Mexi kembali ke tempat Stanley CS berada. Dia mencari Stanley. Untungnya Stanley CS belum pergi dari kantin. Begitu juga dengan ketiga sahabat Mexi masih disana. Mexi langsung menghampiri Stanley yg duduk di samping meja Mexi CS.
" Stan..." panggil Mexi saat melihat Stanley sedang memainkan hpnya.
" Mex..." kata Stanley kaget melihat kedatangan Mexi. Mimi dan Helen tak kalah kagetnya. Sedangkan Sean Gio dan Dafa bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah Mexi.
" Gue cuma mau ngomong ini sekali. Jadi tolong lo dengerin gue. Sekali aja..." kata Mexi menahan emosinya. Stanley tak menyahut, dia menunggu kalimat Mexi berikutnya.
" Tolong lo jangan ganggu Alena. Kalo sampe lo gangguin dia lagi, gue gak akan pernah maafin lo. Dan gue gak akan mau ngelihat wajah lo lagi. Ngerti? " ancam Mexi pada Stanley.
" Mex, kenapa sih kamu ngebelain dia? Emang apa baiknya dia dibandingin aku? Aku tuh lebih segala2nya dari dia." Kata Stanley tak terima dengan ucapan Mexi.
" Gue gak pernah bandingin lo sama Alena. Karena gue tau dibandingin itu rasanya gak enak. Gue cuma nyaman dekat Alena dan gue gak mau siapa pun menyakitin dia. Paham? " lanjut Mexi lagi. Stanley tak menyahut. Wajahnya memerah saking marahnya.
" Gue cuma mau bilang itu aja. Semoga lo dengerin kata2 gue." Kata Mexi lalu pergi meninggalkan Stanley diikuti oleh ketiga sahabatnya. Stanley yang tak kuasa menahan cemburunya karena Mexi lebih membela Alena langsung menangis. Air matanya tumpah saking kecewanya. Dan Mexi si cowok cuek dan tidak peka, dia tidak peduli dengan Stanley.***
Bel pulang sekolah berdering. Akhirnya semua jam pelajaran hari ini selesai. Alena langsung membereskan buku2nya dan berjalan keluar kelas bersama Jeje.
" Halo, Ma." Kata Alena saat hpnya berbunyi. Ternnyata mamanya menelpon.
" Apa? Pak Wardiman gak bisa jemput? Yaahhh... Yaudah deh biar aku naik taksi aja." Kata Alena sambil memanyunkan bibir. Kemudian dia memutuskan telepon dan memasukkan hpnya ke saku baju.
" Kenapa, Al? " tanya Jeje yang berada disamping Alena.
" Supir gue gak bisa jemput. Kayaknya gue mau cari taksi aja deh." Kata Alena saat tiba di parkiran motor menuju gerbang sekolah.
" Udah pulang sama aku aja." Tiba-tiba sebuah suara mengangetkan Alena dari belakang. Begitu juga dengan Jeje. Mereka pun membalikkan badan.
" Kak Dion? " gumam Alena kaget saat melihat Dion sedang berdiri sambil berkacak pinggang ke arahnya. Sementara Jeje langsung senyum2 melihat kehadiran Dion.
" Mau pulang kan? Gak ada yang jemput kan? Aku anterin yuk, Al." Kata Dion menawarkan tumpangan.
" Alena udah ada yang nganterin." Tiba-tiba Mexi muncul dan berjalan mendekati Alena. Dion menatap geram ke arah Mexi. Begitu juga Mexi memberikan tatapan tajamnya pada Dion.
" Wah, bahaya nih." Gumam Alena dalam hati.
" Apaan sih lo? Kan gue duluan yang mau nganterin Alena." Kata Dion pada Mexi.
" Lo gak tau ya? Tadi pagi dia dateng bareng gue. Dan sekarang dia pulang juga harus bareng gue." Kata Mexi dengan lantang. Dion langsung menatap Alena. Sementara Alena langsung mengalihkan pandangannya dari tatapan Dion.
" Kamu pergi bareng dia tadi pagi? " tanya Dion tak percaya. Alena menjadi salah tingkah. Dia bingung bagaimana menjelaskannya pada Dion. Mexi yang menyadari kegugupan Alena langsung bereaksi.
" Kenapa dia mesti jawab pertanyaan lo? Udah ah. Yuk, Al." Kata Mexi sambil menarik tangan Alena.
" Eh, eh, Mex..." kata Alena kaget.
" Kak, maaf ya. Aku duluan." Pamit Alena pada Dion. Dion tak bisa berbuat apa2. Alena menurut pada Mexi dan pergi meninggalkan Dion dengan tatapan geram. Sementara Jeje hanya geleng-geleng kepala melihat Mexi dan Dion yang tak pernah akur.***
Mexi menarik Alena ke parkiran motor. Kemudian dia memberikan helm pada Alena. Alena menerimanya dan memakainya. Mexi naik ke atas motor dan mengeluarkan motornya dari parkiran.
" Mexiii..." Amora berteriak dari kejauhan. Alena dan Mexi menoleh ke sumber suara.
" Mck... Mau ngapain lagi sih tuh anak? " gumam Mexi kesal. Amora berlari kecil mendekat ke arah Alena dan Mexi.
" Mex, aku boleh minta anterin pulang gak? Kemarin aku lama banget nunggu taksi disini karena kata satpam jarang ada taksi yang lewat daerah sini. Sementara aku mau buru2 pulang karena papa mamaku baru sampe jakarta sore ini." Kata Amora menjelaskan. Mexi menghela nafas panjang.
" Emang lo pikir gue ojek online apa? Yaudah kalo gak mau nunggu taksi, lo pesen taksi online aja. Cepet kok dapetnya. Zaman kan udah canggih, jangan kayak hidup di zaman primitif donk lo." Kata Mexi ketus.
" Sssttt... Mexiii..." tegur Alena sambil memegang tangan Mexi. Amora yang mendengar ucapan kasar Mexi itu hanya menunduk. Dia sangat tersinggung.
" Amora... Lo jangan marah sama Mexi ya. Dia emang gitu orangnya. Sebenarnya maksudnya baik kok. Cuma mungkin cara menyampaikannya aja yang kurang." Kata Alena menghibur Amora. Amora mengangkat kepalanya dan melihat Alena.
" Makasih ya, Al. Kamu selalu baik sama aku." Kata Amora sambil tersenyum.
" Iya sama-sama." Balas Alena sambil tersenyum juga. Kemudian Alena melihat Sean, Gio dan Dafa yang baru tiba di parkiran. Mereka mengeluarkan motor masing-masing. Kemudian menjejerkannya dengan motor Mexi.
" Kok lo belum pulang? " tanya Sean pada Mexi. Tiba-tiba Mexi mendapatkan ide melihat kehadiran ketiga sahabatnya itu
" Se, gue boleh minta tolong gak? " tanya Mexi pada Sean.
" Minta tolong apaan? " Sean balik bertanya.
" Tolong anterin Amora pulang. Dia gak ada yang jemput."
" Hah? Kok gue? "
" Iya masa gue? Gue mau nganterin Alena pulang."
" Tapi, Mex, kan ada Gio sama Dafa."
" Oh sorry, bro, gue mau jemput cewek gue." Kata Dafa mengelak.
" Kalo gue juga ada janji sama satpam kompleks gue." Kata Gio mencari alasan.
" Satpam kompleks? Mau ngapain lo?"
" Nyusun jadwal ronda malam. Kalo gitu gue cabut dulu ya. Bye." Kata Gio buru2 sambil menyalakan motornya dan meninggalkan Mexi dan yang lainnya.
" Se, please donk. Yah? " kali ini Alena yang meminta. Alena mengeluarkan wajah memelasnya
" Ah elah... Kenapa harus lo sih yang ngomong, Al? Gue mana bisa nolak permintaan lo." Kata Sean kesal.
" Jadi? " tanya Alena sambi tersenyum jahil.
" Yaudah, yaudah... Gue anterin deh." Akhirnya Sean mengalah setelah dibujuk oleh Alena.
" Yesss... Amora, lo pulang bareng Sean aja ya. Tenaannggg... Dia gak gigit kok. Aman." Kata Alena sambil mendorong tubuh Amora ke arah motor Sean. Mexi yang mendengar ucapan Alena itu menahan tawa.
" Beneran gak papa nih? " tanya Amora tak enak pada Sean.
" Iya. Buruan naik." Kata Sean sewot. Sementara Alena senyum2 melihatnya. Akhirnya Amora pun naik diboncengan Sean dan mereka pergi meninggalkan Mexi dan Alena.
" Mau sampai kapan lo ngelihatin mereka? Buruan naik." Tegur Mexi sambil menarik rambut Alena.
" Awww... Mex, sakit tauk! " protes Alena sambil memegang rambutnya yang ditarik Mexi.
" Abis lo kelamaan sih. Ayo pulang." Kata Mexi sambil menyalakan motornya.
" Iya, iya." Jawab Alena sambil naik ke motor Mexi. Kemudian mereka pergi meninggalkan sekolah menuju rumah Alena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena
RomanceKetika Alena & Mexi tak percaya yg namanya cinta krn keduanya pernah diselingkuhin pacar masing2, tiba-tiba mereka dipertemukan & saling jatuh cinta. Bersamaan dengan itu ada Amora yang hadir di tengah keduanya. Bukan hanya Amora, masa lalu Alena pu...