Do you miss me?
MAX merasa risih pada teman-teman satu selnya, Hans, Chris, dan Robbert.
Tiga orang pria yang menurut Max bisa dikategorikan sebagai 'gay' itu kini sedang mengomelinya panjang lebar dengan suara yang cukup untuk memekakkan telinga bagi siapapun yang mendengarnya tak terkecuali Max.
Maka dari itu, untuk menjaga keamanan telinganya dari suara-suara lantang teman-temannya, Max terus menyumbati kedua telinganya dengan jari telunjuk.
Padahal dirinya baru saja memasuki sel, sudah mendapat sambutan seheboh ini dari teman-temannya.
Kembali ke penjara sepertinya memang bukan ide yang bagus, tapi tinggal bersama Gabriella dan didekati dua orang perempuan sekaligus juga bukan ide yang bagus.
Lalu Max harus ke mana?
"Max, astaga aku benar-benar tak menyangka akhirnya kau kembali bersama kami di sini. Aku sudah tau kau pasti sangat merindukan kami maka dari itu kau kembali lagi ke penjara 'kan?!"
Chris berucap sambil menggoyangkan kedua bahu Max, membuat Max berdecak kesal."Kau tau Max? Kami di sini juga sangat merindukanmu. Syukurlah kau sudah kembali dan menemui kami lagi, apa kau tau, aku sampai tak selera makan selama kau meninggalkanku."
Timpal Hans dengan raut berlebihan, Chris yang mendengar itu cepat-cepat memicingkan matanya terhadap Hans, lalu mengacungkan jari telunjuknya tepat di depan wajah Hans, "Dia berbohong! Mana ada dia tak selera makan, malah dia selalu meminta tambahan makananku dan juga Robbert, benar 'kan Robb?!"Robbert mengangguk mantap, membuat Hans segera menepis jari telunjuk Chris di depan wajahnya, "Astaga kalian memang bodoh! Maksudku aku melakukan itu karena aku depresi ditinggal oleh Max, makanya porsi makanku menjadi tak terkontrol!"
Chris memajukan bibirnya, "Alasan saja!"
"Aku tak mencari alasan tau!"
"Itu alasan Hans!"
"Tidak!"
"Iya!"
"Tidak tetap tidak!"
"Iya, dasar sialan!"
Dan detik selanjutnya Hans dan Chris bergumul saling mencoba memenangkan pendapat masing-masing.
Robbert yang melihat itu kini menepuk pundak Max cukup keras, "Jelaskan padaku Max, kenapa kau kabur dari sini? Bagaimana kau bisa kabur? Apa ada yang membantumu? Lalu siapa yang membantumu kabur?"
Max mendengus kesal, "Aku seperti diwawancara saja!"
"Kenapa? Apa ada yang salah? Astaga Max, apa kau mendengarku? Turunkanlah jarimu pada telingamu, kau tak ingin mendengar kami?!"
"Robbert bukan begitu-..."
"Astaga Hans, Chris! Lihatlah! Max tak merindukan kita, dia bahkan menutup telinganya sedari tadi karena terganggu dengan kita!"
Teriakan Robbert sontak saja membuat Hans dan Chris yang bergumul langsung berhenti dan dengan cepatan kilat menghampiri Max."Max, jadi tadi kau tak mendengarkanku daritadi?!!!"
Tanya Chris sembari mengguncang bahu Max, Hans kini juga memelototkan matanya, "Kau serius Max?!!! Kenapa kau tega sekali pada kami?!"Max langsung menurunkan jarinya kemudian mengusap wajahnya kasar, "Uh astaga! Kalian benar-benar menyusahkan! Kalian berisik sekali daritadi, makanya aku menutup telingaku karena suara kalian memenuhi sel ini! Bukan berarti aku tak ingin mendengarkan kalian, aku juga merindukan kalian, tapi kita bisa bicarakan ini dengan tenang 'kan? Jadi, tolonglah kecilkan volume suara kalian. Kalian tak ingin dimarahi petugas bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Max Maxwell [COMPLETED]✔️
RomansaBELUM DIREVISI Romance + Thriller Story. [Mengandung adegan gore yang cukup banyak] DON'T COPY MY STORY! Judul Awal : Max Masters Prison Menyimpan perasaan pada seseorang, itu merupakan hak siapa pun manusia yang ada di dunia ini. Namun apa jadinya...