Part 53 : Destroyed

14.7K 836 102
                                    

SEKARANG di sinilah Kelly, di apartemen mewah milik Gabriella dan saat ini tengah duduk di sofa ruang tamu bersama dengan Gabriella, Max, dan juga Eddie.

Setelah sebelumnya Kelly dan Gabriella sempat berdebat panjang lebar karena Kelly memaksakan kehendaknya ingin ikut kemanapun Gabriella membawa Max pergi, namun akhirnya Gabriella pasrah dan segera menyuruh Fred untuk membawa kembali mobil jeep dark blue milik Max yang dibawa oleh pendeta ke rumah sakit tadi, kembali ke rumah Max.

Karena memang Fred juga bisa menyetir layaknya Eddie, maka dari itu Gabriella menyuruh bodyguardnya itu untuk mengembalikan mobil Max ke rumah pemuda bermata hazel tersebut, dan menyuruh Fred pulang langsung ke apartemen Gabriella dengan taksi setelah mengantar mobil Max. Dan Fred tentu saja belum kembali sekarang.

"Max, kau harus ganti pakaian ya, kemejamu kelihatan kotor, aku akan memesankan pakaian untukmu lewat online."
Ucap Gabriella sembari tersenyum lembut memandangi Max, tak mempedulikan tatapan mematikan yang dilemparkan Kelly yang sama-sama duduk satu sofa dengannya.

Max tersenyum tipis seraya mengangguk, "Baiklah, sebelum itu, bisakah kau antar aku untuk istirahat? Rasanya lenganku masih sakit."

"Ayo Max, biar aku saja yang mengantarmu ke kamar. Lukamu belum pulih benar----"

"Aku ingin bersama Gabriella, bukan orang asing sepertimu. Lagipula, mengapa kau mengikutiku sedangkan kita tak punya hubungan apapun?"
Kelly menelan salivanya dengan susah payah.
Nafasnya tercekat mendengar ucapan kasar yang keluar dari mulut Max barusan.

Tentu saja dia ikut ke apartemen Gabriella karena ada Max di sini, jika tidak dia juga tak berkenan untuk ke apartemen gadis yang kelihatan dekat dengan Max itu.

Bukan apa-apa, tapi sebagai kekasih Max---lebih tepatnya calon istri Max, dia cemburu jika Max dekat-dekat wanita lain.

Entah sejak kapan perasaan egois itu muncul.

Yang Kelly tau, dirinya benar-benar tak menginginkan Max mengalami kejadian di hari ini, dimana pemuda itu menjadi lupa ingatan gara-gara kepalanya terbentur lantai porselen di gereja, dan membuatnya menjadi tak mengingat kekasihnya yang sebenarnya dan malah mengingat orang yang pernah menolongnya.

Kelly tersenyum kecut, dia mati-matian menahan air matanya agar tak lolos dari pelupuk mata dengan menggigit bibir bawahnya, "Aku bukan orang asing Max, percayalah."

Gabriella menggelayut manja pada lengan kokoh Max, "Kelly, seharusnya kau mengerti keadaan Max, dia ingin dekat denganku saja sekarang karena dia hanya mengingatku. Jadi, kumohon menjauhlah, aku tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Max."
Setelah mengatakan itu, Gabriella segera membawa Max ke dalam kamarnya tanpa mempedulikan sorot kebencian sekaligus sendu dari Kelly.

Kelly tersentak saat tepukan di bahunya membuatnya segera membalik badan, dan menemukan Eddie sedang tersenyum kikuk padanya, "Hai, namaku Eddie, salah satu bodyguard nona Gabriella."

Kelly menaikkan sebelah alisnya, hanya memandangi tangan Eddie yang menunggu jabatannya.

Eddie menghela nafas dan menarik tangannya kembali karena tak kunjung mendapat balasan, "Baiklah, aku tau kau sedang patah hati karena kekasihmu si Max itu lebih mengingat nona Gabriella dibanding dirimu. Tapi, jangan acuhkan aku. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan padamu."

Kening Kelly ikutan berkerut mendengar ucapan yang baru saja keluar dari pria di hadapannya, "Biar kukoreksi ucapanmu barusan, Max adalah calon suamiku. Kau bilang, ingin bertanya padaku? Kenapa harus aku?"

"Ah baiklah. Tentang ingin bertanya...karena kau kelihatan tau mengenai hubungan nona Gabriella pada keka---maksudku calon suamimu."

"Hubungan apa maksudmu?"

Max Maxwell [COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang