MAX masih menatap sepasang mata emerald yang baginya sangat indah dan membuatnya hanyut dalam pesona gadis pujaannya itu, Kelly Collins.
Mereka, Max dan Kelly, sedang dalam posisi yang sangat berdekatan, dengan Max yang mengurung gadis itu dengan tubuhnya di pintu utama rumahnya yang tertutup.
Setelah sebelumnya gadis tersebut yang tiba-tiba berkunjung tanpa diundang, dan membuat Max gelisah sebelum membukakannya pintu, yang disangkanya para polisi yang akan membawanya ke penjara.
Betapa terkejut sekaligus bingungnya Max dengan kedatangan Kelly, untuk sesaat, dan setelahnya langsung menarik lengan Kelly kasar dan memasukkannya ke dalam rumahnya dan menghimpit tubuh gadis berambut pirang tersebut ke pintu utamanya.
Dan sekarang, disinilah mereka, dalam kurun waktu yang sudah terlewat 10 menit, tak ada yang mau memecah keheningan, terdiam dalam saling menatap satu sama lain.
Kelly menghirup aroma mint ini lagi, aroma yang sempat ditangkapnya beberapa waktu lalu, dengan posisi yang sama--bedanya sekarang pemuda itu menghimpit tubuh mungilnya dengan jarak sangat dekat.
"Max, bisakah...uh, menjauh dariku?"
Tanya Kelly akhirnya, membuat ruangan itu yang tadinya sunyi kini diisi oleh suara lembutnya yang terdengar sangat pelan, namun dengan jelas ditangkap indera pendengaran Max.Pemuda itu hanya diam, tak menunjukkan respon apapun.
"Max, aku-..."
"Ada perlu apa kesini?"
Nada suara Max terdengar menusuk dan menuntut jawaban, kedua tangannya yang berada di sisi-sisi tubuh Kelly, makin ter'ulur ke atas, menghimpit gadis itu lebih dekat."Aku...ada sesuatu hal yang ingin kutanyakan padamu."
"Bertanyalah."
"Ta-tapi, bisakah kau menjauh? Se-sak..."
Max menjauhkan tubuhnya dengan gerakan cepat, tak ingin gadis pujaannya itu mati karena kekurangan oksigen."Max, bisakah kau jelaskan padaku, apa alasanmu memberiku obat, maksudku...kita tak pernah dekat sebelumnya 'kan?"
Max terkekeh pelan, kemudian berjalan menjauhi Kelly, dan duduk di kursi yang berada di ruangan tersebut.
"Mengapa akhirnya percaya padaku? Bukan pada kekasihmu itu?"
Kelly lebih memilih untuk bungkam, matanya kini beralih pada lantai porselen rumah milik Max.
"Kau datang kesini hanya ingin mengetahui itu? Oh ya, darimana kau tau alamatku? Kau tau, tak ada satu orang pun yang mengetahui rumahku. Kau orang pertama, dan kuucapkan selamat datang. Kelly Collins, kau benar-benar nekat ya."
"Aku mengikutimu saat kau dalam perjalanan pulang tadi. Aku melihatmu sedang berjalan, makanya langsung kuikuti. Cepat katakan Max, apa maksudmu membawakanku obat saat hujan deras kala itu?"
Max bangkit dari kursinya, kemudian menghampiri Kelly yang masih berada di pintunya yang tertutup.
"Kau serius ingin mengetahui alasannya?"
Tangan Max bergerak memutar kunci pintu utamanya yang berada di sebelah Kelly, dan Kelly menyadari hal itu.
Setelah selesai mengunci pintunya, Max menyimpan kunci itu di saku celananya.Kelly mulai menelan salivanya dengan susah payah, mengingat pria itu sangat 'aneh' dan sekarang dia sudah terjebak ke dalam rumah Max Maxwell.
Dia sendiri tak mengetahui alasan Max mengunci pintu rumahnya, dan pikiran-pikiran buruk mulai menghantui otak Kelly, gadis itu benar-benar ketakutan sekarang."Max...kenapa kau mengunci pintunya?"
"Hm? Aku tak ingin siapapun tiba-tiba datang lagi kerumahku. Cukup kau saja, dan kita akan lebih leluasa mengobrol 'kan?"
Max menekankah ketika kata 'kita' dilontarkannya, pria itu terkekeh lagi kemudian tangannya bergerak pada posisi semula, yaitu menghimpit tubuh Kelly lagi, namun kali ini tidak begitu dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Max Maxwell [COMPLETED]✔️
RomanceBELUM DIREVISI Romance + Thriller Story. [Mengandung adegan gore yang cukup banyak] DON'T COPY MY STORY! Judul Awal : Max Masters Prison Menyimpan perasaan pada seseorang, itu merupakan hak siapa pun manusia yang ada di dunia ini. Namun apa jadinya...