Part 19

3.1K 115 2
                                    

Keesokan harinya di sekolah...
Alena berjalan memasuki sekolah dengan sedikit trauma saat melewati gerbang. Dia masih trauma dengan kejadian penculikan kemarin. Alena berlari kecil menuju kelasnya.
" Gubraakkk..." saking buru-burunya Alena menabrak seseorang di koridor.
" Maaf, maaf..." kata Alena sambil melihat orang yg dia tabrak.
" Alena? "
" Kak Dion? "
Ternyata Alena menabrak Dion.
" Kamu kok lari-lari sih? Kan belum telat." Tanya Dion bingung.
" Oh... Enggak. Aku... Euumm... Aku ada piket pagi ini." Kata Alena berbohong.
" Piket? "
" He-eh. Yaudah kalo gitu aku luan ya, Kak."
" Eh, Al... Tunggu dulu. Kemarin kamu kok gak masuk? " tanya Dion bingung. Ternyata kemarin Dion mencari-cari Alena.
" Ha? Oh... Anu... Hmmm... Saya ada urusan keluarga, Kak." Jawab Alena berbohong lagi untuk kedua kalinya.
" Oh... Aku cuma mau ngasih info kalo OSIS lagi buka pendaftaran untuk anggota baru." Kata Dion memberi tahu.
" Hmmm... Terus apa hubungannya sama aku ya, Kak? "
" Yaaa... Siapa tau kamu berminat untuk masuk. Supaya kamu bisa lebih banyak temen di sekolah ini." Kata Dion menawarkan.
" Eummm... Iya sih."
" Kalo kamu mau, aku bisa masukin kamu di salah satu departemen OSIS. Gimana? Mau gak? " tanya Dion lagi.
" Hmmm... Gimana ya? "
" Udah, gabung aja. Seru lho bisa punya temen baru dan banyak pengalaman kalo ikut OSIS." Bujuk Dion pada Alena.
" Yaudah deh, Kak, boleh. Tapi jangan buat di departemen yg sibuk ya. Soalnya aku gak mau pelajaran aku terganggu."
" Yeesss... Kamu tenang aja. Aku pilihin departemen yg santai tapi asik buat kamu."
" Makasih ya, Kak. Kalo gitu aku masuk kelas dulu ya."
" Oke. Daahhh..."
" Daahhh..."
Dion tersenyum bahagia karena dia berhasil membujuk Alena untuk masuk OSIS. Itu artinya kesempatannya untuk mendekati Alena lebih besar karena mereka akan sering menghabiskan waktu bersama. Dion adalah ketua OSIS di SMA Casanova. Bukan hal yg sulit buatnya memasukkan Alena menjadi salah satu anggota OSIS.
Sementara itu saat Alena tiba di kelas, Jeje sudah tiba duluan. Alena duduk di bangku samping Jeje
" Je... Tadi gue ketemu Kak Dion." Kata Alena membuka pembicaraan.
" Terus? "
" Dia ngajakin gue buat masuk OSIS."
" Apa? Terus lo mau? "
" He-eh."
" Aduuhhh Alenaaaa... Kenapa lo bego banget sih? Lo kan harusnya mikir2 dulu sebelum menerimanya? "
" Emang kenapa? Kan bagus donk, Je. Supaya gue bisa bersosialisasi dengan murid-murid yg lain. Lo kan tau gue anak baru disini. Jadi gue harus lebih membuka diri supaya punya banyak temen." Kata Alena membela diri.
" Bukan itu masalahnya, Al..."
" Terus apa donk? "
" Lo coba mikir deh... Gak mungkin kan bisa segampang itu masuk OSIS? Dimana2 kalo mau ikut OSIS itu ada syaratnya, ada pendaftarannya. Nah kalo Kak Dion bisa langsung masukin lo ke salah satu departemen di OSIS, berarti dia udah ngerencanain itu dari jauh-jauh hari. Maksud gue, lo sebaiknya lebih berhati-hati sama Kak Dion."
" Iihhh Jejeee... Kok malah ngejelekin Kak Dion sih? Gak boleh negative thinking kayak gitu..."
" Haahhhh yaudahlah kalo lo gak percaya. Kita lihat aja nanti omongan gue ini bener apa enggak." Kata Jeje menyudahi perdebatan itu. Alena hanya manyun mendengarnya.
" Kriinnngggg..." bel tanda masuk berdering. Semua siswa masuk ke kelasnya masing2 untuk mengikuti pelajaran pertama pagi ini.

***

Saat jam istirahat, Alena dan Jeje sedang duduk di kantin. Mereka menikmati sarapan bubur ayam hari ini. Tiba-tiba hp Alena bergetar. Dia mengambil hp di saku bajunya. Nama MEXI muncul di layar.
" Mexi? " gumam Alena pelan.
" Nelpon? " tanya Jeje yg mendengar Alena menyebut nama Mexi. Alena mengangguk.
" Yaudah angkat." Kata Jeje menyuruh Alena.
" Halo." Jawab Alena menerima telepon dari Mexi.
" Lo dimana? " tanya Mexi tanpa basa-basi.
" Sarapan di kantin."
" Lo gak sarapan di rumah? "
" Enggak. Tadi gue telat bangun."
" Kenapa? Kebanyakan mikirin gue? Tenang aja, gue udah gak papa kok."
" Iihhh... GR banget sih? Siapa juga yg mikirin lo."
" Hahaha... Makan yg banyak ya biar kuat buat ngerawat gue."
" Mex, apaan sih? Geli banget dengarnya."
" Hahaha..."
" Terus ngapain lo nelpon gue? " tanya Alena bingung.
" Gak ada. Pengen dengar suara lo aja." Jawab Mexi santai.
" Hai, Al..." tiba-tiba Dion datang menghampiri meja Alena. Mexi tak sengaja mendengar suara Dion.
" Siapa tuh? Kok kayaknya gue kenal suaranya? " tanya Mexi yg membuat Alena menjadi bingung mau jawab apa. Mexi memang selalu sensitif kalo menyangkut soal Dion. Maklum, mereka adalah musuh bebuyutan.
" Hai, Kak." Jawab Alena menjawab sapaan Dion.
" Oh lagi nelpon? Yaudah lanjut aja biar aku tungguin." Kata Dion sambil duduk di bangku dekat Alena. Bukan hanya Alena, Jeje juga jadi salah tingkah dibuatnya. Jeje tau Alena sedang teleponan dengan Mexi. Sementara disini, ada Dion yg menunggu Alena selesai nelpon.
" Itu Dion? Dia duduk di samping lo? Jangan sok keramahan, sok kecantikan, sok baik sama Dion. Gue gak suka! " kata Mexi dari seberang.
" Ih apaan sih? Udah ya nanti gue telpon lagi." Kata Alena mengakhiri pembicaraan.
" Eh, Al, Al... Halo..."
" Tut... Tut... Tut..." telepon terputus. Alena mematikan telepon dari Mexi begitu saja sampai Jeje kaget melihatnya. Jeje hanya geleng2 kepala melihat kelakuan sahabatnya itu.
" Brengsek si Dion!! Disaat gue gak ada di sekolah, dia malah kesempatan buat deketin Alena." Gumam Mexi geram.
" Ada apa, Kak? " tanya Alena sambil memasukan hpnya ke saku baju.
" Udah selesai nelponnya? " tanya Dion.
" Udah."
" Gini... Akh mau bilang kalo kamu udah sah jadi anggota OSIS. Jadi dalam waktu dekat ini kita bakal ngadain camping ke wisata alam bukit batu dalam rangka hari jadi sekolah yg ke 29 tahun. Nah jadi yg ikut itu ada 3 kelas sesuai hasil acak dari kepala sekolah, yaitu kelas XI IPA 2, XI IPA 4, dan XI IPS 1. Kelas XII gak ikut karena sibuk mempersiapkan Ujian Nasional. Sedangkan kelas X mereka masih terlalu cepat untuk ikut camping kayak gini. Jadi semua peserta diambil dari kelas XI." kata Dion menjelaskan. Alena mengangguk-angguk mengerti.
" Berarti kelas kita ikut donk? " kata Jeje menyambar pembicaraan.
" Iya." Jawab Dion sambil tersenyum.
" Yeee... Asiikkk... Dari dulu gue tuh pengen ikut camping begini. Akhirnya terwujud juga." Kata Jeje senang. Alena dan Dion hanya tersenyum melihatnya.
" Al, kamu ikut rapat nanti pulang sekolah ya. Bentar doank kok. Cuma untuk memperkenalkan anggota2 OSIS yg baru dan menentukan panitia2nya aja." Kata Dion mengajak Alena.
" Pulang sekolah, Kak? "
" He-eh."
" Yaudah deh ntar aku ke ruang OSIS ya."
" Oke deh. Yaudah kalo gitu aku cabut dulu ya. Daahhh..."
" Daahhhh..." balas Alena dengan senyum yg sedikit dipaksakan.
" Gila ya, bisa secepat itu lo diangkat jadi anggota OSIS. Ck ck ck..." kata Jeje geleng2 kepala. Alena hanya mengangkat bahu tak mau pusing memikirkannya.
" Eh, Al... Lo nyadar gak sih kalo tadi Kak Dion bilang yg ikut camping itu kelas XI IPA2, XI IPA 4, dan XI IPS 1. Itu artinya..." kalimat Jeje terputus. Alena dan Jeje saling memandang.
" KELAS MEXI JUGA IKUT!!! " teriak mereka berdua serempak.
" Aduh aduh... Gawat nih kalo sampe Mexi sama Dion ribut waktu camping." Kata Alena panik menyadari bahwa Mexi dan Dion tidak boleh berada dalam satu waktu yg cukup lama.
" Wah... Bisa bisa acara camping bisa berubah jadi acara tinju." Lanjut Jeje ikutan panik.
" Gimana donk, Je? " tanya Alena bingung.
" Aduh, gue juga gak tau. Ah, udah deh biarin aja. Lagian ya si Mexi itu kan baru sembuh dari sakitnya. Mungkin dia akan berpikir dua kali kalo mau nyari ribut lagi sama Dion." Kata Jeje menenangkan Alena.
" Aduuhhh... Semoga deh." Balas Alena berusaha percaya dengan kata2 Jeje.
" Yaudah buruan abisin makanan lo. Ntar lagi bel istirahat selesai tuh." Kata Jeje mengingatkan. Alena hanya menurut dan mulai memakan kembali bubur ayam dihadapannya. Kemudian mereka melanjutkan sarapan kembali.

AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang