Part 29 : Unexpected Help

18.6K 1.1K 84
                                    

GARRISON terdiam beberapa lama, sebelum akhirnya menghembuskan nafas.
"Maaf, pak. Saya belum bisa melakukan hukuman mati untuk Max Maxwell, dia bahkan belum mengungkapkan detail kejadian pembunuhan yang dilakukannya, sebaiknya kita tak usah terburu-buru."

Charlie mengernyit, "Kau pikir ini bisa ditunda? Ini sudah jadi keputusanku, dia pantas dihukum mati karena sudah menewaskan putraku."

"Tapi pak---"

"Tak ada tapi-tapian Garrison James! Kau mengerti diriku 'kan? Aku paling tak suka ada yang membantah keputusanku. Dan keputusanku sudah bulat, Max Maxwell harus dijatuhi hukuman mati, aku ingin ia menerima ganjaran atas perbuatannya, karena telah menghabisi nyawa anakku."

Garrison hanya bisa mengangguk dan menandakan menerima tugas yang Charlie berikan. Ia tak bisa menolak, tentu saja.
Meskipun dirinya hanya mendapat pengakuan dari Kelly Collins, yang mengaku sebagai teman Max Maxwell itu, tapi ia terpaksa harus memberi hukuman mati pada mahasiswa University Achievement tersebut.

"Baiklah, saya kembali ke kantor dulu pak Charlie."
Pamit Garrison dan segera beranjak dari kursinya, diikuti dengan Charlie yang melakukan hal yang sama.

"Aku harap kau mengerjakan tugas dengan baik. Aku percaya padamu Garrison, kau adalah tangan kananku."
Charlie menepuk sebelah pundak lelaki bermata biru di hadapannya, kemudian memberinya senyuman tipis.

Garrison ikut tersenyum samar, lalu memberi hormat pada Charlie.

Laki-laki ber'iris biru itu segera melangkahkan kaki keluar dari ruangan milik Charlie.

***

"Apa maksudmu?"
Max menaikkan sebelah alisnya, lengannya yang ditarik oleh Gabriella menuntunnya mendekat pada gadis itu.

"Aku akan membebaskanmu dari sini, anggap saja itu balasan atas pertolonganmu waktu itu."
Bisik Gabriella tepat di telinga Max, membuat Max semakin bingung.

"Kau akan membebaskanku dari sini? Bagaimana caranya?"

"Max, aku punya teman yang ahli dalam hal kabur dari penjara. Dia seorang pecandu narkoba, dan pernah ditangkap beberapa kali, namun juga selalu berhasil kabur. Aku akan meminta tolong padanya, bagaimana?"
Gabriella menjauhkan sedikit jaraknya pada Max, gadis itu dapat menangkap aroma tubuh Max yang begitu memabukkan, dan entah kenapa saat berada sedekat itu dengan Max, membuat jantungnya berpacu menjadi lebih cepat.

"Apa kau serius?"

Gabriella mengangguk.

"Waktunya sudah habis, Max Maxwell kau harus segera masuk ke sel-mu lagi."
Ucap salah seorang polisi yang sedari tadi berada cukup jauh dari Max dan Gabriella, menunggu mereka berbicara.

"Tunggu sebentar lagi."
Balas Gabriella sambil melirik petugas polisi itu, membuat polisi tersebut segera kembali ke tempat asalnya.

"Jadi Max, apa kau setuju?"

"Gabriella, kenapa kau ingin menyelamatkanku?"

"Sudah kubilang 'kan, aku ingin membalas budi padamu. Cepatlah memberi keputusan, waktu tambahannya hanya sedikit."

"Baiklah, aku menerimanya. Kau tau? Sebenarnya aku menolongmu dengan ikhlas, tapi untuk situasi sekarang aku akan menerima pembalasanmu."

"Bagus Max. Kau harus ke toilet tepat jam 12 malam nanti, toilet di sini mempunyai ventilasi udara, dan kau hanya perlu mengintip kedatangan temanku, setelah itu dia akan melakukan tugasnya menyelamatkanmu."

Max Maxwell [COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang