PAGI ini matahari yang seharusnya muncul, malah bersembunyi dibalik awan gelap yang siap menumpahkan air yang dibendungnya.
Udara khas pagi yang memang dingin, bertambah dingin sehingga membuat para manusia masih betah untuk berada di alam mimpi mereka.
Namun tidak dengan Charlie yang saat ini sedang berada di apartemen putrinya, karena pria itu yang menginap setelah sang putri dia bawa pulang dari rumah sakit jiwa.
Gabriella sudah menceritakan semua kejadian dari rencananya yang ingin menikah bersama Max hingga dirinya yang dipaksa ke rumah sakit jiwa yang terletak begitu jauh dari kota.
Tentu saja setelah mendengar hal itu dari Gabriella, membuat Charlie dan Garrison geram. Namun, Charlie juga mengomeli habis-habisan dengan pikiran bodoh putrinya karena mudah sekali mempercayai perkataan Max hanya karena cinta.
Maka dari itu, pria yang mempunyai jabatan sebagai Chief tersebut merencanakan ingin membunuh Max Maxwell bersama dengan para anggota kepolisiannya termasuk Garrison.
Gabriella yang juga mengetahui rencana ayahnya itu, hanya bisa pasrah karena cepat atau lambat pun Max akan mati untuk menanggung perbuatannya yang telah membunuh banyak nyawa.
Namun, cara yang digunakan Charlie dan para anggota kepolisiannya saat ini berbeda dengan yang coba ia lakukan waktu itu, yaitu menghukum mati Max.
Kali ini, Charlie akan menyerang pemuda bermata hazel tersebut secara langsung di rumahnya, karena menurutnya hanya dengan cara itu Max bisa musnah.Charlie meletakkan cangkir berisi tehnya, merogoh saku celananya mengambil ponsel, karena ponselnya itu bergetar menandakan ada panggilan masuk.
Charlie dengan cepat menggeser tombol hijau, ketika nama "Garrison" terpampang di layar ponselnya.
"Halo Garrison."
"Ha-halo pak. Selamat pagi."
Charlie menaikkan sebelah alisnya, "Kau kedengaran gugup, ada apa denganmu? Kau sudah memberitahu semuanya kan jika hari ini ingin menyerang Max? Apa kalian sudah bersiap-siap?"
Terdengar helaan nafas berat dari Garrison di ujung sana, "Pak, maaf sebelumnya, tapi saya punya kabar buruk."
"Katakan."
"Tomy Doveri, paman Max, melarikan diri subuh tadi."
"Apa?! Bagaimana bisa kalian lalai untuk yang kedua kalinya?!"
Garrison belum menjawab pertanyaan Charlie. Chiefnya itu kemudian menarik nafas lelah, "Baiklah, sebaiknya kalian segera bersiap-siap, siapkan senjata yang sudah kuperintahkan, dan bawa dua helikopter, kita akan menyerang Max dan juga Tomy."
"Siap! Baik pak! Kalau begitu saya akhiri teleponnya. Maaf atas kesalahan kami."
"Sudahlah."
Tut tut tut
Charlie mengumpat dalam hati sembari memasukkan kembali ponselnya dalam saku, rahang pria itu mengetat menahan emosi, "Sial! Kalian berdua akan musnah hari ini, lihat saja!"
°°°
Corra menepikan mobilnya memasuki apartemen Gabriella, keningnya berkerut ketika matanya menemukan sebuah mobil asing yang ia kenali, yang tentu saja bukan mobil milik Gabriella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Max Maxwell [COMPLETED]✔️
RomanceBELUM DIREVISI Romance + Thriller Story. [Mengandung adegan gore yang cukup banyak] DON'T COPY MY STORY! Judul Awal : Max Masters Prison Menyimpan perasaan pada seseorang, itu merupakan hak siapa pun manusia yang ada di dunia ini. Namun apa jadinya...