Mexi berjalan melewati koridor menuju ruangan Amora. Saat Mexi masuk, ternyata Amora sudah siap dan duduk di atas tempat tidur.
" Hai." Sapa Mexi saat memasuki ruangan Amora.
" Mexiiii...." teriak Amora histeris melihat kedatangan Mexi. Dia berlari memeluk Mexi. Mexi cukup kaget dengan pelukan Amora itu, tapi dia tidak bisa menipisnya.
" Kamu udah bisa jalan? " tanya Mexi kaget melihat Amora bisa berlari kearahnya. Amora terdiam sesaat.
" Eee... Bisa. Tapi masih agak sakit sih." Jawab Amora berbohong. Padahal sebenarnya selama ini Amora bisa berjalan. Dia memakai kursi roda hanya untuk mencari perhatian dari Mexi.
" Ooo..." balas Mexi sambil mengangguk-angguk.
" Aku udah nungguin kamu dari tadi." Kata Amora manja.
" Iya, sorry ya jalanan macet banget." Balas Mexi merasa tak enak sudah membiarkan Amora menunggu lama.
" Iya gak papa. Mau seribu tahun pun aku rela kok nungguin kamu. Hehehe..." kata Amora cengengesan.
" Bisa aja." Balas Mexi tersipu malu.
" Nah... Berhubung Mexi udah dateng, mending sekarang kita pulang yuk." Ajak Tante Ratna dan Papa Amora.
" Yuk." Sahut Amora setuju. Mereka pun berjalan menuju parkiran. Amora terus menggandeng tangan Mexi seolah ingin memberi tahu dunia bahwa Mexi adalah pacarnya.
" Ma, Pa... Aku pulang dibonceng sama Mexi ya." Pinta Amora pada kedua orang tuanya.
" Emang kamu bisa naik motor? Kaki kamu kan masih sakit." Tanya Papa Amora memastikan.
" Bisa kok, Pa, bisa..." sahut Amora cepat. Papa dan Mama Alena saling memandang.
" Haahhh... Yaudah kalo gitu. Mex, jangan ngebut-ngebut ya bawa motornya." Pesan Papa Amora pada Mexi.
" Siap, Om." Jawab Mexi sambil tersenyum. Kemudian Mexi mengeluarkan motornya dari parkiran. Begitu Amora sudah naik, Mexi pun menjalankan motornya dan meninggalkan halaman rumah sakit. Kedua orang tua Amora juga masuk ke dalam mobil dan bergerak untuk pulang.***
Ciiiitttttt... Pak Wardiman menginjak rem mendadak sampai ban mobilnya berbunyi. Alena yang sedang bermain hp di belakang langsung terdorong ke depan.
" Awww..." teriak Alena kaget.
" Pak, kok ngerem mendadak sih?? " protes Alena kesal.
" Itu, Non... Ada nenek-nenek nyebrang gak hati-hati." Jawab Pak Wardiman sambil menunjuk ke depan. Alena langsung melihat ke kaca depan. Tampak seorang nenek tua sedang terduduk di aspal. Sepertinya dia kaget dengan mobil Alena sehingga jatuh dan terduduk disana. Alena buru-buru keluar dan menghampiri nenek itu.
" Non mau kemana? " tanya Pak Wardiman kaget saat melihat Alena berlari keluar dari mobil.
Sementara itu, Mexi menghentikan motornya saat lampu lalu lintas berwarna merah. Mexi menatap lurus ke depan sambil memperhatikan lampu merah dan jalanan di seberang. Tiba-tiba mata Mexi menangkap seseorang yang sepertinya dia kenal di seberang jalan. Mexi memicingkan matanya untuk memastikan bahwa penglihatannya tidak salah. Ya! Dia melihat Alena sedang menolong nenek tua yang terduduk di aspal. Mexi terus memperhatikan apa yang sedang Alena lakukan bersama nenek tua itu disana, walaupun dia tidak dapat mendengar pembicaraan mereka.
" Nek... Nenek gak papa? " tanya Alena sambil membantu nenek tua itu berdiri.
" Gak papa, Nak. Nenek cuma kaget ada mobil lewat." Jawab nenek itu sambil memegang dadanya yang masih deg-degan.
" Ada yg luka? Ada yg sakit? " tanya Alena sambil memperhatikan sekujur tubuh nenek itu.
" Enggak, nenek gak papa kok."
" Aahhh... Syukur deh kalo gitu. Maaf ya, Nek, tadi supir aku kurang hati-hati nyetirnya. Dagangan nenek jadi hamcur semua deh" Kata Alena meminta maaf sambil melihat kue-kue yang dibawa si nenek sudah berserakan di jalanan.
" Gak papa. Nenek yg salah, Nak... Nenek nyebrang gak lihat-lihat." Kata Nenek itu menyalahkan dirinya sendiri.
" Emang nenek mau kemana? "
" Mau pulang. Dagangan nenek gak laku-laku. Nenek udah capek mau istirahat." Kata nenek itu sambil menyeka keringatnya. Sesaat Alena tersentuh mendengar pengakuan si nenek.
" Emang gak ada yang bantuin nenek jualan? " tanya Alena penasaran.
" Yaahh... Gimana ya? Anak nenek ada dua, tapi dua2nya jadi TKI di luar negeri. Mereka jarang pulang. Ini aja nenek udah dua tahun gak ketemu sama mereka." Kata nenek itu bercerita.
" Hmmm... Saudara yang lain? "
" Gak ada. Nenek cuma sendiri di rumah."
" Yaudah... Kalo gitu sekarang nenek aku antar pulang ya."
" Oh gak usah, Nak. Gak usah repot-repot. Nenek bisa pulang sendiri kok." Tolak nenek itu sopan.
" Gak papa, gak ngerepotin kok. Lagian ini kan dagangannya udah hancur semua. Jadi sebagai permintaan maaf, aku akan beli semua kue-kue yang udah hancur ini." Kata Alena menghibur si nenek.
" Oh... Gak usah, Nak. Ini kan bukan salah kamu, tapi salah nenek. Biarin aja kue-kuenya hancur, gak usah digantiin." Tolak si nenek lagi.
" Aku gak gantiin kok, aku kan bilang mau beli. Jadi nenek gak boleh nolak permintaan pembeli." Kata Alena berkilah.
" Tapi..."
" Udah, gak pake tapi-tapian. Sekarang nenek ikut aku biar aku anterin pulang. Ya? " kata Alena sambil mendorong tubuh si nenek masuk ke dalam mobil. Tak lupa ia juga memasukkan nampan tempat kue-kue si nenek yang sudah hancur. Si nenek tak bisa menolak dan menurut masuk ke dalam mobil. Lalu Alena menyuruh Pak Wardiman untuk mengantarkan mereka ke rumah si nenek itu.
Tak sengaja Mexi menyunggingkan senyum saat melihat Alena dan nenek itu masuk ke dalam mobil. Mexi memang tidak tahu pasti apa yang terjadi. Tapi menurut penglihatannya, Alena sudah melakukan hal yg baik, yaitu membantu si nenek. Mexi pun tak sabar ingin bertemu Alena nanti malam untuk menanyakan hal ini. Suara klakson di belakang motor Mexi menyadarkannya bahwa lampu sudah berubah menjadi hijau. Mexi pun menjalankan motornya dan melaju menuju rumah Amora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena
RomanceKetika Alena & Mexi tak percaya yg namanya cinta krn keduanya pernah diselingkuhin pacar masing2, tiba-tiba mereka dipertemukan & saling jatuh cinta. Bersamaan dengan itu ada Amora yang hadir di tengah keduanya. Bukan hanya Amora, masa lalu Alena pu...