah pamit pada Dion dan yang lainnya. Sean CS juga mengikut dari belakang tanpa mengucapkan apapun kepada Dion. Dion terdiam terpaku melihat kepergian sahabat-sahabatnya itu. Dulu.
" Mex... Motor lo mana? " tanya Gio saat tiba di halaman rumah Dion.
" Udah gue suruh supir jemput tadi." Jawab Mexi sambil mengeluarkan hp.
" Terus lo pulang naik apa? " tanya Sean bingung.
" Nih gue mau mesan taksi online." Jawab Mex fokus pada hpnya.
" Udah, gak usah mesan taksi. Lo bawa motor gue aja, biar gue balik sama Dafa." Kata Gio memberi solusi. Mexi menghentikan kegiatannya dari main hp.
" Terus besok lo ke sekolah naik apa?" Tanya Mexi bingung.
" Ya gue sama Dafa ngikutin lo sampe rumah. Entar kalo lo udah sampe rumah, gue ambil balik deh motor gue. Gimana? " tanya Gio memberi ide.
" Hmmm... Bener, bener..." jawab Sean dan Dafa setuju.
" Hmmm... Bener juga. Yaudah deh. Mana kunci motor lo? " tanya Mexi setuju dengan ide Gio.
" Nih." Kata Gio memberikan kunci motornya.
" Yaudah kalo gitu gue ikut ke rumah lo deh." Kata Sean menambahi.
" Ngapain lo? " tanya Mexi bingung.
" Gue laper, mau numpang makan. Hahaha..."
" Ah elah, dasar lo makan mulu." Ledek Dafa sambil geleng-geleng kepala.
" Biarin." Jawab Sean tak mau kalah.
" Yaudah, kita jalan sekarang yuk." Ajak Mexi pada ketiga sahabatnya. Sean dan yang lainnya pun mengangguk setuju. Alena naik diboncengan sambil memegang kuat jaket Mexi. Kemudian mereka pergi meninggalkan halaman rumah Dion diiringi dengan tatapan Dion dari lantai atas rumahnya.
" Gue kangen sama lo semua..." gumam Dion pelan sambil menatap kepergian Mexi CS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena
RomanceKetika Alena & Mexi tak percaya yg namanya cinta krn keduanya pernah diselingkuhin pacar masing2, tiba-tiba mereka dipertemukan & saling jatuh cinta. Bersamaan dengan itu ada Amora yang hadir di tengah keduanya. Bukan hanya Amora, masa lalu Alena pu...