SUDAH seminggu satu hari Kelly menetap di rumah milik Max, dan sudah seminggu pula dirinya dan Max menjadi sepasang kekasih.
Di pagi hari yang agak mendung ini, Max tampak masih berada di alam mimpinya dengan selimut yang kini membungkus tubuhnya.
Kamar biru dongkernya terasa sunyi, hanya ada suara detak jarum jam yang mengisi kesunyian tersebut.
Max menggeliat perlahan, saat dirasakannya sebuah bulu menggelitik pipinya.
Pemuda yang memiliki iris hazel itu membuka matanya dengan perlahan kemudian mengerjap.Dia menolehkan kepalanya dan mendapati Blacky, kucing hitam kesayangannya tengah berbaring dekat dengan lehernya.
Max tersenyum tipis, lalu memposisikan dirinya menjadi bersandar di sisi tempat tidur, pemuda itu kemudian meregangkan kedua tangannya ke atas diikuti dengan dirinya yang menguap.
Max segera mengambil Blacky dan menggendong kucing besarnya itu.
"Hei, terima kasih sudah membangunkanku hm? Di mana wanitaku? Apa dia sedang menyiapkan sarapan?"
Tanya Max pada Blacky, dan hanya mendapat jawaban goyangan ekor oleh kucing jantan tersebut.Max mencium kepala Blacky sesaat, kemudian beranjak keluar dari kamarnya dengan masih menggendong Blacky.
"Kelly!"
Max menyeret kakinya ke dapur, berharap menemukan wanitanya yang memiliki rambut pirang itu, namun ternyata gadis tersebut tak ditemukannya di dapur.Max berpikir, mungkin Kelly sedang mandi, maka dari itu ia langsung ke kamar mandi dan tak menangkap suara seseorang sedang mandi, maka dia langsung membuka kamar mandinya.
Kosong.
Kelly-nya tak ada.
"Blacky, apa kau tau di mana Kelly?"
Max menggeleng pelan, kenapa juga dirinya menanyai seekor kucing?Kaki Max kini berada di ruang tamu, namun hasilnya tetap sama, gadis bermata emerald itu tidak ada.
"Apa dia melarikan diri? Tidak, tidak! Kelly tak mungkin melakukan itu. Lalu...ke mana lagi dia?"
Max segera meletakkan Blacky ke lantai dan menuntun kucing itu untuk pergi, dirinya berpikir keras, Kelly sudah tau jika dirinya melarang untuk ke luar rumah.
Apa mungkin gadis itu melanggarnya?Atau...
Dia kabur?
"Max, kau sudah bangun?"
Sebuah suara diikuti dengan terbukanya pintu utama rumah Max membuat Max langsung menoleh ke sumber suara."Kelly? Dari mana kau?!"
Kelly mengusap-usap rambutnya yang sudah terkena sedikit air hujan, karena hujan telah turun gerimis.
Terlihat Kelly tersenyum simpul, lalu menghampiri Max, "Aku membeli perlengkapan untuk sarapan pagi ini, lihatlah, pagi ini kita akan membuat sandwich."
Kelly menyodorkan barang belanjaannya di depan wajah Max, sedangkan pemuda itu terlihat acuh dan memberi Kelly tatapan tajam."SIAPA YANG MENGIZINKANMU UNTUK KELUAR RUMAH?! BUKANKAH SUDAH KUTEGASKAN KAU TAK BOLEH KELUAR? TAPI LIHATLAH KAU TETAP KERAS KEPALA!"
"Max, a-aku hanya-..."
"HANYA APA?! KITA BISA MEMBELI BAHAN SARAPAN BERSAMA KAN?! KENAPA KAU MALAH NEKAT PERGI SENDIRIAN?! BAGAIMANA JIKA ADA YANG MENGGANGGUMU DI JALAN, ATAUPUN ADA YANG BERNIAT JAHAT PADAMU? KATAKAN! BAGAIMANA KELLY?!"
"Max, aku tak apa, tenanglah. Kau tak perlu khawatir, a-aku janji tak akan mengulanginya lagi. Ini yang terakhir kali."
Max mendengus kesal, lalu segera meninggalkan Kelly yang masih di ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Max Maxwell [COMPLETED]✔️
RomanceBELUM DIREVISI Romance + Thriller Story. [Mengandung adegan gore yang cukup banyak] DON'T COPY MY STORY! Judul Awal : Max Masters Prison Menyimpan perasaan pada seseorang, itu merupakan hak siapa pun manusia yang ada di dunia ini. Namun apa jadinya...