CORRA memandang tak suka ke arah Gabriella yang kini menghampirinya dengan rambut yang dibungkus handuk.
"Kau ingin mengajak Max jalan-jalan? Maaf Corra, kau harus meminta izin dulu padaku."
Kata Gabriella dingin, gadis yang berprofesi sebagai model itu terlihat menautkan tangan kanannya dengan tangan Max.Corra memutar bola matanya kesal, "Memangnya kau siapanya Max, sampai harus meminta izin dulu padamu?"
"Aku penjaga Max untuk saat ini. Jadi, mau tidak mau jika ingin berbuat sesuatu pada Max harus dapat izin dariku terlebih dahulu."
Corra berdecak kemudian segera menyentak tangan Max dari Gabriella hingga kini tangan pemuda itu beralih menjadi digenggamnya.
"Max akan pergi tanpa izin dari siapapun!"Corra akan segera menuntun Max untuk beranjak bersamanya, namun cengkeraman di lengan Max oleh Gabriella membuat pemuda itu muak hingga melepas kedua tangan para gadis tersebut.
"Sudah cukup, apa-apaan kalian!"
Gabriella dan Corra sontak memandang Max yang kini benar-benar kelihatan kesal, dan membuat keduanya mau tak mau menjaga kelakuan.
"Max, kau tak akan pergi 'kan dengannya? Ingatlah, para polisi sedang mencari keberadaanmu, aku hanya khawatir kau akan dicurigai sampai akhirnya ditangkap."
Gabriella berujar dengan lembut sembari menatap pemuda itu, berharap Max akan luluh dan mengikuti keinginannya.Corra yang menyadari ekspresi memelas yang ditunjukkan Gabriella pada Max, mendengus kesal, "Ayolah putri Ella, Max tak akan ketahuan jika ia menutup wajahnya dengan sesuatu. Lagipula ia pasti bosan lama tak merasakan udara segar. Kami hanya akan jalan-jalan sebentar menghirup dinginnya salju dan berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan. Aku benci mengatakan ini, tapi kumohon izinkan aku dan Max pergi ya?"
Gabriella mengulumkan senyumnya lalu terlihat berpikir sejenak. Gadis blonde itu kelihatan bahagia karena menurutnya Corra paling anti memohon pada seseorang, dan sekarang tak disangka gadis pecandu narkoba itu melakukannya hanya demi jalan-jalan bersama Max.
"Baiklah aku izinkan. Tapi...dengan satu syarat."
"Okay, apa itu? Cepat katakan!"
Tanya Corra antusias, dan dibalas Gabriella dengan senyuman miring, "Aku ikut bersama kalian!"Corra berdecak, "Astaga sial! Jadi kau juga menginginkan ikut bersama kami dari tadi ya! Merepotkan!"
Gabriella tertawa kecil, "Aku akan bersiap-siap dulu, kalian tunggulah!"
Gadis blonde itu berlari kecil ke arah kamarnya tanpa mempedulikan tatapan mematikan dari Corra dan tatapan keheranan dari Max.°•°•°•°
"Silahkan pasangkan cincin secara bergantian. Dimulai dari mempelai pria dulu."
Ucap sang pendeta pada pasangan yang melaksanakan pernikahan hari ini, Varel dan Nathalie.Varel segera menggerakkan tangannya mengambil sebuah cincin dan memasangkannya di jari manis Nathalie, begitu juga sebaliknya hingga dengan begitu mereka telah terikat masing-masing.
"Baiklah, silahkan sang mempelai untuk menciumi pasangannya."
Varel dan Nathalie pun segera melaksanakan perintah sang pendeta dengan menyatukan bibir mereka cukup lama hingga akhirnya menyudahinya ketika dirasa kehabisan nafas.
Orang tua dari Varel dan Nathalie yang datang menghadiri upacara pernikahan itu bertepuk tangan riuh dengan senyum bahagia terukir di bibir mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Max Maxwell [COMPLETED]✔️
Roman d'amourBELUM DIREVISI Romance + Thriller Story. [Mengandung adegan gore yang cukup banyak] DON'T COPY MY STORY! Judul Awal : Max Masters Prison Menyimpan perasaan pada seseorang, itu merupakan hak siapa pun manusia yang ada di dunia ini. Namun apa jadinya...