Part 40 : Rejection

15.7K 893 127
                                    

Gambar on mulmed : Garrison James.

Why do not you love me?

LINGKARAN di pinggangnya yang semakin erat kala dia menggeliat, membuat Gabriella kini membuka matanya dan mengerjap-ngerjap menetralisir pandangan di sekitarnya.

Hidung gadis itu segera menangkap aroma yang sangat ia kenali, aroma tubuh yang selalu membuatnya nyaman.

Gabriella melirik ke sampingnya, demi memenuhi rasa penasarannya, sontak saja ia membulatkan mata ketika menyadari perkiraannya benar.

Turun ke bawah, pandangannya kini terpaku pada tangan kekar Max yang sedari tadi melingkar memeluknya erat.
Sedangkan pemuda itu masih terlelap dengan wajah tenang dan nafasnya yang teratur menerpa wajah Gabriella.

Gabriella tersenyum, pipi gadis itu seketika merona merah dan dirinya benar-benar diliputi rasa bahagia yang luar biasa.

Bagaimana tidak?
Biasanya dirinyalah yang memeluk Max duluan, tapi lihatlah sekarang, Max yang memeluknya terlebih dahulu dari belakang yang ia yakini dari tadi malam saat mereka berdua tertidur.

Gabriella menatap lamat-lamat wajah Max, tangannya kini berada di punggung Max, mendorong tubuhnya sedikit lebih dekat lagi pada pemuda bermata hazel itu.

Gabriella menyentuhkan hidungnya dengan hidung mancung milik Max, kemudian wajahnya ia taruh di dada bidang Max, menghirup lekat-lekat aroma mint dari tubuh pemuda tersebut.

"Aku mencintaimu Max."
Bisik Gabriella sepelan mungkin, tak ingin membangunkan pemuda yang memeluknya itu.

Namun nyatanya, setelah Gabriella meloloskan kalimatnya, tubuh Max menggeliat dan mata pemuda itu segera terbuka.

Max menatap sekeliling, dan langsung mendapati Gabriella yang sedang tersenyum manis sambil menatapnya.
Max yang langsung tersadar akan keberadaan tangannya, segera melepas pelukannya dan memundurkan tubuhnya memberi jarak pada gadis blonde itu.

Gabriella terlihat tersenyum kecut. Kecewa.

"Maaf Gabriella, a-aku tak bermaksud-..."

"Kenapa minta maaf? Lalu kenapa kau menjauhiku? Aku tak masalah jika kau melakukan itu Max."
Gabriella memajukan tubuhnya lagi, berusaha mendekat pada Max.

Max yang masih mengantuk berusaha mendorong pelan bahu Gabriella, agar tak mendekat padanya.
"Gabriella aku-..."

"Sssttt diamlah."
Detik selanjutnya Gabriella langsung memeluk Max dengan erat, membuat Max bingung harus melakukan apa.

"Gabriella sudah pagi, aku ingin mandi-..."

"Tch, jangan menghindar dariku Max. Aku ingin memelukmu sebentar saja."

"Tapi-..."

"Tak ada tapi-tapian. Oh ya Max, terima kasih telah menemaniku tidur tadi malam, hm?"
Gabriella mendongak lalu memposisikan tubuhnya menjadi tengkurap.

Tangan mulus gadis itu langsung bergerak mengelus wajah Max lalu dengan gerakan cepat mengecup singkat bibir Max.

Menyadari jika Max akan memprotes perbuatannya barusan, terlihat dari raut wajahnya, Gabriella segera beranjak bangkit dari tempat tidur dan langsung masuk ke kamar mandi untuk memulai mandinya.

Sedangkan Max yang masih melongo di tempat tidur, hanya bisa menyentuh bibirnya yang baru saja dikecup dan kemudian menyadari kebodohannya jika dirinya benar-benar tak berdaya saat berhadapan dengan Gabriella.

***

Varel mematung di depan pintu kala semenit yang lalu dirinya membuka pintu utama karena mendengar suara ketukan, dan dirinya langsung dikejutkan dengan kedatangan 'wanita malam' yang biasa dipesannya saat ke club malam.

Max Maxwell [COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang